AFFAIR WITH UNCLE

Happy Reading

.

.

Tidak berapa lama akhirnya Leanna sampai di mansion, dari café ke mansion hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dan itu lumayan jauh. Mungkin kalau pakai sepeda bisa 30 menitan lah. Naik gojek mungkin yang tercepat tetapi ia juga harus berhemat. Leanna harus memesan gojek 5 menit sebelum pulang, karna nunggunya yang lama maka dari itu ia selalu memesan terlebih dulu.

Leanna pun turun dari gojek lalu masuk ke gerbang disana sudah ada satpam yang berjaga untuk membukakan gerbangnya.

“Baru pulang non?" tanya satpam.

“Iya pak. Saya permisi dulu pak.” setelah menjawab pertanyaan satpam, Leanna langsung masuk dan berjalan menuju pintu utama.

Energi Leanna benar-benar terkuras seharian bekerja ditambah ia juga harus berjalan dari gerbang menuju pintu utama mansion yang sangat jauh sekali mungkin 5 menitan baru sampai di pintu utama.

Tetapi ia tidak mengeluh karna ini bukan pertama kalinya Leanna bekerja, dulu sewaktu ibunya masih hidup, ia selalu membantu ibunya berladang di jogja. Tapi sekarang ibunya sudah tidak ada jadi harus bisa mandiri walaupun numpang dirumah tantenya. Sedikitpun tidak ingin menyusahkan tantenya.

Leanna masuk ke dalam mansion, ketika membuka pintunya tidak terkunci. Ia langsung masuk saja dan didalam sangat gelap, orang-orang sudah pada tidur. Saat ingin masuk kekamarnya ada suara seseorang yang menghentikannya, asal suara itu dari arah tangga dan lampu juga seketika menyala.

“Dari mana kamu? Jam segini baru pulang," tanya Sheilla, menghampiri Leanna dan berada dihadapannya.

“Em anu tante-…”

“Dari mana?” kali ini Sheilla berkata dengan intonasi suara yang agak keras.

“Lea baru pulang kerja tan,” jawab Leanna.

“Kerja dimana kamu?" tanya Sheilla lagi.

“Lea jadi pelayan café tan,” jawabnya.

“Kok ga ijin dulu sama saya,” ucap Sheilla dengan tangan bersedekap.

“Maaf tan lea lupa, tapi lea udah ijin kok sama om Ravin," ucap Leanna merasa sangat gugup takut tantenya berteriak lagi.

“Kamu ya bener-bener, saya udah pernah bilangkan sama kamu kalau ada apa-apa ijin nya sama saya bukan suami saya," Sheilla menarik rambut Leanna, karna sudah sangat emosi.

“Awwhh sakit tan," ringis Leanna kesakitan karna rambut nya ditarik.

“Apa jangan-jangan kamu ada hubungan sama suami saya. IYA?" teriak Sheilla menujuk muka Leanna, tangannya juga masih menarik rambut Leanna.

Raut wajah Leanna seketika menegang, ia terdiam. Rambutnya yang ditarik juga tidak berasa sakit sama sekali.

“Jawab, kenapa diam hah.” emosi Sheilla memuncak saat Leanna hanya diam saja.

.

.

Ravindra pov

Aku melihat Sheilla yang asik dengan ponselnya sendiri pun, memutuskan keluar dari kamar dan menuju ruang kerjaku, mengecek berkas-berkas yang ku bawa dari kantor. saat fokus dengan dokumen tiba-tiba ponsel ku berdering. aku melihat siapa yang menelpon, saat melihat namanya akupun langsung mengangkatnya.

"Ada apa sam?"

"begini tuan saya ingin melaporkan, jika nona Leanna bekerja di cafe ‘Cappuccinories Coffe’ milik istri pak Handian Widjaja tuan, ia juga diantar sama anak Arnatha, kolega tuan,"

"kerja di cafe,"

"Iya tuan,"

"Apa mereka ada hubungan,"

"tidak tuan, sepertinya mereka hanya berteman saja dan anak Arnatha hanya membantu nona Leanna memberi perkerjaan, ia juga keponakan istri pak Handian, tuan,"

"Suruh orang-orangmu untuk mengawasi Leanna 24 jam, awasi dari jauh saja,"

Setelah aku memberi perintah ke Samuel, sambungan telpon ku matikan. Sesudah ku matikan, aku mendengar suara keributan dari bawah. Memang pintu ruang kerja ku tidak tertutup rapat jadi aku bisa mendengar suara teriakan Sheilla yang sangat keras.

"Ada apa lagi dengan Sheilla." kata Ravindra berbicara sendiri.

Segera aku bergegas keluar dari ruang kerja ku, dan menuruni tangga. Hingga aku melihat tangan Sheilla menarik rambut Leanna.

.

.

“SHEILLA!" teriak Ravindra, masih dari atas tangga dan Sheilla melihat ke arah tangga.

“Sheilla lepaskan tangan mu dari Leanna," ucap Ravindra. Sheilla akhirnya melepaskan tangannya.

“Kalian berdua ada hubungankan?" tanya Sheilla menunjuk Leanna dan Ravindra bergantian.

“Engga tan, lea gaada hubungan apa-apa sama om Ravin." bohong Leanna, tidak ingin tantenya tahu.

Karna tidak ingin Sheilla bertanya yang terlalu jauh lagi Ravindra menarik tangannya menuju kekamar tapi tidak dengan naik tangga melainkan menggunakan lift.

“Tunggu sebentar vind," Sheilla melepaskan tangannya dari cekalan Ravindra.

“Saya cuman mau bilang, besok kosongkan kamar ini dan kamu mulai sekarang tinggal di pavilium pelayan sama Bi Surti," beritahu Sheilla.

“Tapi kenapa tan?” tanya Leanna.

“Saya tidak ingin mertua saya tahu, kalau saya punya keponakan dari kampung seperti kamu,” ucap Sheilla.

“Iya tan," Leanna hanya bisa mengangguk pasrah, melawan itu tidak mungkin. Ia takut diusir semantara dia belum punya uang untuk menyewa tempat tinggal jadi menurut saja apa yang diperintahkan.

“Sheilla!” panggil Ravindra.

Sheilla dan Ravindra naik keatas menuju kamar mereka.

****

Bersambung. . .

Follow juga ya!!

Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.