NovelToon NovelToon
My Ustadz My Husband

My Ustadz My Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Sudah Terbit / Perjodohan / Poligami / Patahhati
Popularitas:21.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: SkySal

(DALAM TAHAP REVISI!)

Di pertemuan pertamanya dengan Ustadz pembimbingnya yang bernama Bilal, putra kiai Khalil pemilik pondok pesantren Al Hikmah di Jakarta. Asma Azzahra hanyalah gadis remaja yg manja, ceria dan ke kenak kanakan sekalipun ia adalah putri dari seorang kiai pemilik yayasan Ar Rahman di desa nya. Asma menjadi dekat dengan Ustadz yg membantunya menyelesaikan ujian kelulusannya itu.
Dan beberapa hari setelahnya, Sang Ustadz memperkenalkan istri nya yang bernama Khadijah, wanita dewasa yg anggun. Asma menyambut perkenalan itu dengan senang hati.
Namun di hari berikutnya, sebuah kenyataan yg tak pernah ia bayangkan menghantam nya, saat sang Ayah mengatakan Bilal adalah suaminya dan Khadijah adalah madunya.

Ig @Skysal
Fb SkySal Alfaarr

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25

"Hiks...hiks..hiks..." Asma memeluk dirinya sendiri dengan erat dan terus menangis walaupun Bilal sudah berusaha menenangkan nya dan menjelaskan tidak terjadi apa apa di antara mereka.

Asma yg terbangun sangat terkejut mendapati ia tidur satu ranjang bersama Bilal. Itu membuat nya marah dan takut dalam waktu yg bersamaan. Seumur hidup, ini pertama kali nya dia tidur satu ranjang bersama seorang pria selain ayah dan kakak sulung nya.

"Zahra... sudah dong Sayang nangis nya. Aku ... aku bahkan engga meluk kamu. Lihat! kamu disini, dan aku di sini" seru Bilal mencoba menjelaskan untuk yg kesekian kali nya, namun bukannya mencoba mengerti Asma malah semakin menjadi nangis nya.

"Hiks...sudah...hiks... ku bilang. Aku engga mau... hiks hiks... Abi.. hiks hiks..." Bilal mengusap wajah nya kasar dan sekarang entah bagaimana lagi dia akan menjelaskan pada Asma.

"Zahra... aku engga tega liat kamu di sofa, makanya aku pindah ke ranjang. Cobalah mengerti istri ku sayang. Aku... aku engga ngapa ngapain kamu kok, aku juga engga akan melakukan apapun tanpa se izin mu, percaya sama aku ya.,please?"

"Kamu jahat"

"Zahra... ayolah. Berhenti nangis nya, ya!" Bilal mengangkat tangannya hendak menghapus air mata Asma namun Asma menepis tangan Bilal.

Bilal memandang Asma yg masih terus terisak, ia melirik jam dinding yg menunjukan pukul setengah 4.

"Oke , jadi kamu engga mau berhenti nangis?" Bilal bertanya dengan suara beratnya "Kalau engga mau berhenti juga aku...." Bilal berfikir apa yg harus dia lakukan supaya istri kecil nya ini berhenti menangis "Aku cium nih" kata kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya, bukan hanya Asma yg tampak terkejut mendengar kata kata spontan Bilal itu, bahkan Bilal sendiri pun terkejut. Asma seketika menutup mulutnya rapat rapat dan menghentikan tangis nya. Melihat itu, tentu saja Bilal senang

"Berhasil " batin nya bersorak tak menyangka ancaman itu membuat Asma diam seketika. Asma menatap horor pada Bilal. Walaupun bibir nya masih bergetar tapi tak lagi terdengar isakan.

"Nah, begitu. Seranjang itu hal wajar bagi suami istri" ucap Bilal kemudian ia pun merangkak turun dari ranjang " Sekarang siap siap kita sholat malam, mumpung sudah bangun" Asma tak menjawab, ia hanya menundukkan kepalanya sambil terus memegang selimut yg menutupi tubuh nya yg masih berpakaian sangat lengkap itu bahkan masih dengan hijab nya.

"Dan satu hal lagi" Bilal membungkukkan badan sehingga wajahnya begitu dekat dengan wajah Asma, tentu saja itu membuat Asma beringsut mundur "Kamu harus selalu percaya sama aku, Zahra, kalau aku bilang engga terjadi apa apa, berarti enggan terjadi apa apa. Kalau aku bilang aku engga ngapa ngapain ya berarti memang aku engga ngapa ngapain, faham?" Asma tetap menunduk dan sama sekali tak merespon ucapan Bilal, Bilal lebih mendekatkan diri lagi pada Asma "Faham engga?" Asma masih enggan menjawab. Ia bahkan menahan nafas saat ini saking dekatnya wajahnya dengan wajah Bilal "faham atau aku cium nih?"

Asma melotot dan panik dengan ancaman Bilal, dengan suara tersendat ia pun menjawab.

"F..fa..fa...faham faham" ia mengangguk anggukan kepala dengan cepat.

"Bagus, gadis pintar" Seru Bilal dan mengusap pucuk kepala Asma dengan tangannya. kemudian ia pun pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, Bilal tak bisa menahan senyum lebar nya setelah apa yg terjadi. Entah bagaimana dia bisa sangat mencintai gadis konyol itu?

Dan ancaman ciuman? Istri mana yg takut dengan ancaman itu? Mengingat ekspresi Asma saat Bilal mengatakan akan mencium nya, membuat Bilal tertawa.

"Istri kecil ku yg lucu"

.

.

.

"Sampai ketemu di rumah ya, Nak. Jangan lama lama pulang nya, pekerjaan mu sudah numpuk disana" ucap Ummi Mufar pada Bilal.

Saat ini, keluarga nya sudah bersiap pulang. Sementara Bilal, Khadijah dan Asma akan segera menyusul. Mereka yakin Asma pasti masih ingin bersama keluarga nya untuk sementara waktu. Sebenarnya, Khadijah juga ingin pulang bersama keluarga nya, tapi entah kenapa Asma melarang nya dan meminta Khadijah tetap tinggal dan pulang bersama dia dan Bilal. Setelah apa yg Khadijah lakukan pada Asma, Khadijah tentu tak bisa mengabaikan permintaan Asma karena kehidupan yg Asma jalani sekarang, Adalah karenanya.

"Telepon kalau sudah sampai, ya. Dan kamu juga adik kecil ku" Bilal mengusap kepala Shofia.

"Aku bukan adik kecil kakak lagi, aku sudah menikah" Ah ya, si bungsu Shofia, dua tahun lebih tua dari Asma, dan ia sudah menikah di mekkah waktu itu, bersamaan dengan ijab kabul yg di lakukan Bilal. Namun sayang suami nya tak bisa datang karena berada di Mekkah sejak beberapa hari yg lalu.

"Aku tahu, tapi tetap saja kamu adik kecil kakak" ucap Bilal. Shofia pun menghampiri Asma dan berpamitan padanya.

"Cepat cepat pulang ya kakak ipar" ucapnya sembari memeluk Asma. Asma sedikit canggung, dia lebih muda tapi Shofia tetap memanggilnya kakak ipar, Asma hanya mengangguk dengan senyum tipis di bibir nya.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tua Asma, keluarga Bilal pun segera di antara ke bandara oleh Adil, dan Bilal.

Setelah mereka semua pergi, Asma segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Ia menatap kamarnya yg sekarang sudah ada dua penghuni di dalamnya.

Asma melihat jas Bilal yg masih tergeletak di sofa dan kemeja Bilal yg ada di keranjang baju kotor. Asma merasa sangat aneh dengan situasi ini.

"Aku harus terbiasa kan dengan semua ini?. uffff... kenapa dia selalu bisa memaksa ku melakukan sesuatu sih?" Asma mengambil jas Bilal dan melemparnya ke dalam keranjang.

"Asma, keluar untuk sarapan" panggil Aisyah dari luar kamarnya.

"Iya, sebentar lagi" seru Asma.

Asma pun bergabung bersama kakak kakaknya untuk sarapan.

"Bi, nanti beresin kamar Asma ya" ucap Asma pada Bi Ida.

"Iya Ning Asma"

"Asma" panggil Aqilah "Mulai sekarang kamu harus belajar membereskan kamar mu sendiri, apa lagi kalau nanti kamu tinggal bersama Bilal"

"Kenapa? Apa dia engga punya ART di sana?"

"Bukan begitu, tapi status mu sebagai seorang istri, harus bisa mengurus suami dan kebutuhan nya, kamu juga harus belajar membereskan kamar mu sendiri, setidaknya belajar merapikan ranjang dengan benar"

Mendengar ceramah Aqilah yg panjang lebar, Asma hanya menanggapi nya dengan gumaman.

"Dek, aku serius. Kamu engga akan selama nya jadi anak kecil kan?"

"Iya iya Mbak..." jawab Asma setengah menahan rasa kesal nya. Kemudian Khadijah datang dan bergabung bersama mereka. Khadijah duduk di samping Asma.

"Jadi, kapan rencana kalian akan kembali ke jakarta" tanya Aisyah pada Khadijah.

"Itu terserah Mas Bilal aja"

"Aku masih mau disini" sambung Asma dengan cepat

"Iya, kami mengerti Asma, tapi Mas Bilal sudah meninggalkan pekerjaan nya cukup lama. Hubab tidak bisa meng handle nya sendirian" Asma melirik Khadijah sekilas kemudian tanpa berbicara lagi, ia melanjutkan makan nya dalam diam.

.

.

.

Sudah seminggu sejak hari pernikahan nya bersama Bilal. kini Asma harus ikut Bilal pulang. Padahal, rasanya dia ingin lebih lama lagi tinggal bersama keluarga nya. Tapi apa lah daya, sekarang status nya adalah seorang istri yg harus ikut kemana suami nya pergi dan tinggal.

"Tidak perlu membawa banyak baju. Nanti kita bisa beli disana" mendengar ucapan Bilal, Asma menghentikan aktifitas nya yg saat ini sedang memasukan beberapa pakaian nya ke dalam koper.

" Hm" gumam Asma tapi ia mengabaikan ucapan Bilal. Ia tetap membawa pakaian yg cukup banyak. Bilal hanya bisa menggelengkan kepala.

"Kenapa pakaian mu belum di bereskan?" tanya Asma yg melihat Bilal malah memasukan pakaian nya ke dalam lemari Asma.

"Aku akan meninggalkan pakaian ku disini, jika suatu hari kita pulang kesini, aku engga perlu lagi repot repot bawa baju" Asma hanya ber oh ria dengan jawaban Bilal. Setelah mengemasi semua barang nya, ia pun menghampiri kedua orang tuanya yg saat ini ada di kamar nya.

"Ummi... Abi..." panggil nya pelan dengan suara bergetar menahan tangis.

"Loh, kok mau nangis, kenapa?" tanya Ummi nya sambil menyambut Asma kedalam pelukan nya

"Asma masih pengen disini" rengeknya

"Sayang, nanti kan Ummi sama Abi bisa berkunjung ke rumah kalian, dan jika liburan pesantren, Asma juga bisa mengajak Bilal pulang"

"Putri Abi sudah besar, harus bisa bersikap dewasa ya, Nak. Jangan ke kenak kanakan terus" nasehat ayahnya yg hanya di jawab dengan anggukan oleh Asma.

"Sekarang sebaiknya kamu siap siap, takutnya nanti ketinggalan pesawat"

"Sudah kok" Jawab Asma sembari mengucek mata nya yg sudah berkaca kaca.

Ia dan kedua orang tuanya nya pun keluar, rupanya di ruang tamu sudah ada sepupu nya dan juga paman dan bibinya.

"Hem... aku pasti kangen banget sama kamu, ratu drama Asma" Seru Lita dan memeluk Asma, di ikuti juga Marwah dan Arini.

"Iya, engga ada yg ngerepotin kita lagi nanti " sambung Arini.

"Jadi selama ini aku ngerepotin kalian?"

"Iya, banget. Soalnya kalau kamu berulah, kita juga kena imbas nya" sela Marwah membuat Asma mencebik kesal.

"Ya itu gunanya saudara. "

Setelah puas berpelukan bersama sepupu sepupu nya, Asma kini berpamitan pada paman , dan bibinya nya. Kemudian pada kakak kakak nya.

"Jaga diri baik baik ya, Dek. Ingat, harus tetap belajar. Pendidikan itu sangat penting "

"Iya mbak Aisyah" Aisyah memeluk Asma dan mencium kening dan kedua pipi nya. Setelah Aisyah, Kini Asma berhadapan dengan Adil. Di antara semua nya, Adil satu satu nya yg selalu bersikap tegas pada Asma. Tapi Asma juga tahu, Adil sangat mencintai nya.

Asma bersalaman dan mencium tangan kakak sulung nya itu. Adil memeluk Asma dengan erat dan mencium pucuk kepala Asma bekali kali.

Ia sangat mencintai adik kecil nya ini. Saat di lahirkan, Adil lah yg pertama kali menggendong nya, Adil yg mengadzani nya, dan Adil juga yg memberikan nama cantik itu pada adik nya yg sangat cantik.

"Jaga diri ya, Sayang. Telepon Kaka kalau butuh sesuatu" Asma mengangguk dan mengeratkan pelukannya "Dan satu hal lagi " Adil melepaskan pelukannya, ia membingkai pipi Asma dengan kedua tangan nya.

"Sampai kapan pun dan apapun yg terjadi, kamu akan selalu jadi adik kesayangan kakak, yg paling kakak cintai" Adil mencium pipi Asma dengan sayang "Dan ingat baik baik, Dek. Sekarang kamu adalah seorang istri, tanggung jawab mu besar dan engga akan mudah. Tapi apapun yg tejadi, kamu harus selalu bersama suami mu, selama dia berada di jalan yg benar, kamu harus selalu mendukung nya. Dan yg terpenting, kamu harus bisa menjaga kehormatan suami mu, karena kehormatan seorang suami adalah pakaian bagi istri nya begitu juga sebalik nya. Jika terjadi sesuatu dalam rumah tangga mu, jika ada aib di dalam nya, jagalah itu agar tetap berada dalam rumah mu. Jika pun misalnya kau ada masalah, maka bicara lah dengan orang yg benar dan bijak untuk mendapatkan solusi bukan untuk mengeluh. Jangan bicarakan kekurangan suami dengan siapa pun, bahkan pada orang tua mu sekali pun, kamu faham kan?"

Asma mengangguk dan kembali memeluk kakaknya. Ia tak bisa membendung air mata nya akan berpisah dengan keluarga nya.

"Sudah jangan menangis" Adil menghapus air mata Asma yg mengalir di pipi nya.

Kemudian ia pun memeluk Kaka iparnya, Fatimah dan juga si kecil Yasmin.

"Nanti Yasmin jagain kamar tante, jangan khawatir" seru Yasmin dengan suara cempreng nya.

"Makasih sayang, tapi yg terpenting, jagain nenek sama kakek ya"

Aqilah menarik tangan Khadijah dan kemudian menyatukan nya dengan tangan Asma. Membuat Asma mengernyit bingung. Kemudian Aqilah membawa tangan Khadijah dan Asma pada perut nya.

"Keponakan kalian ada disini " Seru Aqilah dengan senyum sumringah nya. Asma tampak terkejut namun juga sangat senang dengan kabar itu. Sementara Khadijah pun menjadi sangat terharu dengan kehamilan Aqilah.

"Apa itu benar, Aqilah? kamu hamil?" tanya Khadijah dengan mata berkaca kaca. Ia terharu dan ikut merasakan kebahagiaan Aqilah. Betapa beruntung nya Aqilah.

"Iya, sudah 2 bulan dan 2 minggu,"

"Mbak, Semoga Allah menjaga Mbak dan janin Mbak " Asma memeluk Aqilah, ia pun tak bisa menyembunyikan kebahagian nya.

"Insya Allah, semoga Allah memberikan kalian kebahagian yg sama" Asma dan Khadijah saling pandang mendengar ucapan Aqilah. Namun Asma dengan cepat membuang muka dan ia lanjut berpamitan pada suami Aqilah dan Aisyah.

Bilal dan Khadijah juga berpamitan pada keluarga Asma satu persatu.

"Aku titip adikku ya" seru Adil pada Khadijah dan Bilal.

"Iya, insya Allah kami akan menjaga nya dengan baik"

"Terima kasih, Khadijah. Kebaikan mu tidak bisa di ragukan lagi"

"Abi, Ummi, doakan kami" ucap Bilal dan bersalaman pada mertua nya.

"Selalu, Nak"

▪️▪️▪️

Tbc.....

1
Ida Sriwidodo
Setelah baca ber bab2 akhirnya tergelitik juga pen' komen disini..

Bilal mungkin benar, Khadijah ngga sengaja mengabaikan wa dan telp Asma.. tapi akibatnya fatal!
2 nyawa melayang!
Dan bagaimana klo andainya.. jiwa Asma juga tidak tertolong karena pendarahan hebat?
Apakah Bilql masih bisa percaya dan memaklumi Khadijah?

Dan gimana.. klo posisisnya dibalik?
Asma di posisi Khadijah dan Sebaliknya.. apakah Bilal masih berpikir sama?

Dan 'perbuatan tidak sengaja' Khadijah ini di perparah dengan sikap pengecutnya!
Demi supaya Bilal ngga tau.. wa dan history call Asma di hp Bilal di hapus!
Ngga sengaja okee.. tapi menghilangkan jejak? 😱😱🤔🤔
Berarti sudah ada unsur kesengajaan kan.. supaya Bilal ngga tau klo istri tersayangnya dalang kemalangan Asma! 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Laila Atstanie
novel poligami paling sukses menurut ku bagus untuk dibaca tpi gak sanggup untuk ditiru
Alejandra
Jadi pada akhirnya, saling mengikhlaskan, saling memuji, menghilangkan amarah dan cemburu...
Alejandra
Kadang bingung dengan sikap Bilal, sebenarnya siapa yang dia cintai...
Alejandra
Pertanyaan Bilal seolah" memojokkan Asma. Waktu dia membohongi Bilal ketika dia dirawat di rumah sakit, bukankah itu secara sengaja, dia tidak menginginkan Bilal menghabiskan waktu bersama Asma...
Alejandra
Tulus yang diiringi dengan sifat egois, iri hati, dan serakah...😏😏😏
Alejandra
Bukankah dia memang sengaja mengabaikan pesan Asma. Dia sudah tahu kondisi Asma sebelumnya, seharusnya pas ada pesan Asma, dia langsung mencari Bilal, tapi yang ada dia lebih memilih bersama teman"nya...
Alejandra
Ingat pengorbanan Asma lebih besar darimu, kamu hanya mengorbankan perasaan, sementara Asma mengorbankan masa remajanya, mungkin juga masa depannya, perasaannya, bahkan hal kecilpun dia korbankan. Tapi sekali lagi, hanya pengorbanan Khadijah yang terlihat...
Alejandra
Masih tetap Khadijah yang diutamakan, dan Khadijah masih belum cukup dengan semua pengorbanan Asma. Hanya Khadijah yang melakukan pengorbanan besar, sementara Asma tidak melakukan apapun, perempuan ini benar" egois...
Alejandra
Kenapa Khadijah yang mengatakan kepada Ummi, kesannya disini Asma yang egois jadinya. Sementara Asma tidak pernah mengatakan apa yang terjadi dalam hidupnya, kenapa tidak membiarkan Bilal yang berbicara pada Umminya. Disini masih terlihat sifat egois Khadijah...
Alejandra
Memang itulah kenyataannya...
Alejandra
Masih tetap nggak sadar" nich orang...
Alejandra
Bukankah itu kenyataannya Mbak, Asma tidak pernah main belakang. Kalau dia marah maka dia memperlihatkannya secara langsung, bukan seperti Mbak-nya yang mempunyai banyak topeng...
Alejandra
Dini bukan Mila...
Alejandra
Tidak akan ada yang berubah meskipun tinggal terpisah, masalahnya tetap dihati yang tidak ikhlas. Sekalipun terpisah, akan tetap menyimpan cemburu karena terus"an memikirkan yang tidak" saat suaminya bersama dengan madunya...
Alejandra
Cih, gayamu Mbak, padahal pengen joget saking senangnya...
Alejandra
Astaghfirullah...
Alejandra
Jadi maksudnya Mbak Khadijah yang menempati rumah baru, sementara Asma menempati rumah lama. Benar" egois wanita satu ini, katanya perempuan dewasa,Sholehah, baik, yang rela melakukan pengorbanan besar untuk suaminya, ternyata oh ternyata kelakuannya lebih buruk dari Asma yang masih remaja...
Wahyu Ganteng: Afwan 🙏 ukhty tidak ada yang lebih baik selain dari bacaan Al Quran dan hadits sahih 😊
total 1 replies
Alejandra
Bagaimana dengan Zahra yang kehilangan suaminya lebih dari 2 Minggu, emang dasar munafik nich Mbaknya...
Alejandra
Tetap saja egois, bahkan memanfaatkan sakitnya agar Bilal tidak bisa bersama Asma. Makanya Mbak jangan sok ikhlas dipoligami...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!