Reinkarnasi Dewi Kematian

Tianzy sangat marah saat melihat Zhu menangis seperti itu, Dia pun berniat untuk menjemput Zhu yang berada di dunia bawah tetapi kedua orang tua nya begitu melarang nya.

Tianzy hanya bisa menahan amarahnya dan menunggu Zhu selesai melakukan tugasnya itu.

Saat ini Zhu berada di istana nya, kakek Zhang Yang melihat Zhu sedang di bawa oleh Albert dengan keadaan tak sadarkan diri pun menjadi panik.

"Apa yang terjadi dengan yang mulia?" tanya kakek Zhang dengan panik.

Momo pun menceritakan kejadian tadi dengan jelas "Apaa? Astaga..."

Zhu masih terbaring di ranjang nya, badannya terasa sangat dingin.

"Apa kalian tahu cara menyembuhkan nya?" tanya fengyi yang masih setia mengikuti Zhu.

"Ntah lah, kami pun tak tahu apa yang terjadi dengan yang mulia saat ini"

Saat mereka tengah asik berdiskusi mereka di kejutkan dengan kedatangan tianzy. Tianzy segera memegang tangan Zhu yang sedingin es itu.

"Zhu'er....."Ucap tianzy lirih.

Tianzy tak memperdulikan mereka yang berada di dalam ruangan Zhu, tianzy hanya fokus kepada Zhu.

Fengyi yang melihat mereka sangat akrab pun sangat penasaran dengan tianzy begitu pun dengan kakek Zhang.

"Siapa dia?" tanya fengyi dan kakek Zhang bersamaan.

Sebelum mereka bertiga menjawab tianzy segera menyela perkataan nya "Aku akan membawa nya pergi ke istana ku untuk sementara waktu" ucap tianzy dengan datar.

"Siapa kau? Ada hubungan apa kau dengan adikku?" tanya fengyi dengan tajam. Tianzy menatap fengyi dengan tersenyum miring.

"Kau sangatlah tidak pantas menjadi kakak dari calon istri ku" ucap tianzy dengan pedas.

"Kau...apa maksudmu hah? siapa kau bisa seenaknya mengaku calon suami adikku?" marah fengyi.

"Maxi bukankah kau tahu siapa aku?" tanya tianzy kepada Maxi.

"Iya yang mulia lord" ucap Maxi dengan tegas.

"Bagus, kalau seperti itu aku akan membawa nya pergi ke istana ku" Tianzy segera memangku Zhu dan langsung pergi menghilang.

Fengyi dan kakek Zhang hendak mengehentikan nya tetapi mereka di cegah oleh Momo dan Albert.

"Kenapa kalian diam saja? apakah benar dia calon suami yang mulia?" tanya kakek Zhang.

"Bagaimana kalau sesuatu terjadi kepada adikku, kenapa kalian mengentikan ku" marah Fengyi kepada mereka bertiga.

"Tenanglah... Aku yakin yang mulia aman bersama nya" balas Momo dengan santai.

"Memang siapa dia? Apakah dia sangat kuat? apakah dia orang yang hebat?"

"Tidak hanya kuat dan hebat tetapi dia juga sangat lah berkuasa"

"Apakah kalian tahu siapa penguasa dunia paling atas? " Tanya Albert

"Kaisar ley" jawab fengyi dan kakek Zhang

"Benar, Dan yang kalian lihat tadi adalah putra nya yang mulia lord tianzy calon suami yang mulia Zhu" jawab Momo dengan girang.

"APAAAAA" kakek Zhang dan fengyi terkejut bukan main, apakah akan di hukum setelah kejadian tadi?

pantas saja dia bilang kalau aku tidak cocok menjadi Gege nya T_T

"Oleh karena itu kami sangat percaya padanya, lagipula kaisar ley dan permaisuri Jia juga sangatlah menyukai yang mulia"

akhirnya mereka berdua paham dan tenang kau Zhu sudah berada di tangan orang yang cepat.

***

Saat ini tianzy sedang berada di aula istana langit dengan Zhu yang berada di pangkuan nya. Terlihat wajah kekhawatiran tianzy.

"Cepatlah anak bodoh! apa kau tidak bisa berjalan dengan cepat?" marah permaisuri Jia kepada tianzy.

"Apa ibu lihat kalau aku sudah berjalan dengan cepat?" kesal tianzy.

"Cepatlah jangan banyak bicara" ucap kaisar ley.

Zhu di letakan di kamar tianzy dengan hati hati, Saat tianzy hendak duduk di samping Zhu dia terkejut saat tiba tiba ibu nya mendorong nya dengan kencang hingga membuatnya tersungkur di lantai dengan tidak elit nya.

"Awwww" ringis tianzy yang merasakan perih di jidat nya. Tianzy menatap ibu nya dengan sengit tetapi sang ibu hanya acuh dan tidak melirik nya sedikit pun.

"Suamiku apa kau sudah menghubungi tabib istana?"

"Sudah, mungkin sebentar lagi akan sampai. tenanglah " ucap kaisar ley menenangkan istrinya itu.

"Ck... ibu apa kau tidak memiliki perasaan hah? aku calon suaminya! jadi aku yang berhak berada di samping nya." marah tianzy dengan wajah yang sudah memerah.

"suami apa hah? aku tidak mau putri ku memiliki suami bodoh seperti mu!" ujar nya dengan sengit.

"Putri mu? ibu... dia calon istri ku bukan putri mu!"

"Ibu akan mengangkat nya menjadi putri ku dan kau hanya sebagai Gege nya bukan suaminya"

"Apaa?... ayah lihat lah kelakuan istri mu itu! dia tidak pernah mau mengalah dengan ku" adu tianzy kepada sang ayah yang sedari tadi hanya terdiam mendengar perdebatan mereka.

"Apa kalian akan terus mengoceh? jika ia silahkan tinggalkan tempat ini! aku tidak mau putri ku terganggu dengan suara bising kalian" tegas kaisar ley.

Mereka hanya terdiam dan saling memandang dengan sengit. Tak berapa lama tabib istana pun datang.

"Permisi yang mulia say..."

"Cepatlah periksa jangan banyak bicara" ucap tianzy dan permaisuri Jia dengan kompak.

Tabib istana yang mendengar teriakkan mereka menjadi takut pasalnya kedua wajah mereka terlihat menyeramkan dan tidak bersahabat.

Tabib tersebut melangkah mendekati Zhu terlihat disana seorang gadis yang tengah memakai cadar, tabib tersebut tahu bahwa dia merupakan kecantikan yang mematikan. Saat ia hendak memegang tangan nya, tianzy segera menghentikan kegiatan nya itu "Jangan sentuh calon istri ku!" bentak tianzy.

"Ba...i..k..ya...Ng..mu...Lia.." ucap nya terbata bata. Memang benar apa yang mereka ucapkan tentang tianzy, dia pikir itu sekedar rumor ternyata ini nyata bahwa tianzy sangat posesif terhadap calon istrinya itu.

Bagaimana caranya aku bisa mengetahui penyakit yang di deritanya itu jika aku tidak di perbolehkan sama sekali untuk menyentuh nya walau hanya di pergelangan tangannya saja? T_T

Tabib tersebut kemudian berdiri dan menghadap ke arah mereka bertiga "Apa yang terjadi dengan putri ku?"tanya permaisuri Jia dengan cepat.

"Apakah tidak ada sesuatu hal yang serius kepada Putri ku?" tambah kaisar ley.

"Cepat lah jawab! apa yang terjadi dengan calon istri ku?" bentak tianzy dengan tak sabar.

"Am..pun yang mulia, nona Zhu terkena emosi yang berlebihan sehingga memicu pikiran dan hatinya untuk berhenti memikirkan semua masalah yang ada. sehingga nona Zhu memilih tidak sadarkan diri seperti ini" terang tabib tersebut.

"Apakah dampak nya sangat lama?" ucap tianzy khawatir.

"Semuanya tergantung nona Zhu, jika nona Zhu menolak sadar kemungkinan dia akan tetap seperti ini selama nya"

"Apa tidak ada cara lain untuk membuat nya kembali ter bangun?" tanya kaisar ley.

"Hanya ada satu cara, sering sering lah berkomunikasi dengannya. meskipun dia tertidur tetapi dia masih bisa merasakan suara suara disekitarnya dengan jelas"

"Baiklah tabib terimakasih untuk bantuannya"

"kalau seperti itu saya permisi dulu yang mulia"

Tabib tersebut pergi dengan wajah yang gugup, dia pikir dia akan mati mengenaskan di dalam sana.

"Ibu...ayah... bagaimana ini?" ucap tianzy dengan wajah sedihnya.

"Harusnya tadi aku datang dan langsung membunuh mereka! agar Zhu tidak dapat merasakan emosi seperti sekarang yang memilih untuk tak sadarkan diri" tambah tianzy dengan terus menggenggam tangan Zhu dan sesekali dia menciumi tangan nya.

"sudahlah, mungkin zhu'er hanya lelah dengan semua masalah nya saat ini. biarkan dia istirahat dengan tenang" Meskipun kaisar ley berbicara seperti itu tetapi jauh di lubuk hati nya dia pun merasakan kesedihan yang mendalam. Dia tidak tahu bahwa gadis seperti Zhu mempunyai masalah seperti ini.

"Suami ku apakah tidak ada cara lain lagi untuk membuat putriku terbangun?" Tanya permaisuri Jia kepada kaisar ley.

"Untuk saat ini seperti nya tidak ada, kita tunggu saja selama seminggu. Jika menantu ku tak kunjung bangun sebaiknya kita bawa ke tempat leluhur kita"

"Baiklah.."

Kaisar ley dan permaisuri Jia pun memberikan waktu berdua untuk Zhu dan tianzy.

Tianzy berbaring di samping Zhu dengan memeluknya, tianzy mengusap wajah Zhu yang halus seperti bayi itu, sejak kepergian permaisuri Jia dan kaisar ley, tianzy Sudah membuka cadar yang Zhu kenakan.

"Berapa lama kau akan tidur seperti ini? apa kau tidak merindukan ku zhu'er?" ucap tianzy lirih.

***

1 Minggu berlalu

Saat ini, Albert Maxi Momo dan fengyi tengah berada di aula istana kerajaan langit. Mereka datang kesini untuk melihat keadaan Zhu.

"Hormat kami yang mulia lord, hormat kami yang mulia permaisuri agung" ucap mereka kompak.

"Bangunlah, apa kalian datang kemari ingin mengunjungi menantuku?" tanya kaisar ley, mereka hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Benar yang mulia, sudah 1 Minggu kami tidak mengetahui keadaannya yang mulia Zhu"

"Jika kalian ingin melihat keadaan nya mari ikuti kami" ucap permaisuri Jia kepada mereka berempat.

Mereka sekarang sedang berjalan mengikuti Permaisuri Jia, mereka merasa senang bisa melihat langsung kerajaan langit seperti ini. Mereka akhirnya sadar saat permaisuri Jia mengatakan bahwa mereka sudah sampai di ruangan yang sedang Zhu tempati.

Mereka melangkah kan kaki nya lebih dalam agar dapat melihat dengan jelas keadaan Zhu. Mereka terkejut melihat tianzy yang sedang memeluknya seperti itu, mereka juga bisa melihat kesedihan di mata tianzy.

Terlihat bekas air mata yang sudah mengering di kedua mata tianzy, melihat itu mereka merasa tenang kalau tianzy sangat menyayangi nya sebesar ini.

Jangan lupa like komen share and vote yah sahabat 🥰 Salam hangat dari author buat kalian♡😘