Suara itu sangat tidak asing di telingaku ... Apakah dia Ghavi yang kukenal ? Ghavi yang pernah mengisi hatiku selama 5 tahun dengan penuh cinta dan mamanya yang telah menghancurkan nya dengan cara yang tidak bermoral. Sudah susah aku bersembunyi darinya sejak 3 tahun lalu tapi kenapa harus bertemu dengannya disini ? batinku ingin berteriak antara yakin dan tidak bahwa laki-laki yang disebutkan oleh Amara sebagai tunangannya adalah Ghavi yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun yang lalu saat kami berdua bersekolah di Paris.
Apakah Catelyn akan goyah dengan kehadiran Ghavi ?
Apakah Catelyn bersedia membuatkan gaun pernikahan untuk Amara dan Ghavi ?
Dan bagaimana perasaan Catelyn dan Ghavi atas pertemuan yang tidak terduga ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJALANAN PERDANA
Malam itu, mereka benar-benar menjadi satu, suami dan istri yang saling mencintai dan memiliki.
Perjalanan bisnis ke Singapura menjadi babak baru dalam kehidupan Ghavi dan Catelyn. Ghavi harus menghadiri serangkaian pertemuan penting dengan para investor dan klien potensial. Sementara itu, Catelyn bertugas menjaga Gavin dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Setibanya di kantor Ghavi di Singapura, suasana langsung berubah heboh. Para karyawan terkejut melihat Ghavi, CEO yang selama ini dikenal dingin dan fokus pada pekerjaan, tiba-tiba datang menggendong seorang anak kecil dan menggandeng seorang wanita cantik nan seksi yang diperkenalkan sebagai istrinya. "Selamat pagi, semuanya. Perkenalkan, ini istri saya, Catelyn, dan ini putra kami, Gavin" ucap Ghavi dengan senyum yang jarang terlihat. Para karyawan saling berbisik-bisik, tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Selama ini, mereka hanya mengenal Ghavi sebagai sosok yang workaholic dan tidak tertarik dengan urusan pribadi. Kehadiran Catelyn dan Gavin seolah membuka sisi lain dari diri Ghavi yang selama ini tersembunyi. Namun, di balik kehebohan itu, ada beberapa tatapan sinis dan iri yang mengarah pada Catelyn. Beberapa karyawan wanita merasa tidak terima dengan kehadiran Catelyn yang dianggap terlalu sempurna dan merebut perhatian Ghavi.
Di tengah suasana yang masih canggung, Ghavi mengajak Catelyn dan Gavin untuk berkeliling kantor. Ia memperkenalkan Catelyn kepada para manajer dan kepala divisi. Catelyn berusaha untuk ramah dan bersikap profesional, meskipun ia merasa sedikit tidak nyaman dengan tatapan-tatapan yang mengamatinya. Setelah berkeliling kantor, Ghavi mengajak Catelyn dan Gavin ke ruangannya. Ruangan itu didesain modern dan minimalis, dengan pemandangan kota Singapura yang menakjubkan dari jendela kaca besar. "Bagaimana, kamu suka dengan kantor aku ?" tanya Ghavi sambil memeluk Catelyn dari belakang. "Kantor kamu sangat bagus. Tapi aku lebih suka kalau kamu lebih sering tersenyum seperti ini," jawab Catelyn sambil membalas pelukan Ghavi. Ghavi tersenyum dan mencium kening Catelyn dengan lembut. "Aku janji, aku akan berusaha untuk lebih sering tersenyum demi kamu dan Gavin". Catelyn melangkah dan menatap meja kerja Ghavi yang terdapat foto-foto mereka saat di Paris. "Sayang ... foto ini kamu pajang disini ?" tanya Catelyn kaget melihat foto-foto mereka saat masih pacaran di meja kerja Ghavi. "Iya selama ini hanya foto-foto itu saja yang menemani ku sayang" ujar Ghavi kembali memeluk istrinya. Kemudian Ghavi mengeluarkan sebuah box yang berisikan foto-foto mereka terbaru saat acara pesta di Bali. Ada 5 pigura besar yang di pajang oleh Ghavi untuk memenuhi dinding ruang kerjanya "Nah selesai" ucap Ghavi dengan bangga.
Ghavi benar-benar menepati janjinya. Selama di Singapura, ia berusaha sekuat tenaga untuk membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarga. Ia mengatur jadwal pertemuannya seefisien mungkin agar bisa memiliki waktu luang untuk Catelyn dan Gavin. Pagi hari, Ghavi selalu menyempatkan diri untuk sarapan bersama Catelyn dan Gavin di apartemen mereka. Setelah itu, ia akan berangkat ke kantor untuk bekerja, sementara Catelyn mengajak Gavin untuk bermain di taman atau mengunjungi tempat-tempat wisata menarik di Singapura. Siang hari, Ghavi selalu berusaha untuk makan siang bersama Catelyn dan Gavin. Ia akan meninggalkan pekerjaannya sejenak untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya. Setelah makan siang, ia akan kembali bekerja hingga sore hari. Malam hari, Ghavi dan Catelyn selalu menyempatkan diri untuk makan malam romantis bertiga dan menghabiskan waktu bersama Gavin sebelum tidur.
Catelyn pun tak kalah sibuknya. Ia memanfaatkan kesempatan di Singapura untuk bertemu dengan beberapa kolega desainernya. Ia mengunjungi butik-butik mereka, melihat koleksi-koleksi terbaru, dan berdiskusi tentang peluang kerja sama. Gavin selalu ikut kemanapun Mommy nya pergi. Ia sangat senang bermain di ruang "Daddy"-nya, ruang khusus yang disiapkan Ghavi di kantor untuk Gavin bermain. Ruangan itu penuh dengan mainan, buku, dan perlengkapan bayi lainnya. Keamanan Catelyn dan Gavin selalu menjadi prioritas utama Ghavi. Ia menugaskan beberapa bodyguard untuk selalu menemani Catelyn dan Gavin jika ia tidak bisa menemani mereka secara langsung.
Suatu hari, ketika Catelyn mengajak Gavin ke butik salah satu koleganya, kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Seorang pria mencurigakan mencoba mendekati Gavin secara paksa. Pria itu ternyata adalah orang suruhan Mama Renatta yang ingin menculik Gavin. Untungnya, bodyguard Ghavi sigap bertindak. Mereka langsung menghajar pria tersebut hingga babak belur dan membawanya ke kantor polisi. Catelyn sangat terkejut dan ketakutan dengan kejadian itu. Ia memeluk Gavin erat-erat dan langsung menghubungi Ghavi.
Catelyn masih gemetar setelah kejadian percobaan penculikan Gavin. Ia tak menyangka, Renatta masih berani mengusik kehidupannya, bahkan sampai melibatkan Gavin. Ghavi yang mendengar kabar itu langsung bergegas menuju butik tempat Catelyn berada. "Sayang, kamu tidak apa-apa ? Gavin baik-baik saja ?" tanya Ghavi panik sambil memeluk Catelyn dan Gavin erat-erat. "Aku tidak apa-apa, sayang. Gavin juga baik-baik saja. Untung saja ada bodyguard yang sigap," jawab Catelyn dengan suara bergetar. Ghavi mengepalkan tangannya, amarahnya memuncak. "Mama benar-benar sudah keterlaluan. Aku tidak akan membiarkannya lolos begitu saja" geramnya.
Ghavi segera menghubungi James dan memerintahkannya untuk mencari tahu keberadaan Renatta dan orang-orang yang terlibat dalam percobaan penculikan Gavin. Ia juga meminta James untuk meningkatkan keamanan Catelyn dan Gavin selama mereka berada di Singapura. Namun, Renatta ternyata lebih licik dari yang mereka kira. Ia berhasil menghilang tanpa jejak. Ghavi dan James kesulitan untuk melacak keberadaannya.
Di sisi lain, Catelyn merasa semakin khawatir dan tidak tenang. Ia takut Mama Renatta akan kembali mengganggu mereka. Ia bahkan mulai mempertimbangkan untuk kembali ke Bali demi keselamatan Gavin. "Ghavi, mungkin sebaiknya aku dan Gavin kembali ke Bali saja. Aku tidak ingin Gavin dalam bahaya" ucap Catelyn dengan nada sedih. Ghavi menggenggam tangan Catelyn dengan erat. "Jangan katakan itu, sayang. Aku tidak akan membiarkanmu dan Gavin pergi. Aku akan melindungi kalian berdua dengan nyawaku sendiri," jawab Ghavi dengan tegas. "Tapi bagaimana jika Mama Renatta berhasil menculik Gavin ? Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya" ucap Catelyn dengan air mata yang mulai menetes. Ghavi memeluk Catelyn erat-erat dan menenangkannya. "Aku janji, Mama Renatta tidak akan pernah bisa menyentuh Gavin. Aku akan melakukan apapun untuk melindungi kalian berdua. Kita akan menghadapi ini bersama-sama," ucap Ghavi.
Ghavi tidak tinggal diam. Ia mengerahkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk melacak keberadaan Renatta. James dan timnya bekerja tanpa henti, menyisir setiap sudut kota Singapura dan mencari informasi dari berbagai sumber. Setelah beberapa hari melakukan penyelidikan intensif, akhirnya mereka berhasil menemukan titik terang. Mereka berhasil melacak keberadaan Renatta yang ternyata bersembunyi di sebuah apartemen mewah bersama suami barunya.
Tanpa membuang waktu, Ghavi segera menghubungi kepolisian setempat dan melaporkan mamanya Renatta atas percobaan penculikan Gavin. Ia menyerahkan semua bukti yang ia miliki, termasuk rekaman CCTV dan keterangan saksi mata. Kepolisian segera bergerak cepat dan menangkap Renatta dan suaminya. Renatta tidak bisa mengelak lagi ketika dihadapkan dengan bukti-bukti yang memberatkannya. Ia akhirnya mengakui perbuatannya dan mengungkapkan motifnya yang ingin membalas dendam kepada Ghavi dan Catelyn.
***