Ditahun ketiga pernikahan, Laras baru tahu ternyata pria yang hidup bersamanya selama ini tidak pernah mencintainya. Semua kelembutan Hasbi untuk menutupi semua kebohongan pria itu. Laras yang teramat mencintai Hasbi sangat terpukul dengan apa yang diketahuinya..
Lantas apa yang memicu Laras balas dendam? Luka seperti apa yang Hasbi torehkan hingga membuat wanita sebaik Laras membalik perasaan cintanya menjadi benci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu dengan dia si orang asing
Hasbi pergi dengan kehancuran, tidak hanya hatinya, harapannya pun hancur berkeping-keping. Hasbi merasa jantungnya tenggelam. Ia tahu di titik ini, segalanya tidak bisa kembali.
"Pergi dari sini, kamu tidak diterima di rumah ini!" kalimat itu terdengar menyedihkan. Meski begitu tetap tidak cukup untuk menepis kekecewaan Laras. Tapi sangat menyakitkan untuk Hasbi. Apalagi saat Laras menambahkan."Tidak ada kata rujuk diantara kita, aku tidak pernah memungut sampah yang sudah kubuang!"
Benar atau tidak, bagi Laras, semua sudah cukup. Cukup untuk membuatnya mengambil langkah paling berat, perceraian. Ia tidak teriak. Tidak menangis. Tidak mengamuk. Tapi ketenangannya justru memukul Hasbi lebih dalam. Karena perempuan yang benar-benar patah yang bisa tenang melepaskan.
Dan Laras memang melepaskan.
"Apa kesempatan itu benar-benar sudah nggak ada?"
Pertanyaan itu mengendap seperti ampas kopi di dasar gelas.
Rumah yang biasanya hening kini diisi perdebatan dan pengusiran, bukan Laras yang mengamuk, melaikan Mario.
Pada akhirnya, Laras berhasil membuat Hasbi pergi, tatapi pria itu juga berkata tak akan menyerah.
Laras memejamkan matanya sejenak setelah kepergian Hasbi. Walaupun mulutnya jahat pada mantan suaminya, hati Laras tak setega itu, bagaimanapun Laras pernah mencintai pria itu sepenuh hati, hatinya tetap sakit melihat orang yang pernah begitu diistimewakan, kini direndahkan.
"Ini kali terakhir pria tadi menginjakkan kaki di rumah ini, tidak ada lain kali!" Laras berjalan cepat menaiki tangga, seiring langkah, air matanya tumpah.
"Laras kamu...?" di lantai dua Laras bertemu dengan Romania. Wanita itu baru keluar dari ruang kerja Mario.
"Aku ga papa." jawaban itu cepat seperti langkah kaki Laras menaiki anak tangga. Laras melanjutkan langkahnya, tanpa melirik ke arah Romania, sesaat sebelum langkahnya masuk ke dalam kamar, Laras sempat dengar pertanyaan seseorang tentangnya...
"Siapa perempuan itu?" Suara berat serta asing tertangkap rungu Laras.
"Dia Laras, putri yang kembali."
Laras tak kepo, dia tidak perduli siapa yang bertanya, ia hanya ingin cepat masuk kedalam kamar.
Sore hari, setelah tertidur karena lelah menangis, mata Laras jadi bengkak walaupun sudah dikompres beberapa menit yang lalu.
Saat turun Laras tidak menemukan keluarganya.
Tidak ada Mario dan Romania di rumah, hanya ada para pekerja yang mondar-mandir menjalankan pekerjaan mereka masing-masing.
"Mba Laras mau makan? Biar saya siapkan," kepala pelayan membungkuk hormat.
Laras menggeleng kecil, lalu berucap, "Aku mau ke samping saja, ke kolam air hangat." Laras dapat melihat raut terkejut si kepala pelayan, tetapi dia berpikir, paruh baya itu kaget karena dia tak mau makan.
Laras membawa kakinya berjalan ke arah pintu yang tembus ke damping, pikirnya berendam di air hangat mungkin bisa mengembalikan mood baiknya.
Semakin dekat dengan kolam air hangat itu, Laras semakin ragu. Pasalnya... Tapi kemudian perempuan itu tetap melangkah dan mendekat.
Dari tempatnya berdiri, dia melihat seorang pria duduk seorang diri dengan batang rokok di bibirnya.
Pria itu bukan Mario, atau bahkan pekerja di rumah keluarga Mario, walaupun jaraknya cukup jauh, akan tetapi Laras bisa melihat sosok itu bukan orang yang dikenalnya.
"Kukira nga ada orang tadi." ucap Laras sambil berjongkok mencelupkan telapak tangannya ke dalam air kolam tersebut.
Hening. Latas kira pria itu sudah pergi makanya tak sempat jawab, tetapi saat Laras mengangkat wajahnya dia super kaget melihat pria itu ikut menatapnya.