NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI MENJADI ANTAGONIS PALSU

TRANSMIGRASI MENJADI ANTAGONIS PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Antagonis / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: R.A Wibowo

Bagaimana jadinya jika seorang penulis malah masuk ke dalam novel buatannya sendiri?

Kenalin, aku Lunar. Penulis apes yang terbangun di dunia fiksi ciptaanku.

Masalahnya... aku bukan jadi protagonis, melainkan Sharon Lux-tokoh antagonis yang dijadwalkan untuk dieksekusi BESOK!

Ogah mati konyol di tangan karakternya
sendiri, aku nekat mengubah takdir: Menghindari Pangeran yang ingin memenggalku, menyelamatkan kakak malaikat yang seharusnya kubunuh, dan entah bagaimana... membuat Sang Eksekutor kejam menjadi pelayan pribadiku.

Namun, ada satu bencana fatal yang kulupakan

Novel ini belum pernah kutamatkan!

Kini aku buta akan masa depan. Di tengah misteri Keluarga Midnight dan kebangkitan Ras Mata Merah yang bergerak di luar kendali penulisnya, aku harus bertahan hidup.

Pokoknya Sharon Lux harus selamat.
Alasannya sederhana: AKU GAK MAU MATI DALAM KEADAAN LAJANG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.A Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Nona Sharon.”

“Bangunlah Nona Sharon!”

Gilbert Nightray, pria berambut hitam dengan mata setajam obsidian, hanya bisa menghela napas panjang. la berdiri di sisi ranjang dengan wajah tenang tapi urat di pelipisnya mulai menegang.

Ini agak sulit. la mengusap wajahnya perlahan. "Bagaimana bisa seseorang yang dijadwalkan ke pengadilan kerajaan masih bisa tidur seperti anak kecil?" gumamnya pelan.

la memandangi wajah Sharon - tenang, lembut, dan terlihat polos. Kalau orang lain melihat, mungkin takkan percaya gadis ini adalah penjahat yang patut dicurigai.

Lalu Gilbert pun mengingat kembali percakapan beberapa menit yang lalu.

.

“*Jadi Sharon melakukan hal tersebut?!” Ada raut wajah terkejut di wajah sang duke kala mendengar kabar mengenai Sharon yang rela tertebas pisau untuk melindungi Althea*.

*Duke Lux sangat tidak percaya, tentu tak percaya bagaimana ceritanya seorang yang mau membunuh kakaknya sekarang mempertaruhkan nyawa demi melindungi target pembunuhannya? Terdengar konyol*. 

“*Ya tuan, kejadian itu adalah kenyataan dan saya, Althea, Leon bisa jadi saksi mata*.” 

Duke menautkan jari-jarinya. "Aneh. Sangat aneh. Gadis itu kabur dari pengawasan, lalu tiba-tiba muncul di tempat kejadian, dan kebetulan menyelamatkan korbannya? Kedengarannya terlalu rapi untuk kebetulan. Ini seperti sudah direncanakan, jangan jangan hanya bersandiwara sok pahlawan.”

"Saya mengerti kecurigaan Anda, Tuan," kata Gilbert, menjaga nadanya tetap tenang. "Namun luka di tubuhnya bukan palsu. Itu, di Mata saya terlihat seperti upaya penolongan secara tulus.”

Duke sempat terkejut, dia tidak menyangka Gilbert bisa memasang wajah demikian. "Tetap saja. Kejahatan sebesar itu tidak bisa hilang hanya karena satu tindakan baik. Bawa dia ke pengadilan hari ini juga. Biarkan dewan perwakilan bangsawan memutuskan nasibnya.”

Baik." Gilbert menunduk, menerima perintah tanpa protes. Namun untuk pertama kalinya, di lubuk hati yang terdalam , meski hanya sedikit dia meragukan perintah dari Duke.

.

Suara lembut mengusik lamunannya. "Gil..." Sharon bergumam sedikit membuka mata, akhirnya dia terbangun.

"Kenapa dari tadi kau berdiri seperti patung di sana?"

Gilbert mendengus pelan. "Karena saya sedang menunggu Anda sadar, Nona Sharon."

Sharon membuka matanya perlahan. Matanya sedikit bengkak, mungkin akibat lelah dan kurang tidur. Ia duduk dengan rambut kusut yang membuatnya tampak seperti gadis biasa, bukan bangsawan yang sepatutnya elegan.

“Rambut itu, anda harus segera merapikannya!” Tegur Gilbert.

“Baik - baik dimengerti, pagi pagi begini berisik ya, memang kamu ibuku?”

"Kalau Anda masih bisa bercanda di hari pengadilan, berarti kondisinya tidak seburuk yang saya kira," ucap Gilbert datar.

Sharon tersenyum lemah. "Kalau aku gak bercanda, mungkin aku udah nangis.”

Hening sejenak.

Lalu Sharon menyingkap selimut, berdiri, dan mulai merapikan pakaiannya. Gaun abu-abu muda sudah disiapkan di kursi - sederhana, tanpa perhiasan, hanya pita putih di leher sebagai tanda status tahanan bangsawan.

Gilbert berjalan ke arah pintu, memberi waktu padanya bersiap. Tapi sebelum keluar, ia menatapnya sekali lagi.

"Saya akan menunggu di luar. Sidang dimulai setelah lonceng kedua."

"Baik, Gil.” Sharon menunduk, lalu menatap bayangan dirinya di cermin. Wajah itu pucat, tapi tidak selemah dulu. Ia menarik napas dalam.

Di luar pintu, suara langkah Gilbert terdengar mendekat, mengetuk pelan.

“Waktunya berangkat, Nona Sharon.”

Sharon tersenyum kecil. 

“Ayo,” katanya pelan, berjalan keluar. 

..

Beberapa menit kemudian, mereka sudah berada di dalam kereta menuju tempat pengadilan. Jalan ramai, tapi sunyi dari kata-kata. Sharon memandangi luar jendela dan hanya karena hal tersebut ; orang - orang berhenti bekerja untuk melihat kereta.

Ada yang berdiri memeluk keranjang belanja, ada yang berhenti menimba air, dan beberapa anak kecil yang bersembunyi di belakang orang tua mereka 

Awalnya hanya tatapan, tapi tak butuh lama sampai bisik-bisik mulai pecah pecah di udara.

“Hei lihat! Bukankah itu Nona Sharon!”

“Eh, kamu benar. Itu dia kan? Yang katanya berkhianat di keluarga Lux!”

“iya, iya … yang katanya berencana membunuh kakaknya sendiri, kan?”

“Ngeri ya, bagaimana bisa dia berpikir seperti iblis begitu!”

“Gak hanya itu saja, aku pernah Melihat dia menjahili gadis gadis rendahan di pesta dansa, kadang menuangkan minuman ke kepala mereka, kadang juga merendahkan.”

“Dari dulu aku tidak suka sikapnya, dan aku sudah menduga dia akan melakukan sesuatu … akhirnya dia menunjukkan sikap aslinya. Dasar iblis!”

“Mentang mentang bangsawan dia bertindak angkuh dan sombong.”

“Padahal dia anak haram Duke Lux, tapi malah lupa kulit!”

“Memang menjijikan, dia aib keluarga Lux. Dia pantas mati!”

“Dasar cewe jalang..”

“Dasar wanita sialan!”

“Dia pantas mendapatkan ganjarannya!”

“Tapi aku dengar dia menyelamatkan kakaknya sendiri dari pembunuhan,”

“Nyelamatin? Hah! Jangan gampang percaya. Bisa aja pura-pura biar dihukum ringan.”

“Tapi aku dengar dia sampai terluka parah waktu itu.”

“Dan? Luka bisa diskenariokan. Kau pikir bangsawan sekelas dia gak mampu bikin drama?”

“Kasihan juga, sih… dia masih muda.”

“Kasihan? Kalau nona Althea mati waktu itu, apa kau masih bisa bilang kasihan?”

“Tapi kan Althea nggak mati.”

“Justru itu aneh! Dunia ini memang makin gila—penjahat bisa kelihatan suci, sementara orang baik jadi bahan fitnah!

Bisikan mereka bertabrakan, seperti riak air di sungai yang deras. Sebagian menatap dengan jijik, sebagian dengan rasa penasaran, sebagian lagi dengan campuran simpati yang mereka sendiri tak pahami.

Sharon sudah bisa menduga. Itu wajar, dia terbangun di fase fase dimana Sharon sangat dibenci, hanya dengan tindakan kemarin tidak semudah itu memperbaiki reputasi tersebut.

Sharon hanya menunduk. Bayangan dirinya di kaca kereta tampak samar—mata lelah, kulit pucat.

Gilbert yang duduk di seberang hanya melirik sekilas. Ia melihat tangan gemetaran dari Sharon yang mengepal kuat sekali.

Ia pun berkata dengan nada lembut, “abaikan mereka,”

Sharon sedikit terkejut tidak menyangka mendapatkan semacam semangat dari Gilbert orang yang seharusnya bertugas mengeksekusi dia.

Dia pun tersenyum manis. “Terima kasih, Gil.”

“Sepertinya aku sudah super terkenal sekarang," gumam Sharon pelan.

"Tidak dengan cara yang baik," jawab Gilbert tanpa menoleh. “berhentilah bercanda di situasi seperti ini. Apa anda paham posisimu, Nona?”

“Ya … paling tidak namaku diingat.”

Sharon sangat paham, meski dia merubah masa depan kematiannya kemarin, itu artinya bukan berarti dia bebas begitu saja.

Naskah itu mutlak! Bagaimanapun dia ditakdirkan mati. Oleh karena itu pasti akan terjadi plot baru di mana mengarah kematian, hari ini adalah puncaknya. Dia akan mengubah roda takdir! Dia sangat PD!

Kereta berhenti perlahan di depan gerbang tinggi istana kerajaan. Dua baris penjaga berderet rapi di kanan dan kiri. Gilbert turun lebih dulu, lalu membuka pintu untuknya. “Turunlah, Nona.”

Sharon berdiri di ambang pintu, matanya menatap ke arah tangga besar istana.

Di sana sudah menunggu tiga sosok penting: Leon, Althea, dan Duke Lux.

Althea menatapnya dengan mata lembut penuh rasa bersalah.

Leon, dengan dingin yang dipaksakan, menyembunyikan keraguan di balik wajahnya dan Duke Lux, tanpa ekspresi, bagai patung batu yang tak pernah mengenal ampun.

Keheningan jatuh di antara mereka. Hanya suara roda kereta yang berderit pelan.

Sharon menundukan kepala, lalu berkata lirih, "Gil."

Gilbert menatapnya sekilas. "Apa?" 

“Semisal skenario terburuk terjadi..” 

Sharon sebenarnya tak ingin memikirkan ini, namun hanya untuk jaga jaga. 

"Kalau aku mati, tolong jaga kakakku."

Kata-kata itu menggantung lama di udara. Gilbert tidak langsung menjawab. la hanya menatap lurus ke depan, rahangnya mengeras. Ia hampir saja menjawab pertanyaan ambigu yang harus dihindari.

1
Nanang Kukun
menarik dong .....
Manusia Biasa: Terima kasih kak
total 1 replies
Yusni
menarikk
Manusia Biasa: Terima kasih kak🤭😍
total 1 replies
Murni Dewita
👣
Manusia Biasa: Terima kasih sudah memberikan jejak kak😍👍
total 1 replies
Fahreziy
nexk
Manusia Biasa: Terima kasih kak sudah membaca, untuk update nanti jam 11 ya kak😍🙏
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Manusia Biasa: Terim kasih kak
total 1 replies
Author kang Halu
semuanya diam
malah meme gw😭
Manusia Biasa: wkwkw
total 1 replies
Author kang Halu
no😭
Author kang Halu
Aku awalnya cuma coba baca sedikit, tapi endingnya malah maraton sampai bab terbaru. Ceritanya surprisingly rapi dan bikin penasaran.

Sharon sebagai antagonis palsu tuh bukan jahat—dia korban. Dan kita bisa lihat perubahan dia dari bab awal sampai sekarang.

pokonya mantap banget
Manusia Biasa: waduh terimakasih banyak kak atas reviewnya🤭💪
total 1 replies
Author kang Halu
waduh bahaya tah🤣
Author kang Halu
Mantap gw suka novelnya thor semangat
Fahreziy
👣👣👣
Manusia Biasa: Terima kasih jejaknya kakak😁🤭
total 1 replies
Yuliani Jogja
mantapp💪😍
Yuliani Jogja
Overall bagus

rekomendasi banget bagi yang suka cerita reinkarnasi
dan villain

semangat thor
Manusia Biasa: makasih kak
total 1 replies
Yuliani Jogja
ahh suka banget perkembangan Sharon x gil😍
Manusia Biasa: mereka lucu kak🤭
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut
Manusia Biasa: baik kak. update bab nanti siang ya kak, terimakasih sudah membaca 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!