NovelToon NovelToon
Lucid Dream

Lucid Dream

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikah Kontrak / Beda Usia / Fantasi Wanita / Enemy to Lovers
Popularitas:426
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Sebuah kumpulan cerpen yang lahir dari batas antara mimpi dan kenyataan. Dari kisah romantis, misteri yang menggantung, hingga fantasi yang melayang, setiap cerita adalah langkah di dunia di mana imajinasi menjadi nyata dan kata-kata menari di antara tidur dan sadar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia yang bersamaku

Zulaikha langsung menyeruput minuman yang ada di hadapannya itu, menatap gelas dengan was-was.

"Eh, ini gak ada racunnya kan?!" Zulaikha cepat-cepat menaruh minumannya lagi, bibirnya menegang karena takut.

"Sudah minum ini kan?! Jadi buat apa bertanya. Mau ada racunnya atau enggak juga tinggal tunggu mati saja," kata Jono sambil tersenyum nakal.

"Kampret! Lo mau gue gentayangin?!" seru Zuzu, mata berbinar marah tapi juga lucu.

"Gentayangin saja sampai mampus juga, Zu!" balas Aira dengan tawa, tangan di pinggang.

"Enak saja lo, dia yang langsung minum sendiri tanpa gue suruh, jadi mati juga sendiri lah! Jangan ajak-ajak gue!" Zuzu menunjuk Jono dengan ekspresi kesal bercampur geli.

"Ishhh, mulut loh Jono, bagai emak yang gagal menang undian," sahut Zuzu sambil mencoba mencubit bibir Jono.

"Ishhh, tangan loh, takutnya banyak kumannya," elak Jono sambil menangkis cubitan itu, wajahnya dibuat polos.

"Ishhhh, jodoh lo gini amat Ra!" Zuzu menepuk bahu Aira sambil tertawa nakal.

"Enak saja jodoh gue, masa jodoh gue lemes mulutnya kaya emak-emak," Aira menutup mulut menahan tawa.

"Dasar ya kalian, anak emak-emak lemes," kata Jono sambil meniru suara perempuan, membuat mereka bertiga tertawa terbahak-bahak.

Tawa mereka menggema di restoran, menarik perhatian semua orang. Orang-orang mulai menoleh, beberapa bahkan tersenyum geli, tapi Zuzu, Jono, dan Aira tak peduli.

"Makan sepuasnya ya!" seru Zuzu saat makanan datang.

"Ini gak kebanyakan?!" tanya Aira sambil menatap meja penuh lauk.

"Aku yang bayar!" jawab Zuzu sambil tersenyum bangga.

"Uhhh, jadi orang kaya sekarang," ucap Jono sambil mengangkat alis.

"Nebeng kaya lah!" tawa Zuzu pecah lagi, membuat orang di sekitar mereka ikut tersenyum.

"Baiklah, mari makan!" kata Aira sambil mengambil ayam goreng.

"Bismillah dulu, takut setan bagi-bagi sama keluarganya," kata Jono sambil menundukkan kepala.

"Lo saja kaya setan hahaha," sahut Aira sambil menepuk tangan.

"Kampret lo!" Jono menoyor Aira pelan, membuat Zuzu menggeleng kepala menahan tawa.

"Astagfirullah haladzim, kekerasan dalam rumah tangga!" Zuzu bersuara sambil menepuk dahinya, tertawa geli.

"Hai, sayang. Maaf telat!" Yusuf mengecup kening Zuzu dan duduk di sampingnya.

Zuzu menatap Yusuf, sedikit malu, sedikit senang. Jono dan Aira menoleh, terkejut melihat mereka begitu dekat.

"Apakah kita sedekat itu?" bisik Zuzu pelan ke Yusuf.

"Ya, bahkan tidak akan ada yang bisa memisahkan kita," jawab Yusuf sambil menatap lembut.

"Kalian beneran menikah?" tanya Jono masih tidak percaya.

"Ya, kita memang sudah menikah!" jawab Yusuf tegas, senyum tipis tersungging.

"Aku pikir bercanda, tapi gue salut sama Lo, setidaknya perjuangan Lo membuahkan hasil," Jono tersenyum, meski bingung melihat interaksi mereka.

"Ayolah, Lo pikir gue gak tahu kalau Lo jaga Zulaikha sejak Lo masuk SMA di sana. Iya kan?!" Zuzu menatap Yusuf dan Jono, penasaran tapi sedikit tersipu.

"Apa maksudmu, Jono?" tanya Zulaikha, alis terangkat.

"Dia belum bilang sesuatu atau menyatakan yang lainnya?" Jono menoleh ke Zuzu.

Zuzu menggeleng, menatap Yusuf sebentar, tapi Yusuf tetap diam, wajahnya datar tapi mata menyorot lembut.

"Lebih baik kita makan saja, aku sudah lapar!" kata Aira sambil mengelus perut, tertawa kecil.

"Baiklah!" Zuzu tersenyum, tapi hatinya tetap penasaran dengan maksud Jono.

Zuzu memperhatikan Yusuf yang terlihat menghindar darinya, sibuk dengan laptop.

"Apa kamu akan terus menyibukkan diri?" Zuzu duduk di samping Yusuf, menatapnya serius.

"Aku sedang mengerjakan tugas!" jawab Yusuf singkat, tanpa menoleh.

"Ini sudah jam berapa? Berhentilah dan lanjutkan besok." Zuzu menepuk bahunya ringan, mencoba menarik perhatian.

"Aku...." Yusuf memulai, tapi Zuzu memotong.

"Apa kamu akan menghindari ku?" tanyanya dengan nada setengah manja.

"Tidak, hanya saja..."

"Lalu, bisa kamu jelaskan semua yang dikatakan Jono?!" Zuzu menatap Yusuf tajam.

"Aku..."

"Terserahlah!" Zuzu berdiri dan melangkah ke tempat tidur, menutup diri di bawah selimut. Yusuf mengikuti, tetap diam.

"Zuzu aku...."

"Aku lupa bilang, ibu mu berada di Jalan Melati no 55. Nadia juga di sana dan Tante yang mengantarnya. Aku tidur!" Zuzu menarik selimut, membiarkan Yusuf terdiam sejenak.

"Apa kamu serius?"

"Cek saja, setidaknya aku tidak akan menipumu!"

Akhirnya, mereka tidur dalam diam, masing-masing masih penasaran, hati berdebar.

....

Keesokan harinya, Yusuf sudah menghubungi pihak berwajib terkait penculikan yang terjadi. Nadia, meski anak Nugroho, difitnah ibunya selingkuh sehingga ayahnya membencinya.

Saat polisi datang, Yusuf hadir bersama mereka, menyaksikan adegan dramatis: Nadia dipukul oleh orang-orang yang menyandera, ibunya juga berteriak ketakutan. Yusuf menahan diri, tapi ketika polisi menegur para pelaku, mereka terkejut dan tidak bisa mengelak lagi.

Zulaikha, meski penasaran, tetap di tempatnya. Dia dan Yusuf saling melirik, tetap bersama, menenangkan satu sama lain tanpa ikut campur. Mereka tahu masalah harus diselesaikan oleh pihak berwajib.

..

Zuzu kemudian bersiap pergi ke acara lamaran Aira dan Jono. Dia tidak pergi bersama Yusuf karena ada urusan penting. Saat turun dari tangga, dia menemukan amplop merah di meja bertuliskan: For My Zuzu.

"Aku akan memulainya dari awal dan kita akan hidup selamanya."

Zuzu bergegas, campuran bahagia dan gugup. Saat tiba, dia terkejut karena menjadi pusat perhatian. Lampu-lampu menyala, menyorot dirinya, foto-foto lama dan video sekolahnya muncul di layar depan.

Video terakhir adalah saat kelulusan SMA, mengingatkan Yusuf yang tampak di layar, tersenyum.

"Hai, My Zuzu! Setidaknya kamu tidak marah terhadap rahasia yang aku simpan dari dulu," kata Yusuf sambil muncul di depan.

"Kamu menjadi mata-mata?!" Zuzu terkejut.

"Iya, supaya kamu tidak pergi kemana-mana."

"Aku baru sadar, setiap cowok yang dekat dengan ku langsung kabur…"

"Aku yang membuat mereka pergi dari sampingmu." Yusuf tersenyum, menatap Zuzu lembut.

"Apa yang kamu lakukan sekarang?"

"Aku ingin memulainya dari awal, My Zuzu! Aku ingin melamarmu kembali, menikahimu lagi dengan tenang, tidak tergesa-gesa."

"Kenapa gak langsung bikin anak saja?! Buang-buang duit."

"My Zuzu, harus ada proses bertahap. Aku ingin menunjukkan bahwa kamu tetap di hatiku sejak sekolah."

"Kenapa baru datang?"

"Ya, ada proses dulu biar kamu nggak sengsara hidup denganku."

"Jadi kamu yang memberikanku jaket?"

"Ya, kamu selalu ditindas Mira, tapi aku suka karena kamu kuat dan nggak cengeng."

"Jadi ini acara lamaran siapa?"

"Kita. Aira dan Jono tetap bersama, tapi itu cerita lain."

"Tidak penting. Aku hanya mau bilang aku menyukaimu, ayo kita mulai dari awal."

"Kamu serius?"

"Lebih serius dari yang kamu duga. Kamu adalah My Zuzu, kebahagiaanku. Aku bahkan tidak bisa hidup tanpamu. My Zuzu, mau kah kamu menjadi istri dan ibu dari anak-anakku?" Yusuf bersimpuh, cincin di tangan.

"Aku juga punya sesuatu untukmu!" Zuzu mengeluarkan tes kehamilan dari tasnya.

"Ini!" Yusuf melompat bahagia saat melihat hasilnya positif.

"Kamu hamil?"

"Ya."

"Ahh, thank you My Zuzu!" Yusuf memeluk Zuzu erat, menumpahkan rasa bahagia.

Zuzu tersenyum, dan Yusuf langsung memakaikan cincin. Ini adalah akhir sekaligus awal baru mereka.

1
Idatul_munar
Tunggu kelanjutan thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!