NovelToon NovelToon
Pernikahan 1001 Malam

Pernikahan 1001 Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cerai / Cinta Murni
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.


“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”


Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.


“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.


Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.


“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adu Menahan Emosi

Begitu sampai di kantor polisi Arumi tidak menyangka akan disuguhkan pemandangan yang membuatnya geleng-geleng kepala.

Kira-kira 2 atau 3 meter jauhnya, Arumi melihat Yongki sedang menampar Anggara dengan sangat keras sampai pria itu terhuyung dan seorang polisi langsung menengahi,

“Tidak aneh anak-anaknya sadis,” gumam Arumi sambil geleng-geleng kepala.

Roni tertawa pelan. “Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya lagipula Anggars pantas mendapatkannya.”

Kalau bisa melewati jalan lain rasanya Arumi ingin menghindari Yongki tapi ruangan yang mereka tuju memaksanya harus berpapasan dengan ayah Anggara dan Thalia.

Begitu posisi mereka sudah dekat, bukan Arumi yang menjadi target Yongki melainkan Roni.

“Tidak aku sangka kamu adalah laki-laki pengecut !” geram Yongki dengan wajah yang sudah merah seperti kepiting rebus.

Roni tersenyum sinis, “Tidak salah ucapan itu ditujukan pada saya ? Lalu bagaimana dengan Thalia yang tega memfitnah Rendi untuk menggntikannya di penjara ?”

“Adikmu saja yang lemah,” sinis Yongki membuat Roni naik pitam namun Arumi menahan lengan sepupunya itu.

“Ingat tujuan utama kita Ron,” bisik Arumi penuh penekanan.

Meski hatinya panas dan ingin memukul Yongki tapi Roni menuruti nasehat Arumi. Ia tidak ingin penantiannya selama bertahun-tahun gagal hanya karena mengikuti emosi.

“Sampai bertemu di pengadilan dan mari kita buktikan siapa si pengecut yang sebenarnya. Saya akan buat tikus-tikus itu keluar dari sarangnya,” balas Roni tidak kalah sinisnya.

Sekarang giliran Yongki yang terpancing apalagi mendengar kalimat terakhir yang ditangkap srbagai hinaan untuk kedua anaknya.

Buru-buru pria yang berdiri di sampingnya menahan Yongki supaya mengendalikan diri. Kalau sampai ia memukul Roni, bisa-bisa Yongki ikut ditahan bersama anak-anaknya.

“Bahkan seekor an**jing tahu bagaimana berterima kasih pada tuannya sedangkan kamu malah berbalik membunuh majikannya.”

“Kalian saja yang gampang takabur, merasa bisa membeli orang dengan uang dan memanfaatkan mereka sehabis-habisnya.”

Dengan wajah pongah dan kedua tangan terlipat di depan dada, Roni seakan menantang emosi Yongki. Roni menebak pria yang berdiri di sampingnya adalah pengacara yang ditunjuk untuk Anggara dan Thalia.

Entah apa yang dibisikkan pria itu, dengan senyuman sinis Yongki meninggalkan Roni dan Arumi sedangkan Anggara yang tadi berada di dekat mereka entah dibawa kemana.

“Apa kita akan menemui Thalia malam ini ?”

“Tidak, kita hanya perlu menandatangani beberapa berkas, sisanya akan diurus oleh pengacara yang sudah aku tunjuk.”

“Syukurlah,” sahut Arumi sambil menghela nafas. “Moodku langsung jelek melihat kejadian tadi ditambah lagi melihat kesombongan pak Yongki rasanya pingin muntah.”

Roni tertawa kecil, “Yakin bukan karena Raka ?”

Arumi menoleh dengan mata melotot. “Kenapa jadi bawa-bawa Raka ? Urusan kita dengan Thalia dan Anggara tidak ada hubungan dengan Raka.”

“Ya…. Ya…. Malang nian nasib Raka,” ujar Roni di sela tawanya.

Seorang pria berpakaian sipil menghampiri Roni dan memperkenalkan diri pada Arumi. Ternyata pria bernama Suparta itu adalah seorang polisi yang menjadi penanggungjawab dalam kasus Thalia.

Sesuai perkiraan Roni, sekitar 40 menit mereka sudah diperbolehkan meninggalkan kantor polisi.

Wajah Arumi yang tadi bersemangat saat berangkat sudah mulai mengantuk. Entah sudah berapa kali Arumi menguap sampai menularkan Roni dan Sapta.

“Aku ngantuk banget Ron, bangunkan kalau sudah sampai rumah.”

Melihat wajah lelah Arumi bahkan matanya seperti sulit dibuka, Roni mengurungkan niatnya untuk membahas langkah-langkah apa yang sudah diaturnya bersama pengacara.

Untung saja jalanan sudah sepi menjelang tengah malam. Kurang lebih 30 menit, Sapta menghentikan mobil di depan rumah Arumi.

“Ar, bangun sudah sampai.” Roni menepuk pelan bahu Arumi sampai ia terbangun dan menggeliat.

“Kok cepat banget sampainya.”

Roni tertawa, “Sekarang sudah jam 12 lewat 15, Ar., sudah waktunya orang tidur.”

Arumi hanya mengangguk-angguk dengan mata setengah terpejam. Setelah mengucapkan terima kasih pada Sapta, Arumi membiarkan Roni menggandengnya sampai ke depan pintu.

Rumah yang disewa Arumi ini ada di dalam cluster dmana setiap rumah tidak dibatasi pagar.

“Sampai besok Ar, jaga kesehatanmu,” pesan Roni sebelum meninggalkan Arumi.

“Terima kasih, Ron. Aku tunggu kabar selanjutnya.”

Usai berpamitan Roni langsung pergi lagi bersama Sapta.

Seorang pelayan terlihat sedang berjalan menghampiri Arumi yang baru saja masuk dan mengunci pintu utama.

“Ada apa Bik ?”

“Tuan Raka tidak mau makan malam, Nona bahkan sejak nona pergi, tuan tidak mau keluar kamar.”

Arumi menghela nafas, “Nanti saya tengok. Sudah malam, bibik tidur saja.”

“Baik Nona.”

Pelayan tadi meninggalkan Arumi yang memutuskan langsung ke kamarnya karena yakin apa yang dilakukan Raka adalah bentuk kekesalan pada Arumi.

Namun begitu melintas ruang tengah, ia sempat berhenti, menatap pintu kamar Raka sambil menimbang-nimbang perlu tidaknya menengok Raka.

Tubuhnya yang lelah membuat Arumi memutuskan untuk langsung tidur tapi tanpa sadar kakinya malah melangkah ke arah kamar Raka.

Dengan sangat hati-hati dan pelan Arumi membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Niatnya hanya ingin mengintip, memastikan Raka sudah tidur, tidak terjaga karena kelaparan.

Lampu kamar yang masih terang benderang membuat Arumi bisa melihat seluruh kamar dengan jelas.

Dahinya berkerut melihat tempat tidur Raka masih rapi namun kursi rodanya ada di dekat situ. Pintu kamar mandi juga terbuka berarti Raka tidak sedang di sana.

Didorong rasa penasaran akhirnya Arumi masuk untuk memastikan keberadaan Raka.

Betapa terkejutnya Arumi melihat Raka tertelungkup di lantai. Ada darah kering keluar dari pelipisnya bahkan sampai ke lantai. Di dekat tangan Raka ada handphonr yang sepertinya terlepas.

Arumi buru-buru mendekat, memastikan pernafasan Raka masih bekerja dengan baik.

Sambil memghubungi Sapta untuk memintanya kembali, Arumi keluar kamar memanggil semua pelayan yang berjumlah 3 orang guna membantunya memindahkan Raka ke tempat tidur.

Tubuh Raka terasa dingin, bukan hanya wajah, kaki dan tangannya, bagan perutnya ikut dingin. Sepertinya sudah cukup lama Raka terjatuh dan pingsan.

Arumi menutupi tubuh Raka dengan selimut sampai ke leher dan membersihkan luka kering dengan air hangat.

Arumi tidak bisa menggambarkan bagajmana perasaannya saat ini bahkan ia tidak bisa menangis meski kondisi Raka membuat hatinya terenyuh.

Seorang pelayan kembali masuk ke kamar untuk memberitahu kedatangan Sapta dan Roni. Kedua pria itu langsung disuruh masuk ke kamar.

“Apa yang terjadi Ar ?” tanya Roni mendekati Arumi yang duduk di tepi ranjang.

“Aku tidsk tahu, terakhir para pelayan melihat Raka saat aku pamit pergi. Tidak ada yang berani masuk ke kamar waktu makan malam dan mereka tidak mendengar Raka jatuh.”

“Ambulans sedang dalam perjalanan kemari,” ujar Sapta.

“Aku yakin Raka baik-baik saja.” hibur Roni sambil merangkul bahu Arumi.

“Hhhmmm.”

1
Noey Aprilia
Naahhh.....gt doongggg.....
ga ush glau trs,kn raka srius mau bkin arumi bhgia....bntr lg ga bkln dpt status janda,plus ga perawan lg....🤭🤭🤭
Dwi Agustina
Heheeee ikutan seneng Ar😅ikutan malu juga🤭😂
Fera Susanti
nikah kah??
Noey Aprilia
Hayooo....
bru shri loh,tp udh khilangn kn????
mkanya,jgn gngsi lh arumi...mskpn msih ragu,ksih ksmptan raka buat mmbuktikan kl dia srius....
Noey Aprilia
Lgian,spa jg yg mnta bntuan situ...
sok2an mnta bls budi,pdhl mh cma modus aja krna mau dktin raka....
tnggu aja tunanganmu kluar pnjra,kn ccok pnjht sm siluman rubah....😝😝😝
Noey Aprilia
Gngsi stnggi gnung....pdhl blng aja cembokur...🤭🤭🤭
Noey Aprilia
Slmt brjuang raka....
skrng bru spatu yg mlayang,lain kli mngkin kursi atw meja....🤣🤣🤣
Dwi Agustina
Nyebelin tp suka kaaaaaaan🤭ciye Arumiiii😉
Noey Aprilia
Efek kjedot cnta,jdinya beda sm yg dlu... 🤣🤣🤣
Fera Susanti
🤭
Noey Aprilia
Ttp smngt y raka.....ykin bgt kl arumi sbnrnya msh ada rsa,cma gngsi aja buat ngaku....tmbh lg dia pst msih skit hti krna skpmu d msa lalu.....
slmt brjuang......
Dwi Agustina
Hahahaaa Sapta-Bimo yg sabar y🤭👍💪💪
Dwi Agustina
Hadeeeh mainannya laki2 g bisa masuk di otak perempuan😅
Noey Aprilia
Ayo arumi.....ksih raka ksmptan biar dia tau gmna rsanya brjuang plus d acuhkn,sm ky dlu dia sm km....tnggu smp 3 thn,apakh km msih mau nrima dia atw ga.....
Dwi Agustina
Ahaaaa semesta mengabulkan pintamu Raka😀
Noey Aprilia
Roni ngpn jg pke nksir sm tu sluman rubah,udh tau kl dia msih tnangn sm yg onoh.....asl tau aja y,kl dia ga s'baik yg d kira....pling cma mau mnfaatin aja biar dia bs lpas....
Ir
Roni aku tau niat kamu baik, tapi melibatkan orang lain hanya untuk menguji Arumi itu salah Roni, belum aja Arumi meledak dan keluar semua apa dia simpan selama ini, cukup minta Raka berjuang lebih keras aja, ga perlu melibatkan eva
Noey Aprilia
Hhhmmm.....
pling jg bpknya eva pnya htang sm yg onoh,mkanya anknya ga bs lpas....scra kn kl btal msti gnti rugi kaleee......udh biasa jual anknya dmi hrta.....kira2 roni bwa eva kmn y???jgn smp dia bntuin,tp msih ttp ngusik arumi.....
Ir
aku tau kemarahan Arumi bukan lantaran sikap Raka tapi sikap mama Sofia, gini semenjak orang tua Arumi meninggal mama Sofia lah yg bisa menggantikan peran seorang ibu, jadi begitu tau mama Sofia bisa dekat dengan perempuan lain selain Arumi jadi perasaan yg selama ini di anggap anak sendiri tuh udah ga sepesial, apa lagi pas makan malam yg di ceritain Eva Eva Eva terus, kalo aku di posisi Arumi mah ogah lagi deket² sama mama Sofia jujur ae, cukup tau aja ntah apa yg di bilang Eva bener atau engga terserah tapi kalo untuk akrab lagi butuh waktu
Baretta: Terima kasih banyak ataa komentarnya kak Ir 😊😊🙏
total 1 replies
Ir
kak maaf banyak typo part ini
Ir: lebih ke salah sebut nama sih, duh lupa aku apa aja tadi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!