"hana maaf, rupanya riko hatinya belum tetap, jadi kami disini akan membatalkan pertunangan kamu.. dan kami akan memilih Sinta adik kamu sebagai pengganti kamu" ucap heri dengan nada yang berat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
“Gila, mahal sekali, Pak!” ucap Riko dengan nada frustrasi.
“Pak, kalau mahal jangan nikah di hotel,” ucap seorang pegawai hotel. Terlihat tidak sopan, tapi memang dia sudah kesal sama Riko. Selama setengah jam, dia hanya membolak-balik brosur dan berulang kali mengatakan mahal.
“Ini, kok, tamunya cuma 180 orang… sedikit kali,” tanya Riko.
“Ya, kalau Bapak mau tambah tamu, ada biaya tambahan. Itu sudah paket hemat, Pak. Makan, dekorasi, sound system sudah kami yang menanggung,” jelas petugas hotel.
“Ini, kok, sebentar sekali, hanya 6 jam… memang tidak bisa 24 jam? Tamuku jauh-jauh sekali… gimana kalau mereka ketinggalan pesawat?” ucap Riko.
“Ya, Bapak kasih tahu jauh-jauh hari sebelumnya, biar mereka tidak terlambat,” jelas petugas hotel.
“Ah, nggak jadilah, aku pusing, aku,” ucap Riko.
“Bang…” hardik Sinta, menatap tajam pada Riko.
“Ya… ya… jadi…” ucap Riko.
“Ok, Pak. Kalau jadi, tolong uang mukanya 100 juta,” ucap petugas hotel.
“25 juta saja lah ya,” tawar Riko.
“Maaf, Pak… itu customer kami juga sudah menunggu.”
“Bang…” hardik Sinta lagi, menatap tajam.
“Ya… ya… aku bayar,” ucap Riko.
Kemudian Riko mentransfer sejumlah uang ke rekening hotel.
Sinta berfoto ria di ballroom hotel dan mengunggahnya di Facebook dan Instagram.
“Ah… kalau beli rumah, sudah jadi rumah dua lantai ini,” ucap Riko kesal.
“Kenapa sih kamu… ini kan momen seumur hidup sekali, jadi harus meriah. Toko kamu juga akan ramai kalau kamu terlihat kaya,” ucap Sinta.
“Ya, tapi aku jadi tekor ini…” gerutu Riko.
“Aku sudah habis 200 juta… sekarang mana kontribusi orang tua kamu?” tanya Riko.
“Ya, kamu lah… mana ada orang tua ku uang,” jawab Sinta.
“Mintalah pada Hana… dia banyak uangnya. Kamu tahu tidak, Hana itu gajinya besar sekali… dia pasti banyak tabungannya,” ucap Riko.
“Masa sih?” tanya Sinta.
“Iyalah… kalau gaji dia nggak besar, bagaimana dia bisa investasi di warung sembako-ku?” jawab Riko.
“Berarti selama ini dugaanku benar, kalau Hana berbohong,” ucap Sinta.
“Ya sudah, ayo kita minta uang pada Hana… dia juga harus tanggung jawab mengenai toko aki,” ucap Riko.
“Tapi masalahnya Hana sudah tidak tinggal di rumah lagi,” jawab Sinta.
“Kamu mengusirnya?”
“Ibuku yang mengusir,” jawab Sinta.
“Ah, sayang sekali,” gumam Riko.
“Jangan bilang kamu masih mencintainya… ingat, aku sudah memberikan segalanya untuk kamu,” ucap Sinta kesal.
“Ya, aku masih penasaran sama Hana… Hana itu sulit ditaklukkan, nggak kayak kamu, mudah sekali menyerahkan tubuhmu padaku,” ucap Riko dalam hati.
“Arghhhhh!” teriak Riko saat pinggangnya dicubit Sinta.
“Kenapa kamu mencubitku?” ucap Riko.
“Kamu itu melamun terus… ayo antar aku pulang,” ucap Sinta kesal.
….
…
Hana berkemas di kosannya. Dia akan segera meninggalkan kosan itu; baginya, kosan itu sudah tidak aman lagi. Hana bergidik ngeri saat mengingat rencana Andri yang dia dengar dari ponsel Nela.
“Hana, mau ke mana kamu?” tanya Andri yang tiba-tiba datang.
“Sudahlah, Andri… hubungan kita berakhir, jangan ganggu aku,” ucap Hana kesal.
“Iya… tapi jelaskan dulu, apa salah aku?” tanya Andri.
“Masih bertanya penjelasanku… sekarang jawab pertanyaanku, siapa David?” tanya Hana.
“Ah… ini pasti salah sangka. Dari mana dia tahu David? Ini pasti ulah Dita,” ucap Andri dalam hati.
“Mmmm, enggak bisa jawabkan… kamu itu bajingan, Andri!” ucap Hana.
“Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan David… aku masih normal… David itu…”
“David itu anak buah kamu, bukan? Kamu pura-pura jadi pahlawan, padahal penjahatnya adalah kamu sendiri… ini memuakkan sekali!” ucap Hana kesal.
“Minggir!” geram Hana, menyuruh Andri menyingkir dari hadapannya karena menghalangi jalannya.
“Hana… semuanya bisa aku jelaskan,” ucap Andri.
“Tidak ada penjelasan,” ucap Hana. Dia melangkah besar, meninggalkan Andri yang bingung.
…
…
Di rumah Erik:
“Mau apa kamu ke sini?” tanya Erik pada Mirna.
“Bos, aku mau pinjam uang 100 juta,” ucap Mirna langsung pada intinya.
“Emang punya uang untuk gantinya, ha?” tanya Erik sinis.
“Aku sudah mengusir Hana. Sekarang kamu bisa melakukan apa pun pada anak itu karena Handoko sudah tidak melindungi dia lagi,” jelas Mirna.
“Oh… begitu… sekarang di mana dia?” tanya Erik.
“Aku tahu tempat kerjanya. Kamu datang saja ke sana… suruh anak buah kamu mengawasi Hana. Hana pasti enggak jauh tinggal dari situ,” jelas Mirna.
“Oh… begitu ya… ok lah kalau begitu,” ucap Erik.
“Mana sekarang uangnya?” ucap Mirna tersenyum licik.
“Enak saja… belum juga berhasil, sudah meminta uang padaku,” ucap Erik kesal.
“Tapi aku sudah memberi informasi berharga sama kamu… seharusnya kamu membayarku,” jawab Mirna.
“Heheh… boleh, tapi harus ada DP-nya,” ucap Erik.
“Maksud kamu?” tanya Mirna.
Erik mendekat pada Mirna.
“Sudah lama aku tidak merasakan punya kamu… kamu harus jadi DP-nya,” bisik Erik.
Mirna bergidik ngeri. Dia tak menyangka Erik masih menginginkannya.
“Aku sudah tua… Hana saja lah,” ucap Mirna.
“Ya sudah, tidak ada uang sebelum Hana aku dapatkan,” ucap Erik.
“Oke… ok… baiklah kalau begitu,” ucap Mirna.
“Nah, gitu dong,” ucap Erik.
Kemudian Erik menggenggam tangan Mirna, lalu membawanya ke kamarnya.
“Ceklek!” pintu kamar Erik tertutup.
…
..
Riko seharian ini dibuat kesal oleh Sinta. Setelah membooking hotel, Sinta mengajak Riko ke salon untuk melakukan perawatan.
“Gila, 20 juta cuma untuk perawatan saja!” ucap Riko kesal melihat struk perawatan Sinta.
“Ah, pelit banget sih kamu… emang kamu mau aku terlihat burik pas acara resepsi?” ucap Sinta kesal.
“Tapi nggak sebanyak ini kali… bisa bangkrut aku kalau begini,” ucap Riko kesal.
“Tenang saja, habis ini kita ke hotel terdekat… aku akan memuaskanmu,” ucap Sinta.
Riko langsung tersenyum, setidaknya ada obat jengkel dia.
Setelah melakukan perawatan, Sinta membawa Riko ke mall. Dan lagi-lagi, Riko dibuat tercengang dengan nafsu belanja Sinta
“Gila… padahal waktu aku pacaran dengan Hana, aku nggak pernah keluar uang. Kenapa aku sekarang jadi boros banget?” ucap Riko dalam hati.
“Kamu boros banget sih… padahal beli saja di tanah bang, kamu bisa buka toko baju dengan uang sebanyak itu,” gerutu Riko.
“Ih ini… nih akibat kelamaan pacaran sama Hana… selera kamu rendah. Kita ini sarjana, teman kita dari kalangan atas, masa pakai baju murahan?” ucap Sinta.
“Kamu selalu saja punya alasan,” ucap Riko.
“Kenapa? Kamu rela… kalau begitu, lebih baik kita ke rumah kamu saja sekarang,” ancam sinta
“Mau ngapain?” tanya Riko.
“Aku mau bilang sama ayah kamu kalau aku sudah hamil sama kamu,” ucap Hana sambil mengeluarkan tespack.
“Ya… ya… sudah, belanjalah… tapi jangan lupa kita mampir dulu ke hotel,” ucap Riko.
“Oke… tak masalah,” ucap Sinta