NovelToon NovelToon
Perjodohan Tidak Sesuai Naskah

Perjodohan Tidak Sesuai Naskah

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:898
Nilai: 5
Nama Author: Romanova

Yue menerima perjodohan itu dengan satu kata singkat. "Ya."

Bukan karena cinta, jauh dari itu. Dia hanya berpikir hidupnya akan seperti kisah di film atau novel yang sering dia tonton, klasik, klise, dan penuh drama. Seorang pria kaya raya yang dingin dan tak acuh, yang diam-diam mencintai wanita lain, dan hanya menikah karena tekanan keluarga. Lalu Yue akan menjalani hidup sebagai istri formal, tidak dicintai, tapi tetap hidup mewah. Simple.

Satu-satunya alasan Yue setuju hanyalah karena satu kata sakral, UANG. Dia realistis, bukan romantis. Tapi yang terjadi, sungguh berbeda.

Pria itu, Raymon Sanchez tidak sesuai skrip. Sejak hari pertama mereka bertemu, bukan tatapan datar yang dia terima, melainkan pandangan tajam seolah dia adalah teka-teki yang ingin dia pecahkan. Bukan sikap acuh, tapi perhatian yang menusuk hingga ke tulang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Romanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Manis

Ayunan perlahan berhenti, tali di kedua sisi menjadi diam, dan hanya udara pagi yang bergerak lembut di sela-sela mereka.

Yue mendongak, matanya mencari tatapan pria yang sejak tadi berdiri di belakangnya, dan saat pandangan mereka bertemu, waktu terasa seolah menahan napas.

Raymon menunduk, wajahnya mendekat tanpa tergesa.

Mata mereka saling mengunci, tak ada kata, tak ada senyum. Hanya diam yang padat akan sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan bahasa.

Yue tak bergerak, seolah terpaku oleh sorot mata suaminya yang kali ini terasa lebih dalam.

Bukan menuntut, bukan mengendalikan. Hanya ada murni, tanpa topeng dan tiba-tiba, tanpa peringatan,

Raymon mencium bibirnya. Perlahan, hati-hati.

Bibir mereka bersentuhan singkat, hanya beberapa detik.

Tapi cukup untuk membuat dada Yue berdesir, seolah semua hal yang selama ini tidak diucapkan, semua luka, semua kelelahan, semua ketakutan dipeluk dalam satu ciuman.

Saat Raymon menarik diri perlahan, matanya masih menatap milik Yue.

"Pagi, sayang." gumamnya, suara itu rendah dan mengandung sesuatu yang nyaris membuat Yue lupa cara bernapas.

Yue tidak langsung menjawab. Jantungnya berdetak terlalu cepat, pipinya memanas, tapi dia tidak menunduk.

"Pagi." jawabnya akhirnya, pelan dan tanpa sadar, senyum tipis muncul di wajahnya.

Setelah itu, mereka masuk kembali ke dalam mansion.

Raymon mengenakan jas hitamnya dengan rapi, dasi sudah terikat sempurna, dan jam tangannya berkilau tertangkap sinar pagi dari jendela.

Dia berjalan menuruni tangga ke arah ruang tengah, tempat Yue duduk santai di sofa sambil menonton televisi dengan bantal di pelukan.

Dia berhenti di belakang sofa, menunduk sedikit sambil berkata dengan nada rendah namun penuh perhatian.

"Tidak usah ke perusahaan hari ini, sayang. Istirahatlah. Kalau ada sesuatu hubungi aku."

Tanpa menunggu jawaban panjang, dia membungkuk dan mengecup bibir istrinya sekilas, singkat, namun cukup untuk meninggalkan jejak kehangatan.

Yue hanya bergumam pelan, setengah malas, matanya masih terpaku pada layar televisi.

"Hmm…" jawabnya tak jelas.

Dan ketika Raymon hendak menciumnya lagi, tangan Yue mendorong wajahnya ringan, seperti gerakan refleks yang artinya.

"Sudah, sana pergi, ganggu aku lagi kutendang."

Raymon tertawa kecil, tidak tersinggung. Sebaliknya, dia justru tampak puas.

"Aku serius, sayang." ujarnya sambil berdiri tegak dan merapikan jas. "Hari ini kau istirahat. Tidak ada kerja, tidak ada stres, tidak ada menangis. Hm?"

Yue akhirnya menoleh, menatapnya sambil menyipit. "Kau jadi manis, sejak kapan?"

Raymon menyeringai. "Sejak kau jadi satu-satunya yang bisa mendorong wajahku dan tetap hidup." ucapnya.

Yue mendengus pelan tapi sudut bibirnya sedikit terangkat, senyum kecil yang dia tahan agar tak terlihat.

Raymon melirik jam tangannya, lalu kembali menatapnya.

"Aku pulang cepat." janjinya.

"Jangan lupa bawa camilan." balas Yue datar, matanya kembali ke televisi.

Raymon mengangguk, lalu melangkah pergi.

Tapi bahkan setelah dia keluar dari rumah, senyumnya masih tertinggal di wajahnya karena tahu, pagi ini istrinya masih di tempat yang sama.

Saat Raymon melangkah masuk ke ruang kerjanya yang luas dan dingin, cahaya matahari pagi menyinari meja kerjanya dari jendela kaca besar di belakangnya. Seperti biasa, asistennya sudah lebih dulu menyiapkan segalanya, kopi panas, dokumen penting, dan laporan pertemuan hari ini.

Tapi ada satu hal lain yang menarik perhatiannya.

Tiga berkas tipis, ditata rapi di atas meja kayu gelapnya. Tiga nama yang sudah tidak asing lagi.

Gevan, Lili dan Helena.

Raymon menjatuhkan pandangan ke tiga berkas itu. Sekilas, tapi dalam sorot matanya, ada sesuatu yang berubah, seperti binatang liar yang akhirnya mencium bau mangsanya.

Tangan kanannya menyentuh satu map, membuka dengan santai, seperti membaca koran pagi. Matanya menelusuri data pribadi, latar belakang, transaksi keuangan, alamat, bahkan kebiasaan, semua informasi yang sudah dikumpulkan dengan sangat rapi oleh timnya.

Semuanya ada, ini lebih dari cukup.

Sudut bibir Raymon terangkat pelan, membentuk senyuman miring.

"Bagus." gumamnya pelan, sambil menutup map dengan satu tangan.

Dia menyender ke kursi, jarinya mengetuk permukaan meja sekali, dua kali…

"Buat Gevan kehilangan kontrak kerja samanya di luar negeri. Keluarkan berita skandal keuangan kecil, cukup untuk menghancurkan reputasinya di industri." ucapnya tanpa emosi, seolah sedang memesan makan siang.

"Untuk Lili…"

Raymon membuka map kedua. "Kirimkan surat kaleng ke tempat kerjanya, sertakan bukti kecurangan akademik yang dia lakukan dulu. Dia pandai bermain bersih di depan kamera, kita lihat bagaimana dia menangis saat semua itu bocor."

Dan terakhir…

"Helena." Raymon membuka map terakhir, tatapannya kini dingin.

"Lacak siapa sponsor yang mendanainya selama ini, tekan mereka satu per satu sampai dia tidak bisa muncul di satu pun acara sosial selama tiga bulan ke depan."

Dia menutup ketiga map dengan tenang, lalu menyusunnya kembali.

"Tak perlu terlalu kejam. Cukup keras agar mereka mengerti, istri seorang Raymon tidak bisa disentuh. Apalagi dijatuhkan."

Dia menekan tombol interkom.

"Marian jangan jadwalkan pertemuan besar hari ini, saya akan pulang lebih cepat."

"Baik, Tuan."

Raymon berdiri perlahan, merapikan jasnya.

Hari ini dia bekerja bukan untuk perusahaan.

Hari ini dia bekerja untuk istrinya dan ini baru permulaan.

Tiga orang telah menyentuh hal yang paling dia lindungi dan sekarang, mereka akan belajar satu hal. Bahwa Raymon Sanchez tidak pernah membiarkan siapa pun menyentuh miliknya.

Tbc

1
Syaquilla Mbull
author aku suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!