NovelToon NovelToon
Sang Penerus Yang Tersembunyi

Sang Penerus Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Kultivasi Modern
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Seorang anak laki-laki kala itu masih berusia 10 tahun, tidak di kenal oleh siapapun karena identitasnya telah di sembunyikan oleh sang Ibu.

Suatu hari sang lelaki itu harus menerima kehidupan yang pahit, karena sang Ibu harus di bunuh, namun sayang dia tidak dapat menolongnya, sialnya lagi dia harus mengikuti keinginan sang Ibu yaitu bersembunyi di suatu tempat agar bisa menjaga sang adik dan membalaskan dendam sang Ibu, dan juga bisa mengambil alih apa yang telah menjadi haknya.

Dan saat tiba di sebuah tempat di mana dana Dan naya di selamatkan, Dana menemukan seorang wanita yang menarik hatinya, namun sayang ketika dewasa, dia harus meninggalkan wanita itu untuk merebut perusahaan dan berpura-pura mencintai wanita lain, yaitu anak dari pembunuh Ibunya sekaligus yang telah merebut perusahaannya.

Bagaimana cerita cintanya dan apakah Dana mampu setia?, lalu apa yang terjadi dengan perusahaannya ketika Dana hadir di perusahaan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 - Klien pertama

Keesokan harinya ...

Dana sampai tepat pagi hari ketika karyawan lain masih dalam perjalanan, sedangkan Dana tiba lebih awal dari yang lain, dia terdiam termenung, sungguh dia merindukan Sylvia dan yang lainnya di desa.

"Hmm," suara deheman Fawn menyadarkan Dana dari lamunan.

"Keruangan saya sekarang," sahut Fawn tegas.

Dana hanya menganggukkan wajahnya, dan berdiri dan berjalan mengekori Fawn.

Setibanya di ruangan Fawn, Dana duduk di hadapan Fawn.

"Bagaimana Dana apa kamu sudah mempelajari proposal untuk hari ini kita bertemu klien?" tanya Fawn.

"Sudah Bu," jawab Dana dengan menundukkan wajahnya.

"Siap bantu saya menjelaskan pada klien?" tanya Fawn.

"Saya siap Bu," jawab Dana mantap.

"Dana ... jika berdua jangan bilang Ibu ya, bilang saja Fawn, kita ini sebaya loh," ucap Fawn sambil tersenyum penuh kekaguman terhadap Dana.

"Aku seperti pernah bertemu denganmu, tapi di mana ya? matamu seperti aku pernah mengenalnya tapi di mana ya?" tanya Fawn sambil mengetukkan jarinya di atas keningnya.

"Maaf sepertinya Ibu, maksudku Fawn salah kita baru bertemu dan baru di sini," kilah Dana padahal dia pernah bertemu di jalan raya itu.

"Aku kira pernah, mungkin seseorang yang mirip saja ya," pikir Fawn.

"Sepertinya demikian Bu, eh Fawn," jawab Dana masih sopan.

"Tolong tanya kapan kita akan bersiap pergi, tolong siapkan kebutuhannya, hubungi saya saja untuk memberi tahu jamnya," ucap Fawn yang ingin bersantai di ruangan ini.

"Baik," ucap Dana dan langsung beranjak undur diri menemui Tina.

Setelah menutup pintu, Dana mengecek handphonenya, dan betul saja Fawn sedang asik tiduran di atas sofa sambil memegang handphonenya.

Enak banget ya itu orang, bisa sesantai itu, padahal urusan kantor banyak, bagaimana bisa maju kalau begitu. gumam Dana sambil menggelengkan kepalanya.

Dana berjalan menghampiri Tina, yang kebetulan ruangan mereka bersamaan.

"Tina ... kapan jadwal Ibu Fawn bertemu klien?" tanya Dana.

"Jam 10 sekarang, kamu sudah paham belum? jika belum saya bantu pelari sekarang," saran Tina.

"Alhamdulillah sudah, tenang saja, jika ada yang tak paham akan aku tanya," jawab Dana sambil mengacungkan jempolnya.

Dana duduk di bangkunya, lalu menghubungi Fawn, hanya untuk mengatakan jam berapa mereka harus pergi.

Fawn pun mengiyakan dan menutup telepon itu tanpa berterima kasih.

Dana menatap telepon di mejanya, dengan mengerutkan keningnya.

Begini amat punya atasan, eh gue bukan dia. Batin Dana.

Di ruangan Fawn ...

Ih kenapa sih cepat amat ni waktu, kenapa sih Daddy ga nyuruh abang aja kerja di sini, kenapa mesti gue coba?. gerutu Fawn.

Tapi tak apa lah, kan sekarang ada pria ganteng jadi ga akan kesepian dan gue bisa cuci mata. ucap Fawn girang.

Dan dengan seketika semangatnya menjadi tinggi dan kini dia sudah siap dengan tas kecil berada di samping lengannya.

Begitu juga Dana, kini dia telah siap dengan berkas-berkas yang ada di tangannya. Dan sedang menunggu Fawn di luar ruangannya.

Fawn keluar ruangan dan di sambut oleh Dana, dengan seketika wajahnya tersipu malu. Fawn sudah menyukai Dana dari awal Dana memasuki ruang HRD.

Namun Dana saat ini menyadari jika dia adalah pegawai dia tidak dapat berdiri di samping Fawn.

Sedangkan Fawn memiliki ego tinggi jelas dia tidak ingin terlihat oleh umum jika dia berjalan berdua dengan bawahannya. Meskipun hatinya menginginkan itu.

Sesampainya di depan mobil Fawn. Dana membukakan pintu untuk Fawn. dan di dalamnya berada supir yang siap mengantar ke mana saja.

Namun saat Dana hendak duduk di depan, Fawn memanggilnya dan menyuruhnya duduk di belakang bersamanya.

Dana yang ingin menolaknya pun tahu diri, bagaimana pun kini dia hanyalah seorang pegawai rendahan, yang hanya mampu mengikuti keinginan sang majikan.

Akhirnya Dana berada di samping Fawn.

"Tidak perlu kamu di depan, karena kamu adalah asisten plus bodyguardku, sehingga kamu harus selalu berada di sampingku!" seru Fawn yang berharap Dana paham, padahal jauh di lubuk Fawn, menginginkan Dana selalu di sampingnya.

Sebelum berangkat, Dana mengecek chat yang masuk di handphonenya, namun saat hendak membalas, Fawn tiba di hadapan Dana yang belum sempat membalas sedikitpun.

Di dalam mobil kini kembali Handphone Dana bergetar, namun Dana hanya mampu menahan rasa rindu tersebut.

Sedangkan Fawn suka mencuri pandang ke arah Dana, Fawn bingung untuk memulai dari mana untuk bisa berbicara banyak dan mendekatkan diri dengan Dana.

Sungguh wajah begitu ganteng, dan berwibawa terkesan pemilik perusahaan sangat cocok bersanding dengannya. pikir Fawn.

Setibanya di sebuah restoran...

Dana dan Fawn menyalami klien dengan mengatakan maaf atas keterlambatan mereka. Namun klien itu dapat memahami dan mengatakan tidak apa-apa karena dia baru sampai beberapa menit lalu.

Dana memulai membacakan propasal itu, Dana begitu lihai menjelaskan maksud dan tujuannya, membuat sang klien manggut-manggut memahami apa yang di jelaskan Dana.

Setelah selesai menjelaskan, klien itu bersalaman dan mengatakan jika dia berkenan menerima penawaran kerjasama tersebut.

Namun siapa sangka klien itu mengira Danalah pemimpinnya, dan Fawn adalah asisten atau sekretaris Dana.

Dana tidak ingin protes, Dana hanya mampu memanggukkan wajahnya sambil mengatakan terimakasih.

Setelah klien itu pergi ...

"Dana ... kenapa kamu tidak mengatakan aku adalah atasanmu? kenapa kamu malah menanggapinya? apa kamu ada niat sesuatu?" cecar Fawn.

"Maaf Fawn tidak begitu, saya memiliki alasan sendiri, begini kenapa saya tidak mengatakan jika anda itu atasan saya, karena jika saya mengatakan itu bisa jadi klien merasa malu dan takutnya mereka tidak ingin bertemu kita lagi karena rasa malu itu," jelas Dana panjang lebar dan itu dapat di terima oleh Fawn.

Dana tersenyum karena ini adalah awal dia memulai permainannya.

Setelah Dana menjelaskan itu, Dana dan Fawn pun makan siang di restoran itu.

Namun saat waiters membawa minuman ke atas meja Dana, tiba-tiba ada anak kecil yang menyenggol waiter tersebut sehingga air yang masih berada di atas nampannya pun tumpah mengenai baju Fawn.

Jelas membuat Fawn naik pitam, dia berdiri dan memaki Waiters tersebut.

Fawn mulai membuat keributan, namun lengan Dana dengan lembut menahan lengan Fawn.

"Fawn ... anda itu cantik dan berkelas, mohon di jaga emosinya, apakah anda tidak malu dengan orang-orang yang sedang menatapmu?" tanya Dana halus sambil memperlihatkan orang-orang di sekelilingnya yang sedang memperhatikan Fawn.

Fawn akhirnya luluh, dia melepaskan dasi kupu-kupu waiters tersebut. Meski hatinya dongkol namun ucapan Dana langsung membuatnya luluh, karena menurutku Fawn image itu begitu penting untuknya.

Dana pun menyuruh waiters itu pergi, dan itu kesempatan bagus bagi Waiters langsung saja dia menjauhi meja Dana untuk menghindari amukan dari wanita tersebut padahal Waiters itu telah meminta maaf tapi Fawn sangat emosi tanpa memaafkan sedikitpun.

Dana memegang tangan Fawn yang tepat berada di hadapan Dana.

"Jangan bersedih ya, ini hanya sebuah baju, mari aku antar ke butik untuk kamu dapat menggantinya," rayu Dana dengan lembut dan tersenyum.

Bersambung ...

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
dira rahmi: Terimakasih 😘😘😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!