Hallo namaku adalah echayanti aku adalah gadis yang begitu menyayangi kekasihku, bahkan aku menabung uang gajihku selama 5 tahun ini hanya untuk membangun cita-cita kami untuk hidup bersama❤️ Aku adalah davin marcos aku sangat benci wanita-wanita yang seperti ulat bulu, bahkan aku paling benci yang namanya cinta🫵
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ekawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
seperti pelakor
setelah sampainya mereka dimansion, Davin menggendong echa masuk kedalam membuat gadis itu sedikit protes tapi tidak banyak bergerak. Ia tidak ingin luka Davin tambah parah apalagi harus menggendong tubuhnya
"tuan,,, turunkan saya!! saya masih bisa berjalan sendiri!" tungkasnya membuat Davin menatapnya tajam
echa menghela nafasnya panjang, berdebat dengan laki-laki ini hanya akan menghabiskan tenaganya saja
"aku harus menelpon nona Bianca, gadis itu semakin semena-mena dimansion ini!!" kata salah satu pelayan yang saat ini melihat tuanya menggendong Echa masuk kedalam
Ini adalah ke 2 kalinya Echa digendong oleh Davin, tubuhnya yang mungil membuat Davin tidak merasa berat berat sama sekali
"istirahatlah..! tubuhmu sangat panas aku akan menyuruh pelayan untuk membawakan bubur, jadi jangan banyak bergerak dulu!" titahnya
"hhhmm,,,." jawabnya lalu ia melihat punggung Davin yang saat ini semakin menjauh
"tuaann" Davin yang hendak pergi mendengar panggilan echa, ia membalikkan badan dan menaikan satu alisnya
"tuan terimakasih untuk semuanya, saya benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi,. Terimakasih banyak tuan dan maaf sudah membuat tuan terluka!" sesalnya
echa memang sebenarnya ingin mengatakan itu sejak mereka ada dirumah sakit, tapi karena Jhon yang selalu mengintil membuat ia mengurungkan niatnya
Davin semakin mendekat dengan senyuman dibibirnya mendekatkan wajah mereka membuat Echa sedikit gugup dengan wajah yang memerah
Cetakk
"aaaawwww" ringis gadis itu karena jidatnya disentil kembali
"kau pikir apa yang aku lakukan ini gratis!! aku akan meminta imbalan nanti!!" Dengan senyuman menyunging membuat wajah gadis itu cemberut lalu pergi begitu saja
"ckkk dasar tuan nyebelin, aku kira tadi dia akan berkata.. iya aku melakukan ini sebenarnya karena aku mencintaimu, aaaahhhh apa sih yang aku harapkan dari kulkas itu!, eeehhh stop Echa kamu tidak boleh jatuh cinta semudah itu apalagi dengan laki-laki yang bermulut pegas begitu aaaahhh" teriaknya karena merasa frustasi
tokk
Tookk
"nona, saya membawakan bubur" seorang pelayan masuk kedalam kamar Echa dan untung saja tadi Echa berbicara menggunakan bahasa daerahnya jadi gadis bule itu tidak akan mengerti
"nona apa anda sedang kesal?" tanya pelayan itu membuat echa mendongakan kepalanya dan tersenyum simpul
"tidakk,, terimakasih buburnya kamu boleh kembali!" katanya lembut
Tapi bukanya pergi gadis itu kembali berkata "nona, tuan Davin sudah memiliki tunangan. Tunanganya saat ini ada Prancis, sebentar lagi mereka akan melaksanakan pernikahan!! Jadi jangan menjadi orang ketiga dan perusak hubungan orang!"
Perkataan pelayan itu membuat Echa menaikan satu alisnya, ia tidak mengerti kenapa gadis didepannya berkata seperti itu
Mungkin karena ia melihat Davin selama ini begitu baik dengannya dimansion ini sehingga membuat orang lain salah faham
"hhmm hhmm begini nona, saya akan jelaskan sebelum kamu berbicara ngawur kesana-kemari!! Saya dan tuan Davin tidak lebih dari atasan dan bawahan, saya bekerja untuknya dan tinggalnya saya disini itu karena keinginan tuan Davin sendiri!! Jadi tidak usah menjelaskan dan menekankan hubungan kami
Bilang pada nyonyamu jika saya tidak tertarik dengan tunangannya yang menyebalkan itu!!"
Echa berbicara sedikit ketus, tidak usah dikatakan juga ia tahu dan sadar diri.. Orang kaya seperti Davin tidak akan mungkin menyukainya
Setelah mendengar itu, pelayan itu mendengus kesal dan pergi dari kamar Echa
"kau pikir aku mencintai Davin, jika ia mungkin aku sudah mengubur dalam-dalam.. Aku mencintai orang miskin saja sudah bisa berhianat apalagi orang kaya seperti Davin yang memiliki segalanya!! Mungkin dia tidak akan cukup dengan 1 wanita!" omelnya sendiri
Ia melihat bubur ditanganya lalu meletakan kembali diatas meja
moodnya benar-benar buruk setelah obrolan yang sangat amburadur itu
saat ini ia memutuskan untuk tidur siang, sungguh badannya terasa sangat lelah selain sakit badan ia juga sakit pikiran entah kenapa apa yang dikatakan oleh pelayan itu sangat membebani pikiranya
keesokan harinya Echa ingin pergi membangunkan Davin seperti biasanya, tapi saat ia hendak mengetuk pintu
Pintu kamar Davin sudah sedikit terbuka, sayu-sayu ia mendengar ringisan dari dalam kamar Davin
Ia mengintip sedikit dari celah-celah pintu dan sangat terkejut karena melihat davin sedang menganti perban di pundaknya, dengan cepat ia berlari mendekati davin
"tuan, apa anda baik-baik saja?" Echa datang dengan wajah yang terkejut
jadi luka yang Davin dapatkan saat membantunya begitu dalam sehingga nampak jahitan-jahitan kecil disana
darah segar, keluar dari luka itu sedikit demi sedit membuat Echa semakin merasa bersalah
"tuan,, biarkan saya membantu untuk mengobati dan Menganti perbanya" ucap gadis itu membuat Davin hanya diam saja
Echa melakukan tugasnya dengan sangat telaten, Davin yang diobati juga dengan patuh tidak ada satupun protesan yang keluar dari mulutnya
"daahh selesai.. Tuan mau mandi?" tanya Echa dengan entengnya
"bagaimana cara saya mandi jika tangan saya terluka begitu parah!" Davin sebenarnya menahan rasa sakit selama ini
apalagi saat ia mengendong gadis yang ada dihadapannya saat ini. Keadaan Echa memang sudah membaik, kejadian itu hanya meninggalkan bekas luka kecil disudut bibirnya
Sedangkan bekas biru-biru itu sudah ilang, entah obat apa yang diberikan oleh Jhon meskipun rasanya sangat pahit tapi sangat manjur
"hhmm tuan, bagimana walau saya mandikan?" tawar gadis itu dan berhasil membuat Davin tersenyum
"tentu!! Mulai sekarang Kau harus mengurusku selama aku sakit!
"iya saya tahu!!" ketusnya lalu berlalu kekamar mandi untuk menyiapkan air hangat
Setalah semua siap ia meminta Davin untuk masuk kemarin mandi tapi Davin malah protes meminta Echa untuk memapahnya dengan alasan lukanya semakin sakit
Echa justru semakin panik, ia ingin mengajak Davin kerumah sakit. Echa tidak ingin luka Davin bertambah parah
Tapi Davin dengan tegas menolak, ia hanya ingin Echa yang mengurusnya membuat Echa menghembuskan nafas kasar
"lepaskan celana saya!!" ucap Davin membuat Echa menelan silvanya susah payah
"tu..tuan tidak bisakan anda membuka sendiri!"
"mana bisa, lihatlah luka saya sudah sangat parah" Davin mengeraskan lengannya sedit dan "aaawww" keluhnya membuat Echa semakin merasa bersalah
"baiklah-baiklahh!!" Echa lalu membuka celana Davin sehingga hanya menyisakan boxer yang dipakai laki-laki itu
Echa dengan jelas melihat benjolan milik Davin yang begitu besar membuat mata Echa membulat sempurna
"kalau kau ingin melihat juniorku bukalah!!" bukanya malu echa malah bertambah kesal dengan laki-laki ini, ia melihat Davin dengan tatapan tidak suka
"kenpa? Kita sudah pernah melakukannya.. kita bahkan sudah saling melihat saat tubuh kita telanjang bulat" ucap Davin kembali
bukanya tergoda echa malah murung mendengar ucapan Davin, "padahal sudah punya tunangan tapi masih sempat-sempatnya menggoda wanita lain, memang semua laki-laki sama saja!!" batinya
Echa memandikan Davin dengan tenang, ia dengan telaten menggosok punggung Davin dan menyiramnya dengan air hangat tanpa mengenai lukanya
Davin mulai frustasi karena Echa diam saja, ia menarik tangan gadis itu membuat Echa jatuh dipangkuan Davin
Tanpa aba-aba Davin meraup bibir echa dengan rakus membuat mereka gadis itu memberontak, Davin memegang pinggang gadis itu dengan sedikit kuat
ciuman yang tadinya kasar kini berubah menjadi lembut, bahkan sangat lembut membuat Echa terbuai dan memegang erat lengan Davin
Cukup lama mereka berciuman sampai akhirnya Echa melepaskan ciuman karena ia hampir kehabisan nafas
Dengan cepat ia turun dari pangkuan Davin dan menyerahkan handuk untuk laki-laki itu lalu pergi meninggalkan Davin yang masih duduk dengan menatap nanar punggung Echa yang semakin menjauh
"ssiiiaaalllll apa sebenarnya yang telah aku lakukan, kenapa tubuhku selalu ingin sekali menyentuh gadis itu" katanya dengan frustasi
echa menyiapkan keperluan Davin seperti biasa, tatapan sayu dan mata memerah
sebanarnya ia sangat ingin menolak ciuman Davin, tapi entah kenapa ia malah terbuai.. Echa tidak ingin menjadi pelakor jadi jalan satu-satunya adalah mendekatkan bulat untuk menjauhi Davin sebisa mungkin