NovelToon NovelToon
Nikah Kontrak

Nikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Amira 22 tahun menikah kontrak dengan Ferdi baskara untuk biaya kesembuhan ayah angkatnya.
Amira bar-bar vs Ferdi yang perfeksionis
bagaimana kisah tom and Jery ini berlangsung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

yes aku menang

Laudia menatap layar ponselnya. Senyum menyeringai terbit di wajahnya. Rencananya kali ini tidak akan gagal. Amira sudah terkunci. Ferdi pun terikat bersama Laras. Panitia acara, semuanya berada dalam kendali.

Mulai dari penerima tamu, verifikator undangan, operator sound system, komputer, hingga proyektor—semuanya orangnya. Laudia terus memantau setiap pergerakan. Persentasenya, 99 persen rencana ini akan berhasil.

Ia melangkah memasuki ruang rapat. Suaminya, Anton, tampak memimpin jalannya pertemuan. Laudia mengedarkan pandangan. Operator komputer mengangguk singkat. Operator lampu juga memberi kode. Begitu pula operator proyektor.

“Semua aman,” gumamnya pelan melalui interkom di telinga.

“Aman,” jawab mereka serentak.

Namun, di dalam rapat, situasi justru semakin panas. Suara Leo, kepala cabang wilayah timur, memecah keheningan.

“Nyonya Renata, bagaimana nasib klan ini bila penerus Anda tidak kompeten seperti itu?”

Renata mencoba menahan diri. Senyumnya tetap. Meski dalam hati, kegelisahan mulai menguasai.

“Tenang saja. Sebentar lagi Ferdi akan datang. Jangan terlalu cemas,” jawabnya.

Belum sempat suasana reda, suara Lukman, kepala cabang wilayah barat, terdengar lantang.

“Nyonya Viona, katanya Anda menikahkan anak Anda dengan orang biasa. Mengapa tidak diumumkan? Apakah klan Baskara kekurangan wanita cantik, sampai harus mencarinya sembarangan?”

Nada sinisnya menusuk. Berkali-kali ia menawarkan putrinya pada Viona, namun selalu ditolak. Kini ia mendengar kabar—walau belum resmi—Ferdi sudah menikah. Bukan dengan bangsawan. Bukan dengan keluarga terpandang. Hanya gadis biasa.

Dan bagi Lukman, itu penghinaan.

Viona menatap tenang. Senyum merekah di wajahnya.

“Tepat sekali Anda datang pada acara ini. Hari ini saya akan mengumumkan menantu saya. Dan mengenai dengan siapa anak saya menikah, saya kira itu bukan urusan Anda. Anak saya selalu saya beri kebebasan untuk memilih.”

Jawabannya membuat Laudia panas. Senyum Viona seperti ejekan. Tangan Laudia mengepal di balik meja.

“Tersenyumlah sekarang. Sebentar lagi, kau akan menangis,” bisiknya dalam hati.

Berulang kali ia melirik ponsel. Menunggu laporan. Pertunjukan ini harus sempurna. Skandal itu harus meledak di saat yang tepat, di depan semua orang.

“Nyonya Viona, apa Anda tidak punya kriteria? Sampai memilih istri sembarangan untuk penerus klan Baskara?” suara Lusi terdengar lantang. Kepala cabang perempuan dari wilayah pusat itu menatap penuh sindiran. Ia sendiri pernah mencoba mendekati Ferdi, namun selalu ditolak.

Viona tetap tersenyum. “Istri Ferdi tentu saja perempuan yang sempurna. Cantik, cerdas, bermartabat. Walau bukan dari kalangan atas, saya berani jamin, soal strategi dia bisa bersaing dengan Anda.”

“Oh, saya jadi penasaran seperti apa istri Ferdi itu,” ucap Lusi, matanya menyipit.

Viona tetap kalem. “Sabar saja, Nona Lusi. Doa tidak akan mengecewakan Anda.”

Ketenangan itu bagai tamparan. Semakin membuat Laudia geram. Anton yang duduk memimpin rapat pun tak bisa menyembunyikan rasa kesal. Namun, ketika ponselnya bergetar, jantungnya justru berdetak lebih keras. Pesan dari Laudia baru saja masuk

“Mas, semua sudah siap. Tinggal Mas pandu para tamu untuk menyaksikan pertunjukan menarik,” isi pesan Laudia.

Anton tersenyum tipis. Matanya sekilas melirik ke arah Viona yang masih tenang menjawab satu per satu pertanyaan.

“Tersenyumlah… ini senyuman terakhirmu, Viona,” gumamnya dalam hati.

“Nyonya Viona ini terlalu banyak membual. Tanpa bukti nyata. Kalau memang benar istri Tuan Ferdi sesempurna itu, tunjukkan pada kami,” pinta Leo, nadanya menekan.

“Tenang saja, Leo. Ferdi tidak akan mengecewakanmu,” jawab Viona, tetap kalem.

Tiba-tiba seorang pengawal masuk. Ia berbisik di telinga Renata. Rapat seketika hening. Semua tahu, kalau tidak penting, pengawal tidak akan berani menerobos.

Wajah Renata langsung memerah. Dahi berkerut, tangannya meremas kertas catatan di meja. Ia berdiri. Suaranya terdengar lantang, menusuk.

“Viona, ikut aku.”

Ia menatap seluruh ruangan. “Kalian lanjutkan rapat. Anton yang memimpin.”

“Baik, Bu.” Anton mengangguk, senyum samar menghiasi bibirnya.

Renata melangkah cepat dengan tongkatnya melalui pintu belakang. Viona mengikuti di belakang.

“Viona!” bentak Renata. Tatapannya tajam, nyaris seperti hendak membunuh. “Apa kamu tidak bisa mendidik anakmu dengan benar?”

Viona menahan napas. “Ada apa, Bu?”

Renata mendekat. Suaranya dingin.

“Ferdi terlambat datang ke rapat. Dia sedang selingkuh. Dengan Laras.”

“Masa, Bu? Saya tidak percaya,” sahut Viona, suaranya tetap lembut, meski wajahnya mulai kehilangan warna.

“Ini dia yang tidak kusuka dari kamu. Kamu itu ceroboh. Selain selingkuh, dia juga menantangku. Katanya, kalau bukan aku dan kamu yang menjemput, dia tidak mau keluar kamar,” ucap Renata kesal.

Viona terdiam. Tidak ada jawaban.

“Ayo kita lihat dan seret Ferdi. Aku mulai meragukan kapasitasnya. Kalau hanya terlambat, bisa kutangani. Tapi selingkuh? Melakukan hubungan begitu tanpa ikatan… itu menghina aku!” suara Renata meninggi. Tongkatnya menghentak lantai, langkahnya cepat menuju kamar 212.

“Laudia, apa benar kabar dari pengawalmu itu?” tanya Renata sambil terus berjalan.

“Maka dari itu Ibu saja yang membuktikan. Aku tidak mau dianggap memfitnah,” jawab Laudia, pura-pura panik, padahal hatinya sedang bersorak gembira.

“Apa yang kau rencanakan, Laudia?” tanya Viona tajam.

“Sudahlah. Lebih baik kita cepat seret Ferdi sebelum wartawan tahu, lalu menjadikannya skandal.” Renata mempercepat langkahnya.

Sementara itu, di ruang rapat, Anton memimpin jalannya pertemuan. Seharusnya rapat membahas strategi ekspansi keluarga Baskara. Namun, diskusi berubah menjadi tanya-jawab tentang siapa sebenarnya istri Ferdi, penerus klan.

“Sebenarnya, siapa istri Tuan Ferdi itu, Pak Anton?” tanya Lusi, matanya menyelidik.

Anton menarik napas panjang. Bahunya turun, wajahnya tampak berat.

“Sebenarnya… awalnya Laras, keponakanku. Tapi orang tua Laras jatuh sakit tepat di hari pernikahannya. Laras memilih merawat mereka ketimbang hadir di acara. Dan sekarang… orang tua Laras sudah meninggal.”

Anton berhenti sejenak. Tangannya meraih tisu, menyeka air mata yang jatuh.

“Dan dengan sembarang, Nyonya Viona mencarikan istri untuk Ferdi. Istri yang tidak jelas latar belakangnya. Setelah aku selidiki, ternyata dia wanita murahan,” ucap Anton dingin.

Ruangan rapat seketika gempar. Bisik-bisik menyebar cepat. Semua orang menatap Anton dengan wajah terkejut dan kecewa. Bagaimana bisa Viona, yang selalu dianggap bijak, memilihkan istri murahan untuk Ferdi?

Lusi, teman baik Viona, merasa tersinggung mendengar ucapan itu. Ia berdiri.

“Pak Anton, jangan sembarang menuduh. Apa Anda punya bukti? Kalau punya, aku sendiri yang akan mendesak Nyonya Viona menceraikan wanita itu.”

Suasana rapat memanas. Bisik-bisik berubah menjadi tuntutan. Semua kepala cabang meminta bukti.

“Aku punya bukti,” jawab Anton, suaranya berat. “Tapi ini aib. Karena itu, selama ini kusimpan.”

“Tidak bisa!” seru Leo marah. “Ini demi masa depan klan. Anda tidak boleh menutupi bukti.”

Anton menarik napas panjang. “Baiklah, kalau kalian memaksa.”

Ia menjentikkan jari. Seketika lampu ruang rapat padam. Layar proyektor menyala. Warna putih berganti biru. Lalu sebuah video mulai diputar.

Anton menundukkan kepala, pura-pura tak sanggup menahan rasa malu. Suara desahan perempuan memenuhi ruangan. Tangannya menutup telinga, seolah ingin melindungi diri dari penghinaan.

“Apa ini? Menjijikkan sekali!” seru Leo, wajahnya memerah. Beberapa peserta rapat tampak muak, hampir muntah.

“Pak Anton, istri Ferdi panas sekali permainannya. Sampai orang gila pun dijadikannya pelampiasan,” ujar seorang peserta dengan nada jijik.

“Perempuan seperti ini tidak pantas menjadi istri penerus klan Baskara,” tambah yang lain.

“Tunggu!” suara Lusi terdengar. Matanya menatap layar tajam. “Aku mengenal dia.”

“Siapa dia, Lusi?” tanya Leo penasaran.

“Itu… Laras.”

Di layar, tampak jelas Laras tanpa memakai sehelai bajupun berada di atas seorang pria dekil berambut gimbal. Tubuhnya meliuk-liuk seperti penari ular, sementara pria itu dengan tenang memegang pinggang Laras yang putih kontras dengan tangannya yang penuh dengan debu dan minyak sisa makanan.

Laras sangat buas...dan sangat brisik.

“Pak Anton… itu Laras. Keponakan Anda sendiri,” ucap Lusi lirih.

Anton terdiam. Perlahan, ia membuka telinganya dari tangan yang semula menutup. Pandangannya naik ke arah layar. Matanya terbelalak. Bibirnya bergetar hebat.

“Hentikan!” teriak Anton, suaranya pecah.

Vidio itu terus berputar

"Gila ini bukan offline ini live streaming, ini pasti pakai VPN..ayo abadikan sebelum dibaned..." Ucap seseorang yang membuat Anton semakin panik

"Tidak bisa...ini tidak mungkin...kenapa ini bisa terjadi" ucapnya suaranya seperti tercekik operator sama sekali tidak menghentikan tayangan karena sebuah pisau menempel di pinggangnya.

1
partini
dah keluar lihat Laras gih biar mata suamimu keluar wkwkwkwk
partini
sehhhh buaya di kadalin wkwkwkk
OMG ngapain lihat Amira ma Ferdi 😂😂😂😂
partini
OMG live HS ,,hai fer lihat nih wanita yg kamu cintai
partini
sehhhh kecolongan jg aduhhhh no good
ChikoRamadani
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ Sangat menarik
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...

terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
partini
dihhh disuruh bercinta dengan gembel kamu Ra ,,di balik aja biar Laras yg bercinta dengan gembel jangan lupa bikin video
partini
😂😂😂😂
partini
ko bisa,,wah wah dah tau dong itu jebakan makanya cincin nya di pindah tempat
Dwi Anto
buaya kok di kadalin
Wesley Cherrylava
Wah bagus jalan ceritanya ga klise
Yani
Lucu Amira dan Ferdi
Yani
Seru
Yani
Ternta Amira kembar dengan Amora
Yani
Jangan" sodaranya Amira
Yani
Bentar lagi kamu bucin Ferdi
Yani
Seru
Yani
🤣🤣🤣🤣Amira
Yani
Tenang mmh Viona , Amira punya seribu cara bikin nenek baik 🤭
Yani
Ga akan bisa Ferdi
Yani
Seru suaminya ga berkutik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!