Bermimpi menjadi pencuri terhebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Transaksi
Seperti kain sutra yang lembut yang hendak mereka curi.
Waru juga merencanakan aksi pencurian yang halus dan teliti.
Strategi sudah dimasak dan sudah dipahami oleh Cermai dan Pinus. Sekarang waktunya bagi mereka bertiga untuk kembali beraksi.
Banyak peran yang akan dilakukan.
Baik Waru, Cermai dan Pinus sama-sama mempunyai andil penting yang akan sangat menentukan.
*
Eksekusi
Cermai datang ke Butik Cinta Kain Sutra pada saat jam ramai pembeli.
Tugas Cermai adalah mengambil gambar seluruh isi ruangan pada bagian yang vital. Menandai setiap kegiatan para pegawai yang bekerja di sana.
Dan yang terpenting adalah Cermai harus tahu siapa pemilik dari tempat yang sedang laris ini.
Cermai berpura-pura menjadi seorang pelanggan dengan membawa pulang dua potong kain sutra yang sudah dibayar dan membeli beberapa pakaian dalam yang Pinus pesan.
Cermai mendapatkan tiga poin penting dalam penyamarannya. Yang pertama adalah identitas pemilik butik. Yang kedua adalah foto pintu utama. Dan yang terakhir adalah foto gudang tempat disimpannya stok kain-kain sutra murbei. Jumlahnya banyak sekali.
Tidak hanya satu hari. Dari pagi sebelum butik itu buka sampai tempat itu tutup. Waru dan Pinus melakukan pengamatan dari seberang jalan.
Mereka berdua berlagak menjadi sopir dan kernet yang kendaraannya sedang rewel parah.
Setelah mereka mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Waru dan Pinus menghilang.
Butik itu libur di hari minggu. Waru dan Pinus menyamar menjadi tukang salesman alat-alat masak yang berkeliling dari rumah ke rumah.
Mereka berdua mendatangi rumah mewah di kawasan perumahan elit. Rumah besar itu milik bos pengusaha Butik Cinta Kain Sutra. Waru dan Pinus tahu nyonya pemilik butik itu suka memasak dari postingan di Instagram.
Pinus terus merayu-rayu dalam rangka mempromosikan produk mereka yang mau dijual. Pinus menawarkan panci anti panas serba guna dan pisau-pisau dapur cantik tapi tajam mematikan. Yang sebetulnya Pinus beli di e-commerce.
Ketika menemukan kelengahan Waru meninggalkan Pinus sendiri. Waru permisi untuk ke kamar kecil.
Tapi Waru pergi ke tempat kunci. Waru menemukan kunci utama pintu butik. Waru menjiplaknya dengan memakai Play-Doh untuk kemudian bisa digandakan.
Setelah mendapatkan apa yang mereka mau. Waru dan Pinus pamit pulang.
Malam harinya Waru dan Pinus kembali beraksi. Membawa mobil box yang di dalamnya terdapat banyak kardus-kardus besar yang kosong.
Waru berangkat ke tempat Butik Cinta Kain Sutra.
Sesampainya di sana mobil box Waru diizinkan masuk dengan alasan pengiriman barang. Padahal hari itu sudah larut malam dan butik tutup.
Waru menunjukkan surat jalan yang sama persis dengan surat jalan yang asli. Waru memalsukannya berdasarkan foto surat jalan yang diambil dokumentasinya oleh Cermai.
Setelah tiba di depan butik. Waru dan Pinus yang berpakaian serba hitam-hitam dan memakai topi dengan warna yang sama selalu menundukkan wajah mereka biar tidak dibaca kamera.
Begitu juga ketika tadi mereka masuk saat berjumpa dengan petugas jaga keamanan. Mereka berdua membuang muka.
Waru membuka pintu utama. Pinus mulai menurunkan kardus-kardus kosong yang besar-besar.
Orang yang melihat akan mengira bahwa Waru dan Pinus sedang menurunkan barang kiriman berupa kain-kain sutra.
Mereka membawa kardus-kardus kosong itu masuk ke dalam butik yang luas dan nyaman.
Waru sengaja tidak menyalakan semua lampu. Dibutuhkan sisi gelap untuk mereka bersembunyi.
Waru dan Pinus masuk ke dalam gudang lalu mengambil kain-kain sutra murbei. Memasukkannya ke dalam kardus-kardus kosong sampai semuanya penuh.
Waru dan Pinus mengambil semua kain sutra berkualitas nomor satu tanpa berbelas kasihan.
Setelah itu mereka mengembalikkan kardus-kardus besar itu masuk ke dalam mobil box yang juga telah disamarkan.
Orang yang melihat akan mengira bahwa Waru dan Pinus sedang menaikkan kardus-kardus kosong yang isinya sudah dikeluarkan.
Yang sebenarnya kardus-kardus besar yang kembali masuk ke dalam mobil box itu justru ada isinya. Yaitu kain sutra curian dalam jumlah yang sangat banyak.
Setelah eksekusi berhasil. Pintu sudah kembali ditutup dan dikunci. Lampu di dalam juga sudah dimatikan.
Waru dan Pinus pergi meninggalkan tempat butik pencurian tanpa sedikitpun meninggalkan kecurigaan.
Mereka sama sekali tidak tampak seperti dua orang yang baru saja mencuri.
*
Oleh Waru dan Pinus sutra-sutra itu langsung dibawa ke pelabuhan.
Di sana sudah ada Cermai yang menunggu. Bersama beberapa rekanan penadah yang sudah siap untuk bertransaksi. Membayar sutra-sutra asli dengan uang tunai.
Sutra-sutra kualitas nomor satu itu akan kembali dikirim ke luar negeri. Diperdagangkan sebagai barang gelap.