NovelToon NovelToon
Daddy, Mommy Milik Kami!

Daddy, Mommy Milik Kami!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Anak Genius / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga / Romansa
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mawar Jk

Cerita ini season dua dari Istri Kesayangan Bule Sultan. Bercerita tentang perseteruan antar ayah dan anak yang berlomba-lomba merebut perhatian Mommy nya.

"Hari ini Mommy akan tidak bersama ku."

"Tidak! Mommy milik adek!"

"Kalian berdua jangan bertengkar karena karena Mommy akan tidur dengan Daddy, bukan dengan kalian berdua."

"Daddy!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 15

Perjalanan mereka lumayan lama, sekitar satu jam lebih baru sampai di tempat reuni. Jalanan kota mulai berubah menjadi pemandangan pinggiran yang lebih hijau dan sejuk. Aidan sudah mulai gelisah sejak menit ke-30.

"Mommy, Aidan bosaaan..." rengeknya sambil merebahkan kepala kebelakang. Kakinya menggoyang-goyang udara, dan suara napasnya jelas menggambarkan rasa jenuh.

"Sabar, sebentar lagi sampai kok. Kan Mommy sudah bilang kan? Kalau orang sabar itu disayang tuhan, jadi kalau Aidan mau disayang tuhan harus sabar dan jadi anak baik." Ucap Maizah.

"Iya, mom." Jawab Aidan walaupun dengan nada tak bersemangat.

Untungnya, Matthew yang duduk di sebelah Aidan langsung mengambil inisiatif. Ia merogoh ke dalam tas kecilnya dan mengeluarkan dua potongan kartu bergambar dinosaurus. "Yuk, kita main tebak dino," ajaknya pelan, tapi cukup menarik perhatian Aidan.

"Iya! Aku mau jadi T-Rex ya!"

Matthew hanya tersenyum, lalu mengangkat kartu bergambar triceratops. Mereka pun bermain tebak-tebakan dinosaurus sambil sesekali tertawa kecil. Maizah yang duduk di kursi depan hanya menoleh sebentar dan tersenyum melihat dua anaknya bisa saling menghibur.

Mobil terus melaju menembus jalan tol yang lengang, ditemani langit mendung yang menggantung di atas cakrawala. Udara dalam mobil cukup dingin karena AC disetel sedang, dan dari speaker mobil, mengalun musik lembut bertempo lambat—lagu lama yang akrab di telinga Maizah. Matanya menatap keluar jendela, melihat hamparan sawah yang mulai menguning dan pepohonan yang bergerak cepat, menciptakan efek tenang di pikirannya.

Ia tersenyum kecil, membayangkan pertemuan yang akan segera terjadi. Sudah bertahun-tahun sejak reuni terakhir—sejak mereka semua berpisah setelah SMA. Kini, sebagian besar teman-temannya sudah berkeluarga, beberapa baru saja menikah, dan ada juga yang masih melajang, sibuk dengan karier masing-masing.

Namun hari ini, Maizah datang dengan dua hal yang tak pernah ia duga waktu remaja dulu: seorang suami yang sangat mencintainya, dan dua anak laki-laki yang lucu dan menyenangkan.

Ia tak bisa menahan perasaan penasaran, membayangkan bagaimana reaksi teman-temannya nanti. Apakah mereka akan terkejut? Tersenyum canggung? Atau tetap bersikap hangat seperti dulu?

Sebagian kenangan semasa SMA memang menyenangkan. Namun, tidak semua. Ada luka yang diam-diam tertinggal, meski sudah lama. Terutama dari teman laki-laki di kelasnya—mereka yang dulu sering meledek warna kulitnya yang sawo matang, tubuhnya yang waktu itu masih berisi, dan caranya bicara yang dianggap ‘ndeso’.

Maizah menarik napas panjang. Mereka bilang ia jelek. Gelap. Gendut. Tidak layak disukai. Kata-kata itu menghantamnya dulu, tapi kini… ia duduk di dalam mobil yang nyaman, mengenakan gaun cantik, dengan suami yang perhatian di sampingnya, dan dua anak laki-laki yang mengisi hari-harinya dengan tawa.

Tiba-tiba terdengar suara Aidan yang agak keras. "Daddy, Aidan lupa bawa Max!",

Arvid menoleh cepat. "Max?"

"Iya! Robot pintar Aidan! Aidan pengen banget tunjukin Max ke teman-teman nanti..." raut wajahnya mulai panik.

Matthew ikut melirik dengan alis terangkat. "Kok bisa lupa, Dan?"

Aidan membuka mulut untuk membalas, tapi sebelum sempat bersuara, Maizah menoleh dari kursinya dengan senyum santai. "Tenang... Mommy masukkan ke dalam tas tadi. Sudah aku siapin, lengkap sama charger-nya juga."

"Omg!" Aidan langsung bersorak kegirangan. "Mommy memang yang terbaik! Hampir saja! Padahal aku mau ajak teman baru nanti main sama Max."

Matthew menyikut pelan adiknya. "Makanya, tadi jangan marah-marah pas disuruh nyiapin barang. Mommy pasti udah pikirin semua."

Arvid terkekeh. "Dengar itu. Mommy memang paling hebat. Nanti kalau sudah besar kalian harus bantu Mommy juga ya."

"Iya dong! Aidan mau bantu Mommy setiap hari!" seru Aidan dengan tangan terangkat seperti bersumpah.

Setelah lebih dari satu jam perjalanan, mobil akhirnya mulai memasuki jalan perumahan elit yang cukup tenang. Tempat reuninya berada di sebuah restoran semi-terbuka dengan taman luas di bagian belakang.

Ada area bermain anak, ruang duduk santai, dan panggung kecil untuk acara hiburan. Maizah mengenal tempat ini dari media sosial, tapi baru kali ini ia datang langsung.

Anak-anak turun lebih dulu karena terlalu excited melihat tempat itu. Maizah turun terakhir. Saat kakinya menyentuh batu koral putih di pelataran, jantungnya berdetak lebih cepat.

“Nanti saya hubungi kalau sudah selesai, Pak,” kata Arvid pada sopir yang tadi mengantar mereka.

“Siap, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu,” sopir itu membungkuk ringan, lalu masuk kembali ke mobil dan pergi perlahan.

Melihat istrinya terlihat gugup Arvid menggenggam tangannya dan memberikan senyuman manis. "Ayo, masuk honey," ajaknya.

Lalu menoleh pada Matthew dan Aidan. "Anak-anak ayo masuk,"

“Halo, Zah!”

Suara nyaring menyapa dari arah teras restoran. Maizah menoleh dan melihat tiga orang perempuan—teman lamanya—berdiri dan melambaikan tangan. Wajah mereka semringah, tapi berubah seketika saat mata mereka jatuh ke sosok Arvid dan dua anak yang menyertainya.

“Ya ampun… kamu bawa keluarga lengkap ya!” seru Rika, si cerewet dari masa sekolah, yang sekarang tampil lebih modis dengan lipstik merah dan rambut dicat cokelat terang.

Maizah tersenyum dan melangkah mendekat. Keduanya lalu saling cipika-cipiki, disusul sapaan hangat dari dua teman lain: Intan dan Winda.

“Anak kamu bule banget, Zah,” komentar Rika sambil melirik ke arah Aidan dan Matthew. “Gen bapaknya kuat banget ya!” Ia tertawa sambil memegang lengan Maizah seolah ingin memastikan bahwa teman lamanya itu masih nyata.

Maizah hanya tersenyum, menanggapi dengan santai. “Ya begitulah… genetik gak bisa bohong.”

“Ayo, Sayang, salim sama Tante,” ucap Maizah pada anak-anaknya.

Matthew dan Aidan dengan sopan maju ke depan, membungkuk dan menyalami satu per satu teman-teman lama ibunya. Mereka menerima salaman itu dengan ekspresi terkesan.

“Duh, sopan banget… anak zaman sekarang mana ada yang gini lagi,” puji Winda sambil mencubit pipi Aidan pelan.

“Eh, yuk masuk yuk. Yang lain udah pada datang, loh. Ada Dito, Nessa, Aldi, bahkan si Reza juga dateng. Gila, mereka semua pangling liat kamu pasti,” ajak Rika sambil menggandeng tangan Maizah.

“Maaf ya, kalau kami sedikit telat,” kata Maizah.

“Gak masalah kok. Yang penting kamu datang!” jawab Rika antusias.

Sementara itu, Arvid hanya diam sejak tadi. Ia tak perlu berkata apa-apa. Hanya berdiri tenang, menggenggam tangan Maizah kembali setelah tadi sempat dilepas karena salam-salaman.

Mereka lalu berjalan masuk ke area utama restoran. Suara musik akustik live terdengar pelan dari panggung kecil. Beberapa meja sudah penuh dengan wajah-wajah yang tak asing, tapi lebih dewasa. Beberapa lelaki yang dulu dikenal ‘nakal’ kini berkemeja rapi, ada yang menggandeng istri, ada juga yang datang sendiri.

Begitu Maizah dan keluarganya masuk, beberapa orang langsung menoleh.

“Oh my God, itu Maizah ya?” terdengar seseorang berseru.

“Gila… berubah banget!” celetuk yang lain.

Mereka bangkit dari kursi dan mulai menghampiri. Satu per satu mengulurkan tangan, menyalami, dan memperkenalkan diri kembali. Aidan dan Matthew tetap tenang, berdiri dekat Mommy mereka. Sementara Arvid menunduk sopan saat beberapa lelaki juga menyapanya.

“Gue dulu mikir kamu gak bakal dateng,” kata Dito, cowok tinggi besar yang dulu suka melucu tapi juga pernah menghina Maizah di kelas.

“Ternyata sekarang udah jadi ibu dua anak, ya? Keren,” tambahnya sambil tertawa kecil, mencoba hangat.

Maizah tersenyum. Ia tak menyimpan dendam, tapi ia juga tak lupa. “Iya, siapa sangka, ya?”

Dan saat itu juga, seseorang masuk dari arah belakang. Sosok itu membuat suasana sedikit berubah—karena semua mata menoleh. Seorang perempuan berparas cantik dengan dandanan bold dan gaun merah. Ainun.

Tbc.

1
Anita Rahayu
buat aja thor romlah dan mia di jauhin tetangga karna jadi biang rusuh biar insaf thor
Santi
kalau sudah hati dipenuhi iri dan dengki ya bgtu jdinya,,bukanny dikasi tahu baik baik malah dibela,sudah jelas2 salah,
Anita Rahayu
Buat mia dan neneknya ganti rugi kalau tidak ancam bawa ke polisi biar kapok gk bikin ulah lagi
Mak Rik: 100% AKU SETUJU.......!!!!!!! KHUSUSNYA. SEKALI SAMA TUH NENEK LAMPIR. BINTI. NENEK SIHIR...... BIAR. KAPOK DN. TOBAT ( SUPAYA NGGAK BIKIN ULAH YG MENGESALKAN DN. MENJENGKELKAN ORG LAIN. / SIAPA2 AJA ATS TINGKAHNYA YG DILUAR NALAR DN PREDIKSI ITU....!!!!! 🤔🤔🤔😱😱☝️☝️☝️☝️😡😡😡😠💖💖💖☹️☹️☹️👌👌👌👌👍👍👍👍👍
total 1 replies
Mak Rik
ADUHHHH ..... GASWAD.....GASWAD.... INI BUDAK PEREMPUAN KICIK( ANAK PEREMPUAN. KECIL ). KELAKUANNYA 11: 12 = DGN NENEK MOYANG LAMPIRNYA ( BU ROMLAH ) SAMA 2 EGOIS , SERAKAH , DN SOMBONG ,. DN. JUGA MUNAFIK...???? UDAH DIKASI PINJAM MAINAN MAHAL ( ROBOT MAX ) NYA AIDAN , BUKANNYA NGEJAGAIN... EH. MALAH NGERUSAK IYA.....????? 🤔🤔😱😱😡😡😡😠😠😠🤭🤭🤭☹️☹️☹️👌👌👌👎👎👎👎👎👎👎👎
Mak Rik
SUKURIN !!!!! RASAIN LO AINUN . .. !!! AKHIRNYA JADI KENA MENTALKAN LO.....!!!!!!!! 🤔🤔😱😱👌👌👌👌👍👍👍😡😡😡😠😠😠🤣🤣🤣😃😃😃😁😁😁
Mak Rik
JADI ORG JANGAN SUKA SOMBONG DN JUGA SUKA PAMER LU NUN.....!!!!! ENTAR LU NYAHOK DN MELONGOK GOBLOK KLO TAU HARGA BONEKA ROBOT YG. DIMAINKAN AIDAN( ANAK MAIZA) INI......????? KEJANG 2 DEH LO....!!!!!! 🤔🤔😱😱☹️☹️☹️😡😡😡😠😠👌👌👌👎👎👎👎👎👎🤣🤣🤣🤣😅😅😅😂😂
Mawar Jk: iy nih hahaha
total 1 replies
eema rahma
selalu menunggu update kelanjutannya
Mawar Jk: terima kasih 🫶🫶
total 1 replies
Heraa Sri
ayo semangat
Asiih Imuet
ayo up lg dong
Asiih Imuet
ayo dong up lg yg banyak
Asiih Imuet
jangan lama" up nya ya
semangatttt
eema rahma
gk sabar nunggu up
Indri Hotmauli
up thorr
Herlina Rahman
up othor
Mak Rik
MANCHAP......!!!!!!! CERITAMU ( S2) INI SERU DN MEMBAGONGKAN......AKU SUKA........AKU SUKA.......SEKALI. LAGI. MANCHAP........!!!!!; 🤔🤔🤔😱😱😱🤭🤭🤭💕💕💕💞💞💞💖💖💖💪💪💪💪✊✊✊✊👌👌👌👍👍👍👍👍🤭🤭
Mak Rik
HIP.....HIP.....HORRE...... !!!!! ALHAMDULILLAH ...... AKHIRNYA AKU KEMBALI BISA MEMBACA CERITAMU INI LAGI KAK OTHOR...... SENENNNGGGG YA LITLE GAYS. RASANYA KLO KALIAN BISA PULKAM YA.....???? APALAGI KLO PULKAMNYA KE TANAH AIR( INDONESIA ) TERCINTA SAAT MUSIM LIBURAN TIBA......,. PASTI SERUH DN RAMAI......!!!!! 🤔🤔🤔😱😱🤭🤭🤭😋😋😋😃😃😃😃😂😂😂😅😅😅🤣🤣😄😄😄😀😀👌👌👌👌👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih /Joyful/
total 1 replies
ros
ceritanya menarik 👍
my heart
lanjut Thor
Asiih Imuet
lama up nya knp
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
akhirnya ad s2 nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!