Gita seorang istri yang tidak begitu di anggap keberadaanya oleh sang suami, tapi karena cinta membutakan Gita, hingga akhir di saat ulang tahun pernikahan yang ke satu tahun Gita yang ingin memberikan kejutan pada sang suami justru ia yang terkejut karena.
tanpa sengaja Gita melihat perselingkuhan sang suami dengan ibu kandungnya sendiri. hari itu ia mendapatkan kado penghianat ganda.
karena shock Gita pergi keluar dan mengalami kecelakaan, disaat itulah ia di nyatakan meninggal tapi tiba tiba tetak jantungnya kembali.
tapi itu bukan Gita yang dulu karena tubuh Gita sudah di masuki oleh seorang ratu penguasa jaman kuno yang mati karena penghianat. dan kini berada di tubuh Gita.
ingin tau kelanjutannya yuk mulai baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Tok... Tok... Tok...
"Masuk " jawab orang yang berada di dalam ruangan.
Setelah itu Tomi pun membuka pintu, " Selamat pagi tuan, saya datang bersama karyawan baru kita" ujar Tomi
"Ok suruh duduk" jawab sang bos tapi belum melihat lawan bicaranya
"Silahkan duduk Keira" ujar Tomi
"Terima kasih" jawab Keira
Sang bos yang mendengar suara Keira pun mengangkat pandangannya, saat melihat siapa yang ada di depannya ia terkejut, begitu juga Keira
"Gita....!" seru Bos
"Ares...!" seru Keira
"Eh.... Maaf tuan ini Keira bukan Gita namanya" ujar Tomi.
"Keira ...?" tanya Ares bingung
"Iya... Aku sekarang Keira bukan Gita, nama itu sudah menjadi masa lalu dan sekarang aku ingin membuka lembaran baru jadi tolong panggil aku Keira bukan Gita, anggap saja Gita sudah tiada yang ada sekarang Keira " jelas Keira tenang dan memberikan senyuman
Ares pun mengerti dan tidak mau membuat Keira tidak nyaman.
"Baiklah Keira, selamat bergabung di perusahaan kami. Aku tidak menyangka jika kita akan satu tempat kerja, semoga kamu betah" ujar Ares
" Tentu terima kasih sudah menerima ku di kantor ini " jawab Keira
Setelah itu kira di antar Tomi kesebuah ruangan yang auan menjadi tempat ia bekerja
Ia ditempatkan di sebuah proyek privat: mendesain ulang villa milik klien spesial di daerah pegunungan. Meski awalnya ia pikir akan bertemu tim lain, ternyata Tomi dan Ares sendiri yang mengawasi proyek itu.
Selama dua minggu, Keira bekerja bersama dengan Ares serta Tomi. Dan selama itu pula ia mulai melihat sisi lain dari lelaki itu.
Ares tidak banyak bicara. Tapi saat bicara, selalu berbobot.
Ia tak pernah bertanya tentang masa lalu Keira. Tak pernah membahas dari mana ia berasal, atau kenapa ia tiba-tiba ganti nama. Tapi dalam diamnya, ada perhatian kecil yang membuat Keira merasa dihargai.
Seperti saat ia lupa makan siang karena terlalu fokus menggambar layout, Ares datang membawa dua kotak nasi dan meletakkannya di meja.
“Kalau kamu jatuh pingsan, proyek ini bakal gagal,” ujarnya ringan, lalu pergi begitu saja.
Atau saat malam turun dan Keira masih di studio lembur, Ares membiarkan ia memakai mobil perusahaan untuk pulang dan memanggilkan sopir.
Lelaki itu tidak romantis.
Tapi perlakuannya... tulus.
Dan Keira mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan bahkan saat bersama Dion yaitu dihargai.
Suatu malam, mereka sedang di lokasi villa. Keira tengah berdiri di balkon, memandangi pemandangan kota dari kejauhan. Angin malam menusuk kulit, tapi ia tetap berdiri.
“Aku kadang bertanya,” ujarnya lirih saat Ares berdiri di sampingnya, “kenapa seseorang bisa dengan mudah menghancurkan hidup orang lain.”
Ares menoleh. “Karena manusia mudah tergoda kekuasaan. Bahkan atas orang yang mereka cintai.”
Keira menatap langit. “Dan cinta... bukan jaminan seseorang akan setia.”
“Cinta yang benar tidak akan mengkhianatimu. Kalau dia mengkhianati, berarti dia tak benar-benar mencintaimu.” jawab Ares tenang
Kalimat itu menusuk tepat ke jantung Keira. Ia memandang Ares. “Kenapa kamu bicara seolah kamu mengalaminya juga?”
Ares tersenyum tipis. “Karena aku pernah dikhianati oleh seseorang yang kupikir akan menemaniku seumur hidup.”
Diam. Hening sejenak.
Keira memalingkan wajah. “Lucu ya... dua orang asing yang pernah hancur kini berdiri di tempat yang sama.”
Ares menoleh. “Mungkin kita memang bukan ditakdirkan untuk masa lalu. Tapi untuk memperbaiki masa depan.”
Dan malam itu, Keira merasakan sesuatu yang sudah lama mati di hatinya... mulai hidup kembali.
Bukan cinta.Tapi harapan.
Pagi itu, mentari belum terlalu tinggi ketika Keira melangkah keluar dari apartemennya.
Sepasang sepatu hitamnya menginjak trotoar dengan langkah mantap. Hari hari berlalu dengan baik tanpa terasa sudah enam bulan Keira bekerja disini dan ia memiliki proyek baru hari ini, ia sangat bahagia jauh dari bayang-bayang kelam masa lalu yang ingin ia lupakan.
Gedung kantor barunya berdiri megah di pusat kota, kaca-kaca besar memantulkan sinar pagi yang hangat. Keira menarik napas dalam-dalam. “Aku bahagia” gumamnya pelan.
Sesampainya di lobi, ia disambut dengan senyum ramah resepsionis, seorang wanita muda bernama Dita. “Selamat Pagi, Keira. Pak Nino sudah menunggu di ruang tim.”
Keira mengangguk ringan dan berterima kasih lalu melangkah menuju lift. Hatinya berdebar, tapi bukan karena gugup—melainkan semacam antisipasi yang tenang.
Saat pintu lift terbuka, ia disambut dengan ruang kerja terbuka yang dipenuhi meja-meja putih, monitor berjejer rapi, dan deretan karyawan yang sibuk dengan tugas masing-masing. Keira memperhatikan dengan seksama, menyimpan setiap detail di benaknya.
Tidak lama, seorang pria berambut hitam dengan kacamata tebal berdiri dan menyambutnya. “Keira? Aku Nino, team leader di sini. Senang kamu akhirnya bergabung setelah sekian lama dan selamat atas kesuksesan proyek pertama mu kemarin.”
Keira tersenyum dan mengulurkan tangan. “Terima kasih. Senang bertemu Anda.”
**
Nino membawa Keira berkeliling kantor, memperkenalkannya pada tim analis yang sebagian besar masih muda-muda, penuh semangat dan ide-ide segar.
Mereka menerima Keira dengan ramah, meskipun ada yang mengintip penasaran karena selama ini Keira belum pernah masuk ruang ini, sebab proyek pertamanya Lansung berurusan dengan bos besar dan baru kali ini Keira akan benar benar bergabung dengan para tim.
Salah satu yang menarik perhatian Keira adalah seorang perempuan bernama Rina, yang kelihatan selalu tersenyum dan gampang bergaul. Rina langsung mengajak Keira ngobrol saat makan siang.
“Kamu orang baru, ya? Dari mana?” tanya Rina dengan nada ringan.
Keira tersenyum , “Dari… tempat yang jauh tapi sebenarnya aku tidak bisa di katakan baru aku sudah kerja di sini enam bulan lalu tapi tidak di sini.” jawab Keira
Rina kaget, " Benarkah, tapi aku belum pernah melihatmu, tapi tunggu apa kamu yang terkenal karena baru masuk langsung kerja bersama big boss?" tanya Rina
"Iya benar itu aku, karena itu aku baru ikut tim sekarang " Jawab Keira
"Oh begitu... Jadi kamu yang di hebohkan itu, wahhh hebat kamu senang bisa satu tim dengan kamu semoga betah ya di sini" ujar Rina tulus
"Tentu asal semua mau bekerja sama dengan ku" jawab Keira
Mereka tertawa kecil, dan Keira merasa sedikit lega—setidaknya ada teman yang bisa ia ajak bicara.
**
Di tengah obrolan ringan itu, pikiran Keira sesaat melayang ke masa lalu. Malam-malam sunyi yang diisi oleh penantian tanpa jawaban, dinginnya kamar yang tak pernah disentuh suaminya dan luka yang ia tahan saat mengetahui pengkhianatan terbesar: suami dan ibu kandungnya bersekongkol di belakangnya.
Belum lagi Ingatan tentang di kehidupan lampau saat ia di khianati orang orangnya.
Hatiku dulu hancur, pikir Keira. Tapi sekarang, aku harus lebih kuat.
Dia menghela napas dan berusaha menghapus bayangan itu, menggantinya dengan tekad yang lebih kuat untuk hidup dan bahagia.
**
Bersambung
sukses terus thor. . karya mu aku suka👍👍👍👍semangat😇😇💪💪💪