NovelToon NovelToon
Not Love, But Marriage

Not Love, But Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Dokter
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nōirsyn

"Mereka mengira pertemuan itu adalah akhir, padahal baru saja takdir membuka lembar pertamanya.”

‎Ameena Nayara Atmaja—seorang dokter muda, cantik, pintar, dan penuh dedikasi. Tapi di balik wajah tenangnya, ada luka tersendiri dengan keluarganya. Yara memilih hidup mandiri, Ia tinggal sendiri di apartemen pribadinya.

‎Hidupnya berubah ketika ia bertemu Abiyasa Devandra Alaric, seorang CEO muda karismatik. Yasa berusia 33 tahun, bukan seperti CEO pada umumnya yang cuek, datar dan hanya fokus pekerjaannya, hidup Yasa justru sangat santai, terkadang dia bercanda dan bermain dengan kedua temannya, Yasa adalah anak yang tengil dan ramah.

‎Mereka adalah dua orang asing yang bertemu di sebuah desa karena pekerjaan masing-masing . Awalnya mereka mengira itu hanya pertemuan biasa, pertama dan terakhir. Tapi itu hanya awal dari pertemuan mereka. satu insiden besar, mencoreng nama baik, menciptakan gosip dan tekanan sosial membuat mereka terjebak dalam ikatan suci tanpa cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nōirsyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sah

‎Siang itu di sebuah kafe di dalam mall...

‎Yara dan Feli duduk berhadapan, makan siang Yara nyaris tak tersentuh. Suasana yang awalnya diharapkan bisa mengalihkan pikiran, justru terasa berat.

‎Feli meletakkan garpunya dan menatap Yara lekat-lekat.

‎"Yara, kamu kenapa sih dari tadi diem aja? Kamu yang ngajak aku jalan, tapi keliatannya nggak happy sama sekali."

‎Yara hanya menghela napas panjang. Matanya kosong menatap es teh yang mulai mencair.

‎Feli bertanya lagi, kali ini lebih hati-hati, suaranya pelan.

‎"Em... kamu kepikiran soal pernikahan kamu sama Pak Yasa yang... terpaksa itu ya? Yang sabar ya, Yar..."

‎Ia menepuk lembut tangan sahabatnya itu.

‎Yara mengangguk pelan. "Iya, Fel... Banyak yang aku pikirin. Termasuk..."

‎Ia menggigit bibirnya sejenak.

‎"...Kak Adrian."

‎Feli menatapnya penasaran. "Kenapa Kak Adrian?"

‎"Kamu tahu dia suka sama aku?" tanya Yara tiba-tiba.

‎Feli terdiam. Jelas-jelas tahu arah pembicaraan ini bukan sekadar obrolan biasa.

‎"Fel, jawab," pinta Yara tegas.

‎Feli menghela napas. "Kamu selama ini nggak sadar memangnya, Yar? Kak Adrian sayang dan tulus ke kamu! Masa kamu nggak lihat semua perhatian yang dia kasih ke kamu?"

‎Yara menunduk. "A-aku nggak tau, Fel. Kak Adrian itu baik dan ramah ke semua orang. Dia sabar banget, bahkan ke pasien yang rewel sekalipun..."

‎"Iya, tapi ke kamu beda, Yar! Tatapan dia ke kamu beda. Caranya ngejaga kamu juga beda."

‎Yara terdiam.

‎"Fel... aku harus apa?"

‎Feli menarik napas dalam-dalam, ikut merasa berat melihat sahabatnya seperti ini. Dari dulu Yara tidak pernah mendapatkan kebahagiaan.

‎"Yara... kamu beneran mau nikah sama Pak Yasa?"

‎"Aku nggak mau, Fel..." suara Yara mulai bergetar.

‎"Tapi aku bisa apa? Yasa punya kekuasaan. Dia bisa nyakitin siapa aja yang aku sayang kalau aku nolak."

‎"Tapi Yara... kalau kamu bilang dan minta tolong sama kak Adrian, aku yakin dia bakal ngelakuin apa aja buat kamu. Dia nggak peduli soal resiko, dia juga nggak takut sama siapa itu Yasa!"

‎Yara menggeleng kuat.

‎"Aku nggak mau, Fel. Aku nggak mau ngorbanin orang lain cuma karena keegoisanku. Apalagi orang sebaik Kak Adrian. Bisa-bisa bukan cuma Ayahku yang menderita... tapi Kak Adrian juga!"

‎"Aku akan hadapi ini sendiri, tanpa libatin siapa pun. Toh... ini mungkin cuma sementara. Beberapa bulan aja... setelah itu aku akan minta pisah."

‎Feli hanya bisa mengangguk. Ia berusaha tegar demi sahabatnya.

‎"Yaudah... kamu jangan murung lagi ya. Habis ini kita shopping! Pokoknya beli apa pun yang kamu mau, sebelum hari berat itu datang besok!"

‎Yara tersenyum kecil, walau masih lemah. Tapi setidaknya ia tahu, masih ada satu orang yang akan terus ada di sisinya—Feli.

‎----

‎Waktu udah hampir jam 9 malam, tapi mall masih ramai. Di tengah keramaian, dua gadis berjalan sambil tertawa pelan. Yara menenteng satu kantong kertas, sedangkan Feli bawa tiga dan satu es krim di tangan.

‎Feli melihat ke Yara sambil nyuapin diri sendiri

‎"Aku gak ngerti ya... besok kamu nikah. Tapi sekarang malah pengen jajan segala!"

‎Yara tersenyum kecil, suaranya tenang

‎"Aku cuma pengen ngelakuin sesuatu... yang gak direncanain. Sekali ini aja."

‎"Duh... makin dalem aja ya kamu sekarang. Dulu waktu SMA, kamu baper karena senior ganteng gak nyapa kamu dua hari."

‎Yara tersenyum malu-malu

‎"Itu kamu, Fel. Bukan aku."

‎Feli melotot lebay

‎"Wah parah! Fitnah! Gue kan... classy."

‎----

‎Toko Baju

‎Yara keluar dari bilik ganti. Dia pakai dress simple warna sage green, jatuhnya anggun banget, elegan tapi nggak berlebihan. Feli langsung berseru.

‎"Yaampun... Yara, kalau aku jadi Yasa, aku pasti nyulik kamu sekarang juga sih."

‎Yara menggeleng pelan, matanya menatap cermin

‎"Feli, kamu sadar gak sih... kadang hidup tuh kayak fitting room. Kita disuruh nyoba baju yang kita bahkan gak pilih sendiri."

‎Feli diam sebentar, terus pelan-pelan ngomong

‎"Ya. Tapi sesekali... kita masih boleh lari dan beli es krim dulu, kan?"

‎Yara menatap Feli lewat cermin, tersenyum tipis

‎"Haha boleh."

‎---

‎Setelah puas shopping dan mengelilingi mall Yara dan Felisya akhirnya pulang naik taxi online.

‎Feli tertidur nyender ke bahu Yara, sementara Yara menatap ke luar jendela. Tangannya memegang ponsel, tapi nggak scroll apa pun.

‎Satu notifikasi muncul:

‎“Yasa: besok pagi tim make up dateng jam 5, ya.”

‎Yara swipe away tanpa membalas. Lalu menutup mata. Bukan karena ngantuk. Tapi karena pengen pause sebentar.

‎-----

‎Shubuh belum lama berlalu saat make-up artist dan hairstylist profesional mulai berdatangan ke rumah penginapan Yara. Ruangan suite itu luas, dengan jendela kaca tinggi menghadap ke taman resort yang masih berselimut embun.

‎Yara duduk diam di depan cermin besar, gaun putihnya tergantung anggun di sisi ruangan. Feli duduk di sampingnya, menggenggam tangan Yara erat tanpa banyak bicara.

‎Mereka tahu. Hari ini bukan sekadar hari sakral... tapi hari yang berat bagi Yara.

‎Mata Yara menatap kosong ke arah cermin saat tim make-up mulai bekerja, menyapukan foundation flawless di kulitnya. Riasan yang dipilih soft glam dengan shimmer tipis di kelopak mata dan bibir nude rose yang elegan. Rambutnya ditata dalam sanggul rendah modern, dihiasi jepit berlian kecil yang berkilau saat terkena cahaya pagi.

‎Acara Ijab Kabul

‎Gedung pernikahan bertema garden indoor itu sudah dipenuhi cahaya alami, dihiasi bunga-bunga segar bernuansa putih tulip, eucalyptus, dan baby breath. Karpet putih memanjang dari pintu masuk hingga pelaminan, dipinggirkan lilin-lilin kaca tinggi yang menciptakan aura magis.

‎Ijab kabul dilakukan secara khidmat. Yasa duduk mengenakan jas putih gading rancangan desainer ternama, wajahnya tenang tapi tajam. Para tamu pria mengenakan setelan gelap formal, kebanyakan dari mereka adalah pengusaha, pejabat, bahkan selebritas papan atas.

‎Yara memasuki ruangan dengan didampingi Feli dan dua orang bridesmaid. Gaun satin putih dengan detail manik-manik halus di bagian lengan dan dada membuatnya tampak seperti living sculpture. Tapi mata Yara… tak bisa menyembunyikan luka.

‎Saat ijab kabul berlangsung, semua mata tertuju pada Yasa. Suaranya lantang dan tegas, mengucapkan akad dengan mantap.

“Saudara Abiyasa Devandra Alaric, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Ameena Nayara Atmaja binti Ikhsan Satria Atmaja dengan maskawin emas batangan 50 gram dan satu set kalung Serpenti Viper dari Bvlgari, dibayar tunai.”

Seisi ruangan sempat terdiam.

Mata Yara membelalak.

Kepalanya perlahan menoleh ke arah ayahnya, lalu ke arah Yasa.

“Ma—mahar apa tadi?” bisik Yara pelan, tapi cukup terdengar oleh Vero di sebelahnya.

Vero membungkuk sedikit, menutup mulutnya agar tak terdengar orang lain.

“Serpenti Viper Bvlgari, Yar. Itu… kalung edisi paling mahal. Gila, dia beneran niat,” bisiknya, setengah kaget setengah kagum.

Yara mengerjapkan matanya berkali-kali. Jantungnya berdegup kencang. Maharnya... terlalu mewah. Terlalu aneh untuk pernikahan tanpa cinta ini.

Sementara itu, Yasa mulai mengucap ijab kabul:

“Saya terima nikah dan kawinnya Ameena Nayara Atmaja binti Ikhsan Satria Atmaja dengan maskawin tersebut, dibayar tunai.”

Suaranya dalam. Tegas. Tanpa ragu.

Tamu bersorak pelan. Akad sah. Tapi Yara masih terpaku. Tangannya mengepal di atas pangkuan. Tidak ada senyum di wajahnya.

Para tamu bertepuk tangan, beberapa bahkan bersiul kecil, memuji kecocokan pasangan ‘hebat’ ini. Tapi hanya Feli yang tahu, ada hati yang sedang hancur di balik sorotan kamera

‎Gaun pernikahan Yara acara akad

Gaun itu berwarna putih mutiara, memeluk tubuhnya dengan potongan ramping dari dada hingga pinggul, lalu mengembang anggun seperti ombak yang jatuh dari pinggangnya. Lengan panjang dari kain tulle transparan menjuntai lembut, mengembang ringan di pergelangan tangan seperti sayap. Bagian dadanya dihiasi bordir bunga halus berkilau, sementara rok bagian dalamnya bertabur payet kecil yang membentuk pola memanjang, menambah kesan tinggi dan anggun. Di pinggangnya, ada sabuk tipis berkilau, mempertegas siluet tubuhnya. Gaun itu sangat indah dan cocok dengan Yara, di tambah Yara memakai satu set perhiasan Tiffany lock.

‎Sedangkan Yasa mengenakan setelan jas berwarna putih gading yang bersih dan elegan. Jasnya ramping, berpotongan pas tubuh, dengan detail kancing dan saku yang rapi. Di baliknya, ia memakai rompi krem keemasan yang bertekstur lembut dan dasi senada yang mengikat manis di lehernya. Sebuah bunga putih kecil terselip di saku dada, menambah kesan manis dan formal. Paduan warnanya lembut tapi berkelas, menciptakan kesan tenang, hangat, dan dewasa—pas banget dengan senyum tipis Yasa yang penuh makna.

1
gathem Toro
sebenarnya Yasa itu dah cinta sama Yara cuma gengsi aja
Takagi Saya
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
Kaylin
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Fujoshita UnUHastaloshuesos
Gak bisa move on! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!