NovelToon NovelToon
Yogyakarta Di Tahun Yang Menyenangkan

Yogyakarta Di Tahun Yang Menyenangkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:906
Nilai: 5
Nama Author: Santika Rahayu

Ketika cinta datang dari arah yang salah, tiga hati harus memilih siapa yang harus bahagia dan siapa yang harus terluka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santika Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Pemuda itu terlihat baru saja selesai membantu bundanya beberes di warung makannya, saat dia memeriksa chat yang dikirimnya beberapa menit lalu menunjukkan ceklis dua abu-abu.

[All, Lo di rumah?]

[katanya ortu Lo ke Singapur ya?]

[Jalan yu, biar Lo gak sedih]

Pesan itu dikirim Tristan hampir tiga puluh menit yang lalu, “Tumben, biasanya fast respons.” Ujar Tristan, alisnya sedikit terangkat.

Pemuda itu kemudian menyandarkan tubuhnya pada kursi kayu di teras warung, jarinya mulai bergerak membuka aplikasi Instagram. Awalnya ia hanya mengscrol beberapa postingan baru, namun akhirnya membuka satu persatu story dari beberapa teman yang dia ikuti.

Hingga akhirnya, story dari akun bernama

@Arutala_Himawari00

Awalnya video itu menampilkan Aru yang tengah berboncengan dengan laki-laki yang merupakan pacarnya, Tristan tersenyum tipis, “Laku juga nih anak..” gumamnya.

Namun detik berikutnya dari video itu, menampilkan Sagara yang membonceng Alleta di belakangnya.

Tristan terdiam, dia mengulang video itu beberapa kali untuk memastikan. Dan memang benar, itu adalah Alleta.

“Pantes gak dibales.”

Tristan terdiam.

Dia membuka chat Alleta lagi, matanya menatap centang abu-abu yang sepi itu. Entah kenapa, ada sesuatu yang aneh dirasakan Tristan, pemuda itu menghela nafas, seolah menetralkan isi hatinya.

“Kok malah main hp disini?, katanya mau ajak Alleta jalan-jalan?” suara bunda Rani terdengar saat keluar dari dapur.

Tristan menoleh, tersenyum. “Gak jadi, Alleta lagi jalan sama Aru.”

“Ohh, bagus deh. Yaudah kamu anterin bunda ke supermarket sebentar ya, ada yang mau dibeli.”

Tristan mengangguk cepat “siap Bun..”

Pemuda itu menyimpan ponselnya kembali ke saku jaket, dia kemudian meraih kunci motor di meja, di hadapannya.

Bunda Rani melangkah terlebih dahulu, Tristan menyusul dan langsung duduk di atas motor. Mesin perlahan menyala, suara knalpot memecah sunyi sore. Setelah memastikan penumpangnya duduk dengan aman, Tristan mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

****************

Kembali ke jalanan Malioboro, suasana yang tadinya canggung kini berubah lebih akrab. Alleta baru saja menemukan kesamaan dirinya dan Sagara, yaitu sama-sama suka membaca buku.

Terlihat kini keduanya tengah berkeliling di gramed tempat pertama kali mereka bertemu. Sementara Aru dan Dirga??, entah kemana kedua insan yang tengah dimabuk cinta itu pergi.

“Lo mau baca ini ga?” Alleta menunjukkan buku yang dia ambil dari rak tengah, buku novel yang menceritakan kisah romansa remaja.

“Ga minat,” balas Sagara singkat. “Baca novel tuh yang gini, bukan yang cinta-cintaan doang..” kali ini Sagara menunjukkan buku dengan cover hitam, bergambar sebuah bangunan besar yang terlihat menyeramkan. Dalam sinopsisnya, tertulis jelas novel itu menceritakan tentang sekelompok siswa yang terjebak dalam bangunan sekolah penuh misteri.

Alleta membaca sekilas sinopsis di belakang buku tersebut. “Serem amat, ini sekolah apa rumah hantu.”

“Justru itu serunya, plotnya gak ketebak,” jawab Sagara santai. “Karakternya juga gak lebay.”

Alleta mendengus pelan. “Tapi, gue tipe orang yang habis baca novel pengennya senyum, bukan susah tidur.”

Sagara melirik sekilas, sudut bibirnya terangkat, kali ini cukup jelas untuk terlihat. “Berarti selera kita beda.”

“Beda, tapi masih satu rak.” balas Alleta cepat, membuat Sagara terkekeh kecil, hampir tidak terdengar.

Keduanya kembali berkeliling, mereka melangkah menelusuri rak-rak berikutnya, entah sejak kapan rasa canggung itu justru semakin menipis.

“Lo emang sesuka itu sama kisah percintaan anak remaja ya?” tanya Sagara akhirnya, ketika melihat sepanjang mereka berjalan, Alleta hanya tertarik pada buku-buku bergenre percintaan.

Alleta tersenyum, “Iya, soalnya kalo lagi capek atau kesepian, ini bisa ngasih gue pelarian dari kenyataan. Bisa bikin gue berimajinasi juga, jadi segala kesedihan bisa gue lupain” Balasnya ringan, tapi dalam.

“Maksudnya, Lo berimajinasi jadi tokoh utama di novel itu, yang selalu diperlakukan like a princess, sama tokoh utama laki-lakinya?” kata Sagara, langsung dapat menebak arti perkataan yang diucapkan gadis di sampingnya.

“Hehe.., lagian ya, cowok cowok di dalam novel itu lebih menghargai perempuan daripada cowok di dunia nyata.” jawab Alleta, nyengir.

Sagara hanya mengangguk, meski tak sepenuhnya dia setuju dengan setiap kalimat yang diucapkan Alleta.

Langkah mereka pelan, Alleta tetap sambil melihat-lihat buku-buku yang terpajang di rak, hingga akhirnya dia berhenti. “Eh, ini bagus.” Ujarnya, menarik salah satu buku yang tidak terlalu tebal. “Bukan romance lebay, tapi gak serem juga.”

Sagara memperhatikan buku tersebut, “Lo rekomendasiin?”

“Iya, sesekali Lo harus cobain dunia yang gak gelap-gelap amat.”

Untuk sesaat, Sagara terdiam, sebelum akhirnya dia mengangguk, “Oke.”

Setelah bosan berkeliling di antara rak buku, keduanya melanjutkan langkah menuju kedai es krim di sebelahnya. Sagara awalnya tidak tertarik, namun karena ajakan Alleta dia pun ikut masuk.

“Lo mau rasa apa?” tanya gadis itu, matanya berbinar ketika melihat berbagai jenis dan rasa es krim yang ada.

“Samain sama punya Lo aja.” balas Sagara singkat.

Alleta memutar bola matanya, ekspresi malas itu terlihat dibuat-buat. “Kak es krim cone nya dua ya, rasa matcha.”

Pegawai itu mengangguk, “Baik, ditunggu sebentar ya kak..” katanya ramah.

Sagara hanya memperhatikan, tanpa banyak protes tapi juga tidak terlalu bersemangat. Setelah beberapa saat, pegawai itu kembali dengan dua cone es krim rasa matcha, sesuai dengan pesanan Alleta.

“Ini kak, pesanannya.”

Alleta kemudian menanggapi es krim tersebut, “Nih.” ujarnya sembari menyerahkan satu cone es krim pada Sagara yang berdiri di belakangnya.

Namun bukannya mengambil es krim itu, Sagara malah meraih dompet di saku celananya, “Berapa mbak?” tanyanya pada si pegawai.

“Totalnya, tiga puluh ribu.”

Tanpa basa-basi, Sagara langsung mengeluarkan selembar uang berwarna biru.

“Eh gakpapa, biar gue yang bayar.” protes Alleta namun gadis itu tidak bisa menghalangi Sagara karena kedua tangannya berisi es krim.

Sagara menggeleng pelan, “Udah Lo diem aja.” nada suaranya datar, bagai itu adalah hal biasa yang tidak perlu diperdebatkan.

Pegawai itu menerima uang Sagara, kemudian memberikan kembaliannya sembari tersenyum. “Terima kasih kak.”

Alleta memanyunkan bibirnya, “Ihh gak adil, gue yang ngajak malah Lo yang bayar.”

“Gak usah berlebihan, emang gue cowok apaan, dibayarin cewek.” balas Sagara santai, tangannya kemudian meraih satu es krim di tangan Alleta.

“Tapi kan gue yang ngajak, gue juga yang pesen rasa matcha.” tutur Alleta lagi.

Sagara menoleh, menatap Alleta “Ya terus?” tanyanya singkat, “Kan gue juga makan.” tanpa menunggu jawaban, pemuda bermata elang itu melangkah terlebih dahulu keluar dari kedai.

Alleta tidak lagi menjawab, dia melangkah mengikuti Sagara, “Makasih.” katanya ketika berhasil menyamai langkah pemuda itu.

Sagara hanya mengangguk. Dia tetap menjilati es krimnya dengan santai, meskipun dari raut wajahnya terlihat kurang suka.

“Enak kan, rasa matcha?” tanya Alleta yang memperhatikan ekspresi pemuda itu.

“Ya, gak seburuk yang gue kira.” jawab Sagara.

Alleta tersenyum puas, “Berarti enak.”

“Lumayan.” Tristan kemudian membuang tisu, setelah menghabiskan es krim matcha tersebut.

Keduanya kembali melangkahkan menelusuri jalanan Malioboro, matahari tak lagi terlihat, perlahan gelap mulai melahap. Namun lampu-lampu yang menyala sepanjang jalan, menciptakan suasana hangat yang menenangkan.

...****************...

“Ciee yang habis ngedate sama Sagara.” Aru muncul tiba-tiba dari belakang, mengejutkan Alleta yang tengah sibuk dengan dunia imajinasinya.

“Apaan sihh, ngagetin aja..” Alleta menoleh, nadanya terdengar kesal, namun pipinya terlihat memanas.

Aru kemudian berjalan mengitari setengah kursi taman yang diduduki Alleta, gadis dengan rambut yang dikuncir kuda itu lalu duduk di sebelah sahabatnya. “Lo baca apaan sihh?, serius banget.” tanyanya penasaran.

Aru mengambil buku dari tangan Alleta, “Novel baru lagi?”

“Iya–

“Pasti belinya sama Sagara kan??” tebak Aru sebelum Alleta sempat melanjutkan ucapannya.

“Tau aja.. lagian kalo bukan karena Lo, gue gak akan terpaksa jalan sama tuh orang!” Alleta meraih kembali bukunya, “Ternyata dia juga suka baca novel tau..” tutur Alleta, kali ini gadis itu terlihat cukup bersemangat untuk membahas seseorang yang biasanya selalu membuatnya kesal.

“Aisss bagus dong, ada kesamaan nih..”Aru tersenyum lebar, “Udah All, gas aja, kalian cocok kok..”

“Aru.., Lo ngomong apa sih?, kemarin Lo comblangin gue sama Tristan, sekarang sama Sagara.” Alleta tak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya yang selalu menanggapi hal-hal dengan berlebihan.

“Ya lagian, gue kesel tau lihat Lo digangguin mulu sama si buaya IPS 1 itu..” Aru memanyunkan bibirnya, yang dia maksud tak lain adalah Dipta.

Baru beberapa hari yang lalu, Alleta menampar pemuda itu di hadapan seluruh kantin. Namun, sepertinya Dipta benar-benar tidak kapok, tadi pagi dia kembali mendekati Alleta dengan sekotak coklat yang tentu ditolak mentah-mentah olehnya.

“Lo juga, jomblo akud.., padahal yang ngantri banyak.” Aru melanjutkan ucapannya.

Alleta menghela nafas, dia tau sahabatnya itu sebenarnya perhatian. Tetapi saat ini, Alleta benar-benar tidak pernah berpikir untuk berpacaran, dia hanya ingin memperbanyak teman, memperbanyak relasi, agar tau sifat-sifat orang dan tidak salah memilih suatu saat nanti.

“Makasih ya, udah perhatian, tapi gue belum pengen pacaran, gue cuma mau cari temen aja.” tutur Alleta pelan.

“Lo gak asik ih, gue kan pengen double date beneran..” Aru membuang pandangannya, tangannya terlibat di depan dada, dia bersikap seperti anak kecil yang kemauannya tidak dituruti.

“Udah ih, nanti pasti double date kok..” Alleta tertawa pelan, “Lagian bukannya lebih enak kalo single?, Lo bisa menikmati masa muda tanpa harus khawatir lupa ngabarin, terus bisa berteman sama siapa aja tanpa takut ada yang cemburu.”

Aru kembali menoleh ke arah Alleta, “Tapi pacaran juga seru tau, Lo gak bakal kesepian, kalo gak ada temen tinggal telfon pacar.”

“Iyaa, keduanya ada sisi baik buruknya, tergantung siapa orangnya, kalo Lo emang memilih pacaran dan diperlakukan baik sama pacar Lo, artinya emang disana letak kebahagiaan lo.” Alleta menatap sahabatnya lekat, seperti biasa tatapan teduh itu selalu menenangkan. “Sama halnya kayak gue, kebahagiaan gue adalah kebebasan, gue lebih suka menjalani hobi gue dan lakuin apapun yang gue mau.” lanjutannya lagi.

“Iya sih, kebahagiaan orang itu beda-beda. Tapi kalo suatu saat Lo punya pacar, gue harus jadi orang pertama yang tau ..”

Alleta tersenyum tulus, “Iyaa..., kalo perlu gue kabarin pake toa. Udah yuk, ke kelas.”

“Ayok.” kedua gadis itu bangkit, kemudian melangkah ke kelas mereka, sebelum bel masuk berbunyi.

Tanpa disadari, Tristan sedari tadi duduk di bawah pohon, tak jauh dari kursi taman itu. Semua pembicaraan keduanya terdengar jelas di telinga pemuda itu. Bukan bermaksud menguping karena memang sebelum Alleta duduk di kursi itu, Tristan sudah terlebih dahulu berada di bawah pohon sembari menikmati makan siangnya. Setelah mendengar semua penuturan Alleta, entah mengapa perasaan yang sejak dua hari lalu mengganjal, tiba-tiba menghilang begitu saja. Ada rasa lega yang tiba-tiba Tristan rasakan, entah apa penyebabnya, dia pun tidak bisa menjelaskan.

Bersambung...

Tertawalah dengan siapa saja, tapi jangan mudah percaya pada siapapun.

1
Fathur Rosi
asik akhirnya up lagi
butterfly
lanjuttttt💪💪💪💪
Fathur Rosi
up Thor......... gasssss
Fathur Rosi
up Thor......... gasssss
Fathur Rosi
mantap
Lilis N Andini
lanjut /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Sant.ikaa
Kalian tim Tristan Alleta OR Sagara Alleta
Sant.ikaa
Yang mau lanjut absen dongg
butterfly
lanjut thor 💪💪
Sant.ikaa: sudah nihh
total 1 replies
Fathur Rosi
asik ceritanya...... gassssss
Siti Nina
Oke ceritanya Thor 👍👍👍
Lilis N Andini
ceritanya bagus,dengan latar sekolah yang menggemaskan seakan bernostalgia ketika masa putih abu
Sant.ikaa: terimakasih dukungannya😊
total 1 replies
Lilis N Andini
ditunggu upnya kak/Heart/🙏
Lilis N Andini
Aku mampir kak....semangat/Rose//Rose/
kalea rizuky
lanjut banyak thor nanti q ksih hadiah
kalea rizuky
aduh km knp Tristan
kalea rizuky
yaaa sad boy donk tristan
kalea rizuky
kasian Tristan jd Ubi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!