Si Gadis Dingin bernama Zea yang menghadapi banyak masalah didalam keluarganya , menyebabkan dirinya menjadi seorang yang selalu menyendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RANIYAH FAZILA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JOHAN DAN ROY PULANG
Sudah sebulan berlalu, saatnya Johan dan Roy kembali ke tanah air.
Zea yang mendengar kabar itu sangat bergembira.
"Horee! , akhirnya Zea bisa main bareng lagi deh sama kak Johan dan kak Roy" seru Zea bersemangat.
"Iya Zea" ucap Leo mengelus kepala Zea lembut.
"Nanti!, kita jemput kak Johan dan Leo di bandara yah... " lanjut Leo.
Zea mengangguk mengerti.
Milea membantu Zea bersiap-siap. Milea juga tentu sudah siap dari awal.
Zea menggunakan abaya berwarna hitam.
Seperti biasa, Zea mengunakan 𝘩𝘢𝘯𝘥𝘴𝘰𝘤𝘬 dan kaus kakinya. Dan tidak lupa juga khimar hitamnya.
Zea keluar kamar, Milea mengikutinya.
Zea berhenti di depan rumah, menunggu kakaknya Leo selesai bersiap.
"Wah, Zea sepertinya sangat senang ya! " ungkap Milea.
"Iya dong kak Lea" ucap Zea tersenyum.
Leo berjalan mendekati Zea.
"Sudah siap? " tanya Leo.
"Sudah kak" jawab Zea.
Mereka semua masuk kedalam mobil. Milea menyetir mobil, sementara Leo dan Zea berada di kursi belakang.
Setelah sampai di bandara....
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Johan dan Roy datang.
Mereka berbincang-bincang sebentar, lalu kembali ke rumah.
Kali ini yang menyetir adalah Leo sendiri, dengan Johan dikursi depan dan Roy serta Zea di kursi belakang.
Milea memutuskan untuk membawa mobil lain dan mengikuti mobil yang ditumpangi mereka dari belakang bersama beberapa mobil lainnya.
Zea membuka ponselnya, mengirimkan pesan kepada bibi pembantu.
Zea sudah menyiapkan kejutan untuk kakaknya Johan dan Roy. Hanya Zea, Milea dan bibi pembantunya yang tahu.
Kebetulan hari ini adalah hari ulang tahun ketiga kakaknya, jadi Zea menyiapkannya dengan sangat matang beberapa hari lalu.
Mereka sampai dirumah, mobil terparkir di garasi. Turun dari mobil, melangkah maju masuk kedalam rumah.
Zea diam-diam masuk lewat pintu belakang dengan Milea, berlari menuju ruang tamu.
Saat Johan membuka pintu...
Dorr...
Suara balon dipecahkan.
Semuanya menyanyikan lagu ulang tahun untuk Johan, Leo, dan Roy.
"Selamat ulang tahun kakak-kakak terbaikku! terima kasih karena selalu ada bersamaku selama ini" ucap Zea kepada mereka bertiga.
Zea membawa kue ditangannya dan mereka meniup lilinnya.
Mereka semua senang.
Zea mengambil sepotong kue, menyuapkannya ke ketiga kakaknya.
"Zea juga harus makan dong" kata Roy mengambil sesendok kue dan menyuapkannya ke Zea.
Tak lupa semua orang juga diberikan kue.
Zea menuntun kakak-kakaknya, membawanya ke halaman belakang rumahnya.
Halaman rumah itu sangat luas, bisa untuk bermain sepak bola.
Di halaman itu terlihat tiga ekor kuda jantan yang gagah, berbaris rapi.
"Tadaa... " ungkap Zea menunjukkan kuda-kuda itu.
"Ini adalah hadiah dari Zea untuk kakak-kakak" ungkap Zea.
"Zea tahu, kalau kak Johan, kak Leo, dan kak Roy pernah bilang ingin beli kuda. Tapi, tidak sempat membelinya" ucap Zea.
Johan, Leo, dan Roy memeluk Zea erat.
Zea senang bisa memberikan hadiah kepada kakak-kakaknya.
"Nggak cuma itu...Zea masih ada lagi hadiah lagi loh " kata Zea menggandeng tangan kakaknya menuju suatu tempat.
Mereka masuk kedalam ruangan, yang ternyata itu adalah ruang gym khusus.
Sebelumnya memang ada ruang gym dirumah Zea, tetapi ruangan itu terlalu sempit dan belum di renovasi karena kakaknya sibuk dengan pekerjaan. Jadinya, mereka gym di tempat lain.
"Mulai sekarang, kak Johan, kak Leo, dan kak Roy nggak perlu gym di tempat lain lagi ya!, Zea jadi bisa gym juga deh bareng-bareng" ucap Zea senang.
Johan dan Leo tersenyum lebar, mengelus kepala Zea lembut.
Roy tertawa senang, memeluk Zea lagi.
Suasana yang hangat...
"Eits... masih ada satu lagi loh hadiahnya! " ungkap Zea.
"Masih ada? " tanya Leo.
"Ini sudah banyak Zea, dan masih ada lagi? " ucap Johan.
"Yang bener nih? " tanya Roy.
"Emm... tentu saja kakak-kakakku" jawab Zea, menganggukkan kepala.
Zea menepuk tangan, memanggil seseorang.
Orang itu datang membawa gitar, rebana, dan papan sky.
"Ini adalah gitar untuk kak Johan, rebana untuk kak Leo, dan papan sky kak Roy. Zea tahu kalau kakak waktu itu ingin membelinya, tapi tidak jadi" ucap Zea.
Orang itu menyerahkannya dan pergi.
"Terima kasih adikku" kata mereka bersamaan.
Zea tersenyum, senyuman yang manis.
Zea mencium pipi kakak-kakaknya.
"Seharusnya, Zea yang berterima kasih. Karena, kakak-kakak sudah memperlakukan Zea dengan sangat baik. Zea merasa sangat beruntung sekali" ungkap Zea.
"Iya Zea, kakak akan selalu baik padamu apapun yang terjadi" ucap Johan.
Mereka sangat bergembira dan menghabiskan waktu bersama.