“Maafkan bunda nak, bunda terpaksa melakukan hal ini” Isak tangis Shanaya Anindya Nugraha memenuhi kamarnya
Bertemu dengan Rain Sky Allendra orang yang dulu merenggut mahkota yang paling berharga dalam hidupnya, membuat harus menyembunyikan rahasia yang selama ini dia tutupi dari semua orang.
Akankan semua rencana Embun berjalan dengan mulus atau dia akhirnya mengalah pada keadaan yang tidak memihak padanya?....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 12 Berdebat
Besok harinya saat sarapan pagi terjadi lagi perdebatan antara nyonya Rima dengan Arsen dan hal ini sudah sering terjadi.
“pagi ma, pa” sapa Arsen
“Pagi Arsen” sahut tuan Rayendra
“kamu kenapa lesu begini Arsen wajahmu sedikit pucat mama perhatikan, apa kamu sakit?” tanya nyonya Rima
“Nggak ada apa apa ma, pucat gimana orang wajahnya biasa aja, jangan terlalu berlebihan ma” sahut Arsen
“Yang tahu wajah kamu pucat kan mama dan orang lain, kamu kan nggak tahu” balas nyonya Rima
“Ma ini masih pagi, bisa nggak bahas yang lain” sahut Arsen
“Mama lihat wajah kamu pucat, ya mama bahas ini lah, terus kami maunya bahas apa, mau bahas pernikahan kamu dengan Rania” tukas nyonya Rima
“Ma, sudah berapa kali Arsen bilang, jangan pernah ikut campur lagi masalah hubungan Arsen dan Rania, kita sudah sepakat kan semua keinginan mama sudah Arsen penuhi, mama harus ingat hubungan Arsen dan Rania itu hanya dalam taraf perkenalan bukan menuju pernikahan “
“Jadi berhenti untuk membicarakan ini lagi, semua keputusan ada sama Arsen, dan mama jangan terlalu ikut campur urusan pribadi Arsen, yang menjalani pernikahan ini Arsen ma, bukan mama”
“mama mau hidup dengan laki laki yang nggak mama suka dan mama cintai? jangan terlalu egois jadi orang ma, Arsen capek, kalau mama begini terus bisa bikin sakit kepala” tegas Arsen
“Loh kok kamu marah marah, mama hanya tanya sedikit soal hubungan kamu, kamunya malah jawabnya panjang lebar kayak gini” protes nyonya Rima
“Kalau bicara sama mama itu Memnag harus panjang agar mama mengerti apa yang terjadi, karena mama mau enaknya sendiri, mama nggak bisa jawabkan pertanyaan Arsen” tukas Arsen
“Kamu ini kenapa sih, maram marah pagi pagi nggak jelas amat sih” protes nyonya Rima
“mama yang nggak jelas, nggak pernah berhenti mengganggu hidup Arsen, semua sudah di ikutin masih aja memaksa hal yang lain, nggak ada pernikahan dalam hidup Arsen dengan wanita yang tidak Arsen cintai”
“Lebih tepatnya Arsen akan menikah dengan wanita yang Arsen cintai, jadi walaupun mama menjodohkan dengan banyak wanita kalau Arsen nggak mencintai wanita itu, jangan harap ada pernikahan” sahut Arsen
“Loh kok gitu, terus Rania bagaimana? apa dia akan menunggu kamu sampai tua” balas nyonya Rima
“Terserah kalau dia mau menunggu sampai dia capek sendiri, dari awal Arsen sudah bilang tapi mama nggak peduli, jadi jangan salahkan arsen, kalau arsen juga nggak peduli sama sekali” tukas Arsen
“Terus mama harus bilang apa sama orang tua Rania, kamu jangan bikin mama malu Arsen” sahut nyonya Rima dengan wajah kesal
“Mama kasih tahu aja perjanjian perjodohan kita ini pada kedua orang tua Rania, nggak usah pusing, mama yang cari masalah jadi selesai kan sendiri, Arsen nggak mau ikut campur, sesuai dengan perjanjian kita Arsen akan lakukan itu semua “ sahut Arsen
“Ya nggak bisa begitu dong Arsen, mama kemarin sama mamanya Rania sudah cari cari gedung untuk acara pernikahan kalian berdua” ungkap nyonya Rima spontan membuat Arsen dan tuan Rayendra yang dari tadi diam terkejut dan menatap tajam ke arah nyonya Rima.
“Mama sudah terlalu jauh bertindak ma, jangan mendahului Arsen, nanti mama sendiri yang ribet” tegur tuan Rayendra dia juga nggak suka dengan tindakan yang telah dilakukan oleh istri nya itu.
“Mama kan hanya melanjutkan perjodohan ini pa, orang lalu sudah mau menerima perjodohan berarti sudah bersiap untuk menikah, jadi apa salahnya pa, toh Rania juga sudah siap untuk menikah tinggal keputusan Arsen saja, mau menikah tanggal berapa” balas nyonya Rima
“Oh pantas Rania makin banyak tingkah ternyata semua gara gara mama yang sudah memutuskan kapan Arsen akan menikah, kalau Rania mau menikah dengan laki laki lain, silahkan ma Arsen nggak akan menghalangi nya” sahut Arsen
“Kok menikah dengan orang lain, ya menikah dengan kamu dong Arsen, orang orang tahu kalau Rania sedang menjalin hubungan dengan kamu, kamu aneh banget sih” umpat nyonya Rima
“Yang aneh itu mama, yang ingin menikah itu siapa, apa pernah kita membahas pernikahan? nggak pernah kan, yang ada kita berdua ada kesepakatan dan mama sudah setuju” balas Arsen dengan wajah jengkel
“Ya terus bagaimana dong, kan mama malu sama mamanya Rania kalau dibatalin acara pernikahan nya” ucap nyonya Rima
“Yang mau membatalkan pernikahan itu siapa ma” balas Arsen
“Itu kamu yang mau membatalkan pernikahan” sahut nyonya Rima
“siapa yang mau menikah ma, nggak ada pernikahan mama urus aja sendiri, makanya jangan suka seenaknya” tukas Arsen
“Kamu harus tanggung jawab dong” imbuh nyonya Rima
“Sudahlah ma, Arsen sudah nggak mau, selesaikan sendiri masalah mama itu, papa nggak suka dengan cara mama kayak gini, Arsen sama Rania aja belum pernah membahas soal pernikahan terus kenapa mama sudah mencari gedung untuk pernikahan”
“Kalau Arsen mau menikah, kita punya hotel sendiri jadi nggak usah repot mencari gedung pernikahan” tegur tuan Rayendra
“Tapi mama sudah bicara dengan Rania pa, gimana caranya membatalkan, mama sudah menjamin sama Rania dan kedua orang tuanya kalau arsen dan Rania akan menikah dalam waktu dekat” sahut nyonya Rima
“mama lancang sekali ma, kalau sudah begini kan jadi repot ma” tegur tuan Rayendra membuat nyonya Rima terdiam.
“Nggak akan repot kalau Arsen mau mengikuti keinginan mama” sahut nyonya Rima dengan sengit dia masih tidak mau kalah walupun yang di lakukannya itu suatu kesalahan.
“Nggak akan ada pernikahan ma, dengan sikap mama kayak gini Arsen akan mengambil tindakan lain ma, jangan karena Arsen mau menjalin hubungan dengan Rania, mama bisa seenaknya mengatur hidup Arsen” ancam Arsen
“Kamu mau ancam mama Arsen” tantang nyonya Rima nggak mau kalah
Arsen terlihat kesal sekali dengan sikap mamanya yang mau enaknya sendiri, Arsen mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang, Arsen anaknya juga nggak bisa ditantang.
Makin ditantang Arsen akan semakin melawan, dan dia sudah muak melihat sikap mamanya yang suka memaksakan keinginan nya, adik Arsen Gea hanya diam saja mendengar pertengkaran mama dan kakanya itu.
“mama cari masalah aja pagi pagi…” umpat tuan Rayendra ketika Arsen mengambil ponselnya dan menelepon seseorang, dia sudah bisa menebak apa yang Arsen akan lakukan saat ini.
“masalah apa pa, mama hanya mau kasih tahu Arsen, kalau hari pernikahannya dengan Rania sedang di persiapkan, harusnya Arsen senang dong pa, kan dia sudah mau menjadi kekasih Rania” protes nyonya Rima
“Ya sudah kalau mama masih keras kepala” sahut tuan Rayendra lalu melirik ke arah Arsen yang wajahnya terlihat merah menahan marah saat ini.
“Hallo Rania…” sapa Arsen
“Arsen…!!” teriak nyonya Rima dengan wajah kaget dan juga panik
Kamu harus tegas Sen...