Karina terjebak dalam pernikahan yang pahit dengan Ryan, sebuah ikatan yang dipaksakan untuk menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan. Namun, pernikahan itu hanya membawa kesedihan dan perselingkuhan yang menyayat hati.
Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Ryan melalui perceraian, Karina bertekad untuk memfokuskan diri pada karirnya. Namun, nasib memiliki rencana lain.
Karina dipertemukan kembali dengan Zaian, pria yang dulu jatuh cinta padanya dan kini telah bertransformasi menjadi seorang CEO sukses di tempat Karina bekerja. Pertemuan itu membuka kembali kenangan lama dan memicu konflik batin yang mengguncang hati Karina.
Apakah Karina akan memberi kesempatan kedua pada cinta atau memilih untuk mempertahankan kemandirian yang telah diraihnya dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsiana 97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
Karin melihat Zaian yang masuk dan berjalan menghampirinya seketika menghentikannya. "Stop! Jika kamu ingin menjelaskan sesuatu jangan dekat-dekat denganku saat ingin menjelaskannya. Aku tidak ingin di bujuk dengan sentuhan," Sahut karin yang menghentikan langkah Zaian yang hendak mendekatinya. Dengan wajah lesu Zaian pun berbalik dan duduk di kursi yang berhadapan dengan karin.
Tanpa Zaian tahu, dalam hati karin tertawa puas melihat raut wajah kekecewaan Zaian. 'Hahahaha rasakan itu, biar kamu tahu rasanya dikecewakan!' batin karin tertawa puas.
"Sepertinya kita harus lebih dekat berbicaranya agar apa yang aku katakan bisa kamu pahami baby," Ujar Zaian masih tak terima bila ia duduk berjauhan dari karin.
"No Zaian!" Sahut karin.
"Tapi aku rindu kamu, kita udah beberapa hari gak ketemu aku kangen banget sama kamu," Ujar Zaian dengan memelaskan wajahnya.
"Apa aku pernah melarangmu bertemu denganku?" Tanya karin.
"Tidak."
"Jadi sekarang katakan apa yang ingin kamu katakan," Sahut karin.
Zaian menarik nafas panjang ia mulai menjelaskan awal permasalahannya sampai ia bisa bertemu dengan Raysa. "Sebenarnya beberapa hari ini aku memang sibuk mengurus proyek resort yang ayahku rencanakan, namun saat proyek resort ini sudah mendapatkan investor barulah aku tahu jika lahan yang kami akan gunakan untuk membangun resort itu ternyata adalah milik keluarga Raysa. Jadi mau tidak mau aku harus bertemu ayah Raysa untuk membahas masalah lahan itu," Jelas Zaian panjang lebar.
"Lalu?" Sahut karin
"Lalu aku dan ayah Raysa berjanji akan bertemu aku memilih tempat bertemu di restoran bintang lima tempat kita waktu itu makan malam, namun ayah Raysa memilih klub malam untuk tempat bertemu. Aku sebenarnya sedikit heran mengapa ia memilih klub malam namun karena dia adalah pemilik lahan mau tidak mau aku harus mengikuti kemauannya."
"Tapi kenapa kemarin malam aku tidak melihat keberadaan om Martin disana yang ada hanya kalian bertiga saja?" Tanya karin.
"Aku juga sempat heran, karena saat memasuki ruangan itu aku tidak melihat keberadaan om Martin. Yang ada hanya Raysa, saat aku menghubungi om Martin kata dia aku akan membahas masalah lahan itu dengan Raysa karena dia sedang ada kesibukan lain. Setelah mematikan telfon itu aku pun duduk jauh dari Raysa namun ternyata Raysa mendekatiku lalu dengan tiba-tiba ia langsung duduk di pangkuan ku saat aku hendak mendorongnya dari pangkuanku kamu lebih dulu masuk," Jawab Zaian.
"Aku sedikit curiga, masalahnya Raysa itu tidak pernah tertarik dengan bisnis," Sahut karin yang curiga jika Raysa ada niat menjebak Zaian.
"Terus menurut kamu apa tujuan dia kali ini?" Tanya Zaian.
"Entah apa tujuan dia, kita harus waspa mungkin aja dia sedang menyusun rencana jahat. Raysa gak mungkin nyerah dia pasti akan balas dendam sama aku. Terlebih lagi dia memang sudah sangat benci aku sewaktu aku masih jadi kakak iparnya."
"Sepertinya aku harus menyiapkan beberapa pengawal untuk menjaga kamu, siapa tahu Raysa mempunyai niat jahat sama kamu," Ujar Zaian
"Emang aku anak kecil yang harus di jaga apa, gak usah aku bisa kok jaga diri sendiri," Sahut karin yang langsung menolak usulan Zaian.
"Tapi dia bisa aja nanti punya niat jahat sama kamu saat kamu lagi sendiri."
"Gak mungkin, aku memangnya pernah sendiri? Aku itu gak pernah punya waktu sendiri. Waktu aku sendiri itu cuma saat di kamar aja," Sahut karin.
"Ya udah deh kalau kamu gak mau, tapi aku udah di maafin belum?" Tanya Zaian sambil berpura-pura tertunduk sedih.
"Udah gak usah pasang muka sedih kamu kaya gitu, aku geli lihatnya," Ujar karin.
Keduanya pun berbaikan dan karin menyiapkan beberapa cemilan untuk Zaian. Mereka menghabiskan waktu bersama bercerita dan bercanda tanpa mereka sadar waktu sudah menujukan pukul 12:30 siang, karin yang melihat jam dinding mengingatkan Zaian untuk kembali kekantor. "Ini udah siang kamu harus kekantor," Sahut karin.
"Tapi aku masih kangen sama kamu," Rengek Zaian bagaikan anak kecil.
"Zaian jangan mulai deh, kamu itu punya banyak pekerjaan yang harus kamu kerjakan. Jadi kamu harus segera kembali."
"Iya deh, tapi malam ini kita makan malam diluar yah," Sahut Zaian mengajak karin.
"Iya iya, udah sana balik," Sahut karin sambil memakaikan jas Zaian.
Zaian dengan berat hati kembali kekantor, karin mengantarkan Zaian sampai ke mobilnya. Setelah mobil Zaian melaju karin pun juga masuk kedalam rumah.
Di apartemennya, Raysa sedang menerima telfon dari mata-mata yang ia suruh mengawasi pergerakan karin. "Apa! Yang benar saja, apa kamu salah lihat," Sahut Raysa menerima telfon itu.
"Saya tidak mungkin salah lihat, orang itu memang benar Zaian. Dan mereka terlihat seperti baik-baik saja bahkan wanita itu mengantar Zaian sampai ke mobilnya," Lapor orang yang menelfon dengan Raysa.
"Dasar perempuan si*lan! Aku harus segera menyingkirkan wanita itu. Jika tidak jalanku untuk menjadi nyonya Zaian akan gagal, kamu harus pikirkan caranya agar bisa secepatnya menyingkirkan wanita itu," Sahut Raysa.
"Baik," Sahut orang itu lalu menutup telfonnya.
"Awas kamu karin, tunggu saja pembalasanku!" Gumam Raysa dengan amarah yang berapi-api.
sedangkan dilain sisi ada Zaian yang sedang memberi arahan kepada Dion untuk segera mengatur agar untuk pertunangan dirinya dan karin.
Zaian tidak ingin kesalahan seperti itu terjadi lagi hingga membuat dirinya harus kehilangan karin lagi, jadi dia ingin segera melaksanakan acara pertunangan agar ia bisa secepatnya menikahi karin.
"Saya mau kamu harus menyiapkan acara ini dengan sangat teliti agar tidak ada kesalahan, kamu paham?" Ujar Zaian.
"Baik tuan, tapi apa ini tidak terkesan terburu-buru?" tanya Dion.
"Menurut ku tidak, lebih cepat lebih baik. Aku tidak ingin kehilangan dia lagi kamu tidak akan tahu bagaimana rasanya seseorang yang bertahun-tahun di nanti setelah didapatkan malah lepas lagi dari pelukan itu rasanya seperti aku kehilangan seluruh hidupku," sahut Zaian.
Dion yang mendengar perkataan Zaian hanya mengangguk paham dengan apa yang bosnya itu katakan.
'Itulah cinta bisa membuat orang tidak waras,' batin Dion.