NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Ketiga Juragan

Menjadi Istri Ketiga Juragan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Henny

ini memang cerita poligami namun bukan cerita istri yang tertindas karena menjadi yang ketiga. Melainkan kisah gadis tomboy yang cerdas, pintar dan membuat dia survive dalam kehidupannya.

Naura Kiana tak pernah menduga kalau kehidupan akan membawanya pada sesuatu yang tak ia sukai. Setelah kakeknya bangkrut dan sakit-sakitan, Naura diminta untuk menikah dengan seorang pria yang sama sekali tak dikenalnya. Bukan hanya itu saja, Naura bahkan menjadi istri ketiga dari pria itu. Naura sudah membayangkan bahwa pria itu adalah seorang tua bangka mesum yang tidak pernah puas dengan dua istrinya.
Naura ingin melarikan diri, apalagi saat tahu kalau ia akan tinggal di desa setelah menikah. Bagaimana Naura menjalani pernikahannya? Apalagi dengan kedua istri suaminya yang ingin selalu menyingkirkannya? Bagaimana perasaan Naura ketika pria yang sejak dulu disukainya akhirnya menyatakan cinta padanya justru disaat ia sudah menikah?
Ini kisah poligami yang lucu dan jauh dari kesan istri tertindas yang lemah. Yuk nyimak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Kakek

Saat Wisnu masuk ke dalam kamar, lampu utama dalam kamar sudah dimatikan. Yang tertinggal hanyalah lampu di sudut ruangan.

Di atas ranjang nampak Naura sudah tertidur dengan sangat lelap di balik selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

Udara di sini memang dingin. Di tambah lagi dengan AC yang dihidupkan, suhu dalam kamar menjadi semakin dingin. Wisnu pun mengambil remote AC dan menaikan sedikit suhunya sampai diangka 22.

Wisnu membuka lemari dan mencari celana tidurnya untuk mengganti celana jeansnya.

Ia kemudian melangkah menuju ke ranjang. Pandangannya tertuju pada istri ketiganya yang sedang tertidur terlentang. Wajahnya terlihat begitu tenang dan damai. Sangat berbeda di saat ia bangun.

Kalau dilihat sekilas, ada banyak kesamaan antara Naura dan Dina. Mereka sama-sama memiliki mata yang besar dengan bulu mata yang panjang dan lentik, Sepasang alis yang tebal dan nampak teratur. Bibir yang merah merekah sekalipun tanpa polesan lipstick.

Yang berbeda adalah kulit Dina lebih putih dari Naura. Dina memiliki tatapan lembut dan selalu tersenyum. Sangat jauh berbeda dengan Naura yang selalu menatap Wisnu dengan tajam dan selalu berwajah cemberut.

Rambut Dina dan Naura juga sama. Panjang, hitam. Hanya saja rambut Dina lurus dan rambut Naura agak bergelombang. Dina juga memiliki tubuh yang sedikit pendek. Sedangkan Naura lebih tinggi.

Wisnu perlahan naik ke atas tempat tidur. Sejak malam pertama pernikahan mereka, Wisnu merasa tertantang ingin segera menyentuh istri ketiganya ini. Sangat berbeda saat ia pertama menikahi Regin dan juga Indira. Pada hal alasan Wisnu menikahi Naura juga hampir sama dengan kedua istrinya itu.

Kini, karena Naura mendapatkan tamu bulanannya, maka Wisnu harus sedikit bersabar. Ia juga lega karena Naura ternyata tak hamil.

Wisnu perlahan membaringkan tubuhnya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Tiba-tiba ia mengingat percakapannya dengan kakek Zumi tadi pagi.

"Nak Wisnu, terima kasih sudah membawaku berobat di tempat ini. Hanya saja aku tahu bahwa penyakit ku ini sudah tak bisa disembuhkan lagi."

"Kakek, jangan pesimis."

"Aku buka pesimis, nak. Aku hanya tak mau egois untuk menentang suratan takdir untukku. Aku tahu waktu ku sudah dekat. Namun aku akan pergi dengan hati yang damai karena aku tahu kalau kamu akan menjaga cucuku dengan baik."

"Mengapa kakek sangat percaya padaku? Bukankah kita belum saling mengenal terlalu dalam?"

"Aku sudah lama mengenalmu, nak. Hanya saja kau yang jarang bermain di Villa kami jika kau datang ke desa itu. Tolong temani cucuku jika aku benar-benar pergi. Dia pasti akan sangat sedih."

"Bagaimana jika pada akhirnya, Naura merasa tak nyaman menjadi istriku?"

"Aku mohon padamu, jangan pernah lepaskan dia apapun nantinya yang akan terjadi. Aku yakin suatu saat dia akan jatuh cinta padamu. Kau juga pastinya akan jatuh cinta padanya sebesar cinta yang pernah kau miliki untuk almarhumah istri pertamamu."

Percakapan ditelepon tadi pagi itu membuat Wisnu terus memikirkannya. Mengapa sang kakek begitu yakin kalau Wisnu akan jatuh cinta pada Naura? Bagi Wisnu, Dina akan selamanya ada dalam hatinya. Ia tak mungkin akan jatuh cinta pada perempuan manapun, bahkan pada Naura yang wajahnya sedikit mirip dengan Dina.

Perlahan, Wisnu memejamkan matanya. Ia cukup merasa lelah hari ini. Baik dengan pekerjaannya dan kelakuan istri ketiganya yang sangat kekanak-kanakan.

**********

Naura sebenarnya sangat merasa nyaman dengan kehangatan yang didapatkannya dalam tidurnya. Ia bahkan merasa akan semakin dalam jatuh dalam tidur nya yang nyenyak. Apalagi perutnya yang sedikit nyeri setiap kali ia mendapatkan tamu bulanannya, justru terasa hangat dengan sesuatu yang menekan perutnya.

Namun, penciumannya yang tajam mencium sesuatu yang selama 2 hari ini sangat lekat dengannya. Bau minyak wangi yang sangat manis di penciumannya. Perlahan matanya terbuka. Pandangannya turun ke arah perutnya. Sebuah tangan yang kekar melingkar di perutnya. Ia juga dapat merasakan kekarnya tubuh yang menariknya ke belakang.

"Ah......!" teriak Naura sambil menyingkirkan tangan yang memeluk perutnya. Ia melompat turun dari atas tempat tidurnya.

Wisnu yang merasa tidurnya terganggu segera membuka matanya. Ia menatap Naura dengan sedikit jengkel. "Berisik!" lalu ia menutup matanya kembali.

"Siapa yang mengijinkan mu untuk memeluk ku? Dasar mesum!"

Wisnu membuka lagi matanya. Ia bangun dan duduk sambil bersandar pada kepala ranjang. "Tidak ada sesuatu yang dapat disebut mesum jika seorang suami memeluk istrinya. Jangan berteriak seperti layaknya anak perawan. Seperti tidak pernah dipeluk lelaki saja." Wisnu turun dari tempat tidur. Sedikit kesal ia segera masuk ke kamar mandi.

Entah mengapa, tangannya begitu ingin memeluk Naura semalam. Dan gadis itu terlihat menikmati pelukan Wisnu.

Naura memegang dadanya yang sakit mendengar hinaan Wisnu. Hampir saja ia berteriak untuk mengatakan kalau ia masih perawan.

Bayangan wajah Satria sesaat melintas di kepala Naura. Ia selalu bermimpi. Ciuman pertamanya akan dia berikan pada Satria. Bahkan kesucian dirinya.

Dari beberapa teman kampusnya, Naura selalu mendengar cerita mereka tentang asyiknya making love dengan pacar-pacar mereka. Naura tak munafik, ia tentu ingin merasakan seperti itu. Tapi, jauh di lubuk hatinya, dia selalu ingin mempertahankan kesuciannya dan menyerahkan pada pria yang nantinya akan menjadi suaminya. Ia akan menyerahkannya dengan penuh cinta. Dan dia berharap kalau pria itu adalah Satria. Namun sekarang, semua impiannya itu sudah sirna. Suatu saat Satria pasti akan tahu kalau ia sudah menikah. Dan ia harus menyerahkan dirinya pada suaminya kelak. Naura tahu, saat itu akan tiba dan ia tak tahu bagaimana harus melakukannya tanpa rasa cinta.

"Ah....!" Naura mengacak rambutnya kasar.

"Kamu kenapa?" tanya Wisnu.

Naura terkejut saat melihat Wisnu sudah selesai mandi. Suaminya itu hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggang nya. Naura langsung memalingkan wajahnya. Walaupun usia Wisnu sudah tiga puluh tahun dan memiliki 2 istri, namun ia terlihat sangat gagah. Tubuhnya tegap, kulitnya putih bersih dan perutnya bagaikan roti sobek.

Sial, kenapa aku harus memikirkan itu? Aku kan sudah biasa melihat nya jika Satria membuka kaos olahraganya di lapangan?

"Ada sesuatu yang mengganggumu?" Wisnu sudah berdiri di hadapan Naura.

"Aku mau mandi....!" Naura langsung berlari ke kamar mandi namun sialnya, kakinya justru tersangkut pada selimut yang entah kenapa jatuh di lantai dan Naura akhirnya terjatuh dengan jidatnya yang terantuk pada lantai kamar.

"Aow.....!" teriak Naura sambil memegang jidatnya.

"Dasar ceroboh! Ayo berdiri!" Wisnu mengulurkan tangannya dan hendak membantu Naura berdiri.

Naura yang merasa sedikit pusing, dengan pandangan yang sedikit kabur berusaha untuk meraih tangan Wisnu. Namun ia justru menarik ujung handuk yang melilit tubuh Wisnu dan akhirnya, ia melihat sesuatu yang selama ini hanya bisa dilihatnya di gambar alat reproduksi laki-laki saat ia SMA.

"Ah......!" Naura kembali berteriak dan segera berdiri kemudian berlari ke kamar mandi.

Wisnu juga tak percaya kalau yang akan Naura tarik adalah handuknya. Pria itu hanya tertawa karena merasa Naura seperti gadis perawan yang belum pernah melihat yang seperti itu.

Di dalam kamar mandi, Naura berusaha menenangkan debaran jantungnya yang seakan berdetak 3 atau 4 kali lebih cepat.

"Ini gila! Mataku yang suci ini sudah ternodai. Dasar si tua mesum!" umpat Naura sambil berjalan mondar mandir di dalam kamar mandi. Ia juga memegang dahinya yang sakit. Saat matanya menatap ke cermin, ia dapat melihat ada memar yang agak membengkak.

Ia pun mandi air dingin untuk meredam rasa panas ditubuhnya. Pada hal udara di desa ini sangat dingin namun Naura merasa panas. Ia sengaja berlama-lama dalam kamar mandi. Dan saat ia keluar, Wisnu sudah tak ada. Naura menarik napas lega dan segera membuka lemari untuk mengambil pakaiannya. Kali ini, karena sedang datang bulan, Naura memilih sebuah celana jeans yang panjang. Kali ini tak ada yang sobek, dan sebuah kaos oblong yang pas membungkus bagian atas tubuhnya yang ramping. Rambutnya diikat satu, lalu ia mengambil ponselnya dan segera turun ke bawa.

Ia melihat bi Aisa sedang menyiapkan meja makan. Wisnu sudah duduk di sana sambil menerima telepon. Entah dari siapa dan Naura tak tertarik untuk mengetahui nya. Namun saat ia mengingat kakeknya, ia langsung mendekat.

"Apakah itu dari kakek?" tanya Naura penuh harap.

Wisnu menatap Naura. "Bukan." lalu ia meletakan ponselnya di atas meja makan.

"Juragan, bolehkah aku menelepon kakekku? Aku menelepon nomor lamanya namun tidak aktif."

Wisnu dapat melihat kerinduan Naura pada kakeknya itu. Yang tadi menelepon adalah salah satu dokter yang membawa kakek Zumi ke Singapura. Ia mengabarkan kalau kakek Zumi tak mau melanjutkan pengobatannya lagi karena ia merasa hanya akan buang-buang uang saja. Namun setelah Wisnu berhasil membujuknya, kakek Wisnu setuju meneruskan pengobatannya sampai minggu depan.

"Jika dokter mengijinkan maka aku akan memberitahukan mu. Duduklah! Aku akan mengobati dahi mu."

"Ini bukan masalah. Aku mau jalan-jalan sebentar."

"Tunggu!" Wisnu menarik tangan Naura dan membuat gadis itu duduk di sampingnya.

"Tuan, ini salep yang tuan minta!" ujar Gading yang tiba-tiba muncul dari pintu samping.

"Terima kasih, Gading."

Wisnu membuka salep itu dan mengolesinya di dahi Naura yang bengkak.

Naura sebenarnya ingin menolak namun saat ia merasa sensasi dingin dari salep itu, ia pun membiarkannya.

"Kita sarapan dulu. Setelah itu kita pergi bersama."

"Pergi kemana?" tanya Naura heran.

"Katanya kamu mau jalan-jalan."

"Aku tak perlu kau temani, juragan. Aku bisa pergi sendiri." kata Naura hendak beranjak pergi namun tangan Wisnu kembali menariknya sehingga ia duduk kembali.

"Kau tetap akan pergi denganku. Dan berhentilah memanggil aku, juragan. Kau akan membuat para pelayan di sini menertawakan mu." kata Wisnu pelan namun mengandung penekanan yang bermakna tak ada bantahan.

"Baiklah, sayangku." kata Naura dengan saudara yang dibuat semesra mungkin.

"Bi Aisa, silahkan hidangkan sarapannya." kata Wisnu memanggil bibi Aisyah.

Bi Aisa dan Mona pun segera membawa sarapan ke meja makan.

Naura sebenarnya tak terlalu menikmati sarapannya karena ia merasa masakannya kurang enak.

"Kau tak lapar?" tanya Wisnu melihat Naura tak menghabiskan nasi gorengnya.

"Aku masih kenyang, sayang." ujar Naura sambil menekan kata yang paling belakang membuat bi Aisyah dan Mona yang masih berdiri tak jauh dari meja makan saling pandang sambil tersenyum.

"Kalau begitu habiskan teh mu dan kita akan pergi." Wisnu pun mengahiri sarapannya. Ia hanya menghabiskan kopinya, setelah itu ia berdiri. "Ayo kita, pergi!" ajak Wisnu.

Naura sebenarnya ingin menolak saat Wisnu menggenggam tangannya. Namun ia tak mau membuat Wisnu malu di hadapan para pelayan. Ia membiarkannya saja sampai akhirnya mereka ada di dalam mobil dan Naura menarik tangannya dengan kasar.

"Dasar mesum! Sukanya mengambil kesempatan dalam kesempitan." umpat Naura lalu menggeser tempat duduk nya agar menjauh dari Wisnu.

"Dasar kekanakan." kata Wisnu tak mau kalah lalu ia menjalankan mobilnya.

*******

Baru saja 4 hari menikah, Naura sudah merasa sangat tersiksa. Bagaimana jika ia harus seumur hidup menemani sang Juragan????

1
N Wage
jangan banyak2 segi cintanya thor...pusing ntar.
Sastri Dalila
👍👍👍
bunda DF 💞
bagus banget ceritanya,, alurnya ngalir kereen Thor
pipi gemoy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼🙏🏼
N Wage
no komen...pokoke bagus /Good//Heart/
pipi gemoy
ternyata diriku duluan baca lapak anak para juragan😂👻
baru lapak emak n bapaknya
pipi gemoy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼☕🙏🏼
pipi gemoy
congrats Satria 👏🏼🌹
pipi gemoy
satria n Yuda 🥀
pipi gemoy
yey gading akhirnya laku 👻✌🏼
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂
Hari Saktiawan
lope lope lope sekebon bunga /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt/
pipi gemoy
hobinya sama dengan Naura 🤔🤔
pipi gemoy
hadir Thor ☝🏼🙏🏼
Nur Liana
wisnu apa gak cape ya🤭🤭
Nur Liana
naur kebanyakan drama.....ingat dong pesan kakek dosa loh nanti...
Julia Juliawati
mampir
Ray Aza
kalo aq blg bkn di dunia nyata sih thor... sinetron n novel konflik sll spti ini. kl di real life cewe dgn karakter spti naura sdh dikerjain sampe 4x dan tau pelakunya ga mgkn diem aja kek dia tnp usaha apa2 buat nglindungi diri. secuek2nya dia n semandiri2nya dia ga bakal mau msk perangkap sampe 5x. ceroboh iya sok kuat juga tp dia ga akan sebodoh itu msk perangkap berulang2. tp karena ini cerita kamu, jadi bebas2 aja sih mau dibawa kemana alurnya. krn temanya mmg poligami (aq termsk yg anti) dr awal baca tdk terlalu berekspektasi tinggi jd dibawa slow aja bacanya. hehehehee... lmyn menghibur kok
Enny Olivia: terima kasih ya sudah membacanya walaupun tak suka dengan tema ceritanya
total 1 replies
Mirabel
satria kurang gercep sih jadi orang .nyesel kan jadinya
Mirabel
pusing juga sih punya istri sampe tiga .bagaimana kondisi zakarnya ya kalau tiap MLM di pake 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!