NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 Haikal dan Gisel

“Nggak Dia yang ngungkapin perasaanya sama Gue semalam jadi Gue samperin tadi pagi” Jeno melirik Riza yang kini tampak terkejut dengan mulutnya yang terbuka lebar.

“Mingkem Lu, ntar kemasukan lalat lagi” Jeno menutup mulut Riza yang masih syok.

“Lu seriusan? Jadi Karin juga suka sama Lu? Terus Candra sama Jigar udah tahu juga? Gimana reaksi mereka berdua pas tahu? Lu nggak maksa Karin buat nerima Lu kan?” Riza memberikan pertanyaan yang beruntun pada Jeno yang kini menatapnya dengan mata malas.

Yang mana dulu yang harus dijawab, bahkan Jeno sampai lupa pertanyaan Riza yang diawal saking banyaknya Ia bertanya.

“Pusing Gue mau istrahat nanti yah kalau mood Gue bagus ceritanya” Jeno hendak berdiri namun segara ditahan oleh Riza dan didudukan kembali pada kursi.

“Lu kalau nggak mau cerita, Gue bakar nih semua kertas kasus Lu, biar nangis sekalian terus Gue videoin dan kasih ke Karin biar dia elfeel, mau Lu?” Ancam Riza dengan menahan tubuh Jeno pada sofa singgel tempat yang di duduki Jeno sebelumnya.

“Iya iya Gue cerita, tapi lepasin dulu, kan ceritanya panjang” Jeno memohon untuk Riza melepaskan cengkramannya.

Jeno pun menceritakan bagaimana setelah mereka pergi dan berpisah dengan mobil yang ditumpangi masing-masing, dan bagaimana Karin mengira Ia yang akan menikah dengan perempuan yang sudah dicintainya dan Karin yang pasrah dengan perasaanya tanpa berjuang.

“Jadi Karin jugaa udah suka sama Lu?” tanya Riza lagi

“Iya kan Gue udah cerita” jawab Jeno lagi dengan nada pasrah. Riza bahkan masih belum mepercayainya jika Karin juga menyukainya.

“Terus, bukanya sebelumnya kata nyokap Lu dia juga setuju yah sama perjodohan kalian” tanya kembali Riza.

Jeno mengangkat kedua bahunya tanda tidak mengerti dengan perasaan Karin sebelumnya, Ia juga awalnya ingin meminta penjelasan namun saat berangkat ke kampus bersama Jeno memilih untuk memberikan ruang pada Karin menata perasaanya yang terkejut dengan fakta bahwa Jeno lah yang dijodohkan dengannya.

Karin juga tampak canggung saat mengetahui Jeno adalah orang yang sebelumnya sudah sepakat akan dijodohkan dengannya namun Karin berusaha untuk membatalkan perjodohan itu.

“Terus Lu bakal gimana?” Riza ingin tahu bagaimana Tindakan Jeno selanjutnya. Bagaimana pun Jeno juga anak yang tidak pernah pacaran.

Selain Haikal, ketiga pria tampan itu belum pernah ada yang berpacaran, sehingga semunya tidak mempunyai pengalaman mengatasi seorang wanita, bahkan Haikal sekalipun yang berpacaran hanya karena rasa kasihan.

“Dia bilang nanti mau ngomong, tapi hari ini Dia akan mengerjakan tugasnya yang sudah dikejar deadline” jelas Jeno yang tampaknya sudah mengetahui apa yang akan dilakukannya nanti.

.

“Lu serius nggak papa nggak ditemanin ke ruang BEM?” Tanya Karin yang tidak enak dengan Keputusan Gisel yang akan briefing hanya berdua dengan Haikal

“Nggak papa, lagian kan sama Kak Haikal doang jadi nggak bakal lama, Gue juga bentar di jemput kok sama Kak Mark buat makan malam” Gisel tersenyum meyakinkan Karin bahwa dia akan baik-baik saja.

Bukan tanpa alasan Karin kuatir, sore hari bahkan hampir berakhir dan memasuki malam, Ia tidak ingin terjadi apa-apa pada Gisel, ditambah Haikal yang super sibuk belum tentu akan pulang setelah briefing selesai.

“Ya udah Lu, kalau terjadi apa-apa kabarin Gue yah” Karin berucap pada Gisel sembari menggenggam tangan temannya itu.

Gisel menganggukkan kepalanya seraya menyusun barang-barangnya ke dalam tas, yang setelahnya Ia akan menuju ke lantai ruang Bem yang disana ada Haikal.

“Ya udah ayo kita turun, takutnya malah kemalaman lagi” ajak Gisel, dan keduanya bergegas turun dari rooftop

Candra sudah pulang terlebih dahulu karena orang tuanya yang memintanya pulang untuk mengurus sesuatu hal yang penting

.

‘tok tok’

“Permisi kak?” panggil Gisel dari luar yang melihat pintu ruang khusus ketua BEM dan anggota inti terbuka Sebagian.

“Masuk aja, Gue didalam kok” balas Haikal dari dalam

Gisel yang sudah mendapat persetujuan Haikal pun segera berjalan masuk dengan hati-hati, sedikit banyak Ia sudah mendengar bagaimana Haikal dimata orang-orang sehingga sekalipun Haikal sudah banyak melakukan kebaikan padanya, Ia tetap memilih hati-hati bersikap untuk berjaga-jaga.

“Gimana udah selesai draf pertanyaannya?” tanya Haikal yang sudah merapikan tumpukan kertas di depannya menjadi tersusun.

“Iya, udah Kak, Ini Gue mau mastiin aja, takutnya ada pertanyaan yang mengganggu kakak, kami akan menggantinya kembali” Gisel menyodorkan laptopnya yang yang tertera pertanyaan wawancara yang telah di susun oleh Gisel, Karin dan Juga Candra.

Haikal memperhatikan dengan seksama pertanyaan demi pertanyaan.

“Ini nggak ada pertanyaan kalau Gue udah punya pacar atau belum?” tanya Haikal yang membuat Gisel terkejut.

“Eh nggak kak, itu terlalu personal, kita cuma mau tahu bagaimana biografi kakak sebagai ketua BEM aja kok” jawab Gisel dengan sopan.

‘Apa pertanyaan Gue ada yang menyinggung perasaanya yah, sampai nanya gitu?” ucap Gisel dalam hati dan menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal.

“Padahal berita itu bakal heboh pasti” Haikal kembali menyangkan Keputusan Gisel dan kelompoknya bertanya.

“Okey, Gue nggak masalah sama pertanyaannya, Gue ngasih kesempatan pada kalian buat ngasih pertanyaan tambahan yang bersifat privasi” Haikal memberikan kebebasan kepada mereka untuk menambahkan pertanyaan lagi.

“Nggak kok kak, ini sudah cukup untuk membuat biografi yang akan kami tampilkan nanti” Gisel masih menjawab dnegan sopan.

Haikal yang melihat Gisel begitu sopan dan kaku terhadapnya mendengus kesal, kenapa juga Gisel harus begitu kaku padanya sedangkan selama ini Haikal selalu bersikap santai padannya. Begitulah pikiran Haikal saat ini.

“Lu udah mau balik yah?” Tanya Haikal kembali

“Iya, kalau misalnya Kak Haikal sudah setuju dengan ini Gue udah mau balik, soalnya udah nggak ada juga yang akan diurus di kampus” Gisel sebenarnya ingin pamit namun Haikal masih saja mengajaknya ngomong,

“Ya udah Kak, Gue balik duluan yah, takutnya mengganggu waktu kak Haikal” Gisel akhirnya memberanikan diri untuk berpamitan.

Saat ini bahkan pesan Mark yang mengatakan bahwa Ia yang sudah ada sekitar parkiran dekat dengan Gedung BEM.

“Lu balik sama Gue aja, urusan Gue udah selesai juga kok” Haikal sudah membungkus beberapa lembaran yang akan dikerjakannya nanti saat berada di rumah.

“Nggak usah Kak, Gue udah ada janji dan udah dijemput juga, Gue duluan yah” ucapnya lalu segera keluar meninggalkan Haikal yang masih menatapnya.

Setelah beberapa saat Haikal memperhatikan parkiran yang dapat diliat dari ruangan tersebut Ia melihat jelas siap yang kini sedang membukakan pintu mobil pada Gisel. Bahkan bahas tubuh pria itu tampak begitu akrab dengan Gisel.

“Dia bukannya selingkuhan Selin, Gue ingat betul mobilnya, dan Dia juga seorang dokter” Haikal mengepalkan tangannya menatap kepergian Gisel bersama dengan mobil tersebut.

“Gue nggak akan biarin Lu rebut Gisel kali ini, sepertinya Lu emang suka berurusan dengan Gue” Haikal menaikkan sebelah bibirnya tersenyum kesal.

.

“Eh kalian tahu nggak, Gue dengar kelompok Gisel, Karin dan Candra bakalan ngangkat biografi kak Haikal buat tugas minggu depan” ucap salah satu mahasiswa yang kini berada di sekitar parkiran.

“Iya kan disitu ada Candra adiknya, jadi wajar saja dong kalau missal Kak Haikal mau” mahasiswa lain juga ikut membalas ucapan temannya.

“Tapi kemungkinan Kak Haikal suka sama Gisel, soalnya Gisel satu-satunya mahasiswa cewe yang diantar Kak Haikal pulang beberapa kali” mahasiswa sebelumnya kembali memberikan kemungkinan lain.

“Iya juga yah, lagian Gisel nya juga cantik gitu siapa yang bakal nolak, terus sama Kak Haikal keliatan banget cocoknya” jawab lagi lainnya.

Kedua tersenyum mengingat bagaimana Gisel dan Haikal yang tampak seperti pasangan yang begitu serasi.

“Gisel dan Haikal?, Siap Gisel yang mereka maksud, apa mungkin Gisel yang Gue kenal?. Tapi nggak mungkin Gue yakin dia nggak akan sebebas itu kenal dengan seorang lelaki apalagi akan sering diantar pulang” Selin memperhatikan kedua mahasiswa yang sedang berbicara tentang Haikal yang jelas itu adalah mantan kekasihnya.

Selin melihat area parkiran yang di sana ada Mark yang dengan senang hati membukakan pintu mobil untuk adik tercintanya,

“Lihatlah bahkan Mark masih mengantar jemput Gisel” ucapnya lalu mengabaikan pembahasan kedua mahasiswa yang sempat mengganggu perasaanya.

“Gue nggak akan biarin siapapun merebut Haikal dari Gue, apalagi Gisel adik kesayangan Mark, Lu masih terlalu kecil buat bersaing sama Gue Gisel dan sampai kapanpun Lu nggak akan bisa menang dari Gue begitu pula perhatian kakak kesayangan Lu akan perlahan-lahan lenyap” ucapnya dengan seringai liciknya yang segera kembali normal.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!