Seorang agen rahasia wanita yang memiliki kemampuan luar biasa harus mati di tangan musuhnya dengan cara licik. Karena sabotase mobil yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Jiwanya berpindah ke tubuh seorang gadis bertubuh ringkih yang sedang meregang nyawa akibat perbuatan saudaranya.
"Ckkk... Bukankah mobilku masuk jurang? Harusnya aku sudah mati. Lantas kenapa malah berada di tubuh gadis remaja lemah dan bodoh?"
"Aku tidak akan membiarkan ketidak adilan terjadi di depan mataku. Haruskah aku membalaskan dendamku dan pemilik tubuh ini?" Ucap Agen wanita itu di depan cermin toilet Rumah Sakit sambil menatap badan kurus dan tak terurus pemilik tubuh yang dia masuki.
Bagaimana kelanjutan cerita wanita yang terbiasa mengurus dan mengatasi masalah berat menjadi seorang gadis remaja yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
JANGAN MENABUNG BAB, SUPAYA CERITA INI BISA BERUMUR PANJANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Dadakan
Setelah kemarin malam Axton menemui calon Papa mertuanya di rumah. Tanpa menunggu lagi, Axton langsung sat set mengurus berkas untuk pernikahan di KUA siang ini.
Meskipun dadakan tapi karena kedua mempelai merupakan orang kaya jadi semua bisa selesai dengan cepat.
Gaun pengantin meskipun sederhana tapi memiliki harga yang tidak murah.
Tidak ada undangan untuk acara sakral ini, karena Alexa tidak ingin terlalu lama meninggalkan Mama Yasmin di Rumah Sakit sendiri.
Hanya Alexa, Axton dan Papa Darius yang ke KUA sedangkan Alex bertugas menjaga Mama Yasmin.
Kenapa tidak memanggil penghulu ke Rumah Sakit, jawabnya karena mereka semua tidak ingin terjadi kehebohan.
SAH
SAH
SAH
Akhirnya kata itu terdengar di telinga Axton, membuat pria tampan itu lega.
"Meskipun kalian sudah sah, bukan berarti kamu sudah boleh menyentuh putriku. Tunggu sampai resepsi pernikahan, karena aku tidak ingin saat acara berlansung tapi tidak maksimal karena Alexa sedang hamil muda. Jadi tahan dulu nafsumu Axton."
"Hhmm... Iya Pa, aku mengerti."
"Papa kenapa membahas itu di sini buatku malu." Ucap Alexa menyembunyikan pipinya yang bersemu merah.
"Karena Papa khawatir denganmu, menikah dengan pria yang berusia lebih matang pasti pikirannya tidak jauh tentang sex. Jadi sebelum terlanjur, lebih baik dijaga sampai acara selesai kalian bisa bulan madu."
"Iya Pa, aku paham. Terima kasih sudah merestui kami berdua. Sekarang saya ijin bawa Alexa kembali ke Rumah Sakit." Ucap Axton sambil mencium tangan mertuanya.
"Sayang, kita mampir ke butik beli pakaian untukmu. Setelah itu ke restoran beli untuk makan siang kita semua. Pasti Alex jenuh ditinggal sendiri tanpa makanan."
"Alex baru tadi pagi pulang, katanya dari Puncak. Tapi ada yang aneh dengan anak itu, Mas. Jadi nanti setelah tiba di Rumah Sakit, tolong jaga Mama. Aku akan bicara berdua dengan Alex, feelingku dia sedang terluka atau kecewa karena sesuatu."
"Baiklah sayang, malam ini menginap di Rumah Sakit kan sayang?"
"Tentu saja, karena sekarang aku sudah menjadi istri Mas Axton. Tentu aku harus ikut ke mana saja suamiku ini pergi. Oh ya, mas setelah Mama pulang aku akan mengurus perusahaan Papa sebentar. Ada masalah serius di sana, sama saat Mas mencari bantuanku ketika masih menjadi agen. Ada penggelapan dana perusahaan."
"Tapi, apa kamu tetap akan melanjutkan kuliah sayang? Tanya Axton.
"Tentu saja, dan aku harap Mas tidak menghalangiku meraih cita-citaku. Aku akan berusaha menjadi istri yang baik, tapi aku juga akan tetap mengejar impianku."
"Asal tidak membuatmu lalai akan tanggung jawab sebagai seorang istri mas akan tetap mendukungmu sayang."
Sementara itu di dalam kamar rawat inap, Mama Yasmin menatap bingung saudara kembar Alexa. Biasanya remaja itu banyak bicara padanya, tapi sejak kedatangannya pagi tadi dia hanya duduk diam membisu. Sesekali menghela nafas lalu membuangnya, serasa ada beban berat yang sedang menghimpit hati dan pikirannya.
"Nak Alex apa ada masalah?"
Alex masih saja diam, seolah dia larut dengan dunianya sendiri. Abai dengan sekitar bahkan tidak mendengar omongan dari Mama Yasmin.
"Alex... Alex... Kamu baik-baik saja? Atau ada masalah? Atau keberatan untuk menemani di sini?"
"Eh... Iya tante, aku baik. Kenapa ya?" Tanya Alex bingung.
"Jika ada masalah, cerita saja."
"Tidak ada masalah serius kok, hanya saja aki kecewa dengan seseorang. Ternyata selama ini aku mencintai ular berbisa." Ucap Alex.
"Ohh... Kamu sudah pernah pacaran dan saat ini sedang patah hati? Itu namanya belum jodoh. Tidak perlu memendam kesedihan mendalam, apa yang kamu lihat pertama kali dengannya dulu saat mencintainya."
"Dan apa yang kamu lihat saat ini tentangnya, itulah kebenarannya. Orang akan menjadi baik saat ingin mendekati seseorang, dan akan menunjukkan jati dirinya saat sudah lelah berpura-pura memakai topeng. Semua yang terjadi adalah hukum sebab akibat dan tabur tuai. Mungkin Nak Alex kecewa padanya karena pernah mengecewakan orang lain."
"Tante benar, aku pernah menghancurkan hidup saudara kembarku hingga dia menyerah untuk hidup. Sungguh aku menyesal telah lebih mempercayai Chelsea yang ternyata tidak lebih dari anak haram yang murahan. Dulu aku begitu memujanya sebagai seorang saudara melebihi aku bersikap pada Alexa. Bahkan aku sering membully Alexa demi dirinya yang busuk."
"Sekarang dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat betapa liarnya dia menjajakan tubuhnya sebagai seorang pelacur. Dan aku jijik dengan diriku yang pernah berhubungan badan dengannya."
"Kamu sudah pernah berzina? Apakah Chelsea yang kamu maksud adalah saudara angkatmu?" Tanya Mama Yasmin.
"Benar, saat itu aku dijebak dengan segelas minuman perang sang."
"Supaya aku mempertanggung jawabkan kehamilannya yang sudah ada sebelum melakukannya denganku. Aku sering menindas Alexa karena hasutan darinya yang ternyata hanya bualan omong kosong belaka. Untung saja, Alexa berhasil membongkar kebusukan Chelsea pada kami semua."
"Ya sudah sekarang fokus pada dirimu sendiri untuk memperbaiki diri. Abaikan yang membuatmu semakin resah."
"Setelah ini kamu mau kuliah di mana? Di sini atau Luar Negeri?" Tanya Mama Yasmin.
"Aku kuliah di tempat yang sama dengan Alexa, aku akan menjadi pelindungnya saat adik ipar tidak bersamanya. Aku ingin menebus waktu yang selalu mengabaikan Alexa dengan memberinya perhatian sebagai saudara." Ucap Alex menatap menerawang jauh.
Waktu cepat berlalu, setelah lebih dari seminggu berada di Rumah Sakit. Akhirnya Mama Yasmin diperbolehkan pulang, dengan catatan harus banyak beristirahat dan tidak boleh melakukan hal yang berat. Dan setelah menjadi suami istri 4 hari ini, Axton memenuhi janjinya untuk tidak menyentuh Alexa. Padahal sesuatu di bawah sana sudah merindu.
"Semua sudah dimasukkan ke dalam tas ya mas? Jangan sampai ada yang tertinggal." Ucap Alexa.
Wanita itu terlihat semakin cantik saat sudah menjadi istrinya. Apalagi, Axton sudah tidur sambil memeluknya meskipun hanya di atas sofa. Tentu saja, Axton mati-matian menahan hasrat yang sering datang tak tahu tempat. Membuatnya pusing.
"Terima kasih kalian selalu menemani Mama, setelah ini kalian boleh langsung melanjutkan rencana resepsi pernikahan kalian. Tapi, maaf Mama tidak bisa banyak membantu. Mama akan dukung semua keputusan kalian berdua, baiknya bagaimana." Ucap Mama Yasmin.
"Kita pikirkan nanti Mama, ayo pulang dulu." Ucap Alexa sambil mendorong kursi roda Mama Yasmin.
"Kamu ikut pulang ke rumah Mama kan sayang?" Tanya Axton.
"Tentu saja, bukankah aku ini istri kamu mas?" Tanya Alexa.
"Iya, tapi kita belum pamit dengan Papa Darius." Ucap Axton.
"Ya sudah nanti kita mampir ke rumah sekaligus aku ambil baju-bajuku serta barang-barang pribadiku yang lain." Jawab Alexa.
Waktu terus berputar, setelah Mama Yasmin pulang ke rumah kemarin. Saat ini, Alexa sudah bersiap untuk pergi ke kantor Papa Darius untuk menyelidiki kasus penggelapan dana yang membuat perusahaan tergoncang.
Berangkat diantar sang suami, karena mulai hari ini juga Axton sudah kembali bekerja. Sedangkan Mama Yasmin ditinggal bersama seorang pembantu.
"Mas, terima kasih sudah mengantar. Aku ke turun dulu ya. Kalau memang mas repot, nanti pulangnya biar aku bareng Alex." Ucap Alexa sambil mencium tangan suaminya, kemudian Axton membalas mencium kening Alexa penuh kasih sayang.
Memasuki perusahaan dengan langkah anggun tapi penuh ketegasan. Membuat para karyawan berdecak kagum terhadap Alexa.
"Selamat pagi Papa, tolong kumpulkan semua manager dan pemegang saham di ruang rapat. Aku ingin melihat kredibilitas mereka secara langsung. Dari jawaban dan ekspresi wajah aku bisa membacanya. Rapat dadakan, beri waktu 5 menit siap di ruang rapat. Jangan beri ruang untuk mereka mempersiapkan diri dengan untuk berbohong." Ucap Alexa.
Riuh suara ribut terdengar memasuki ruang rapat yang diadakan dadakan. Benar saja, ada yang merasa tidak siap lantaran belum sempat membuat laporan palsu untuk dibawa sebagai bentuk pertanggung jawaban kinerja.
"Selamat Pagi, silahkan duduk. Terima kasih sudah hadir dalam rapat yang sengaja saya minta pada Papa saya." Ucap tegas Alexa.
"Semua sudah tahu siapa saya bukan, jadi saya tidak perlu memperkenalkan diri. Mulai sekarang saya yang akan mengambil alih semua laporan keuangan. Dan saya akan menjadi kepala IT di sini. Saya harap tidak ada yang keberatan, karena hanya ada dua pilihan setuju atau mengundurkan diri."
"Saya keberatan." Ucap seorang wanita.
pas ingat gedekkkkk nyaaa pingin TK pitesssss