Seorang wanita modern, cerdas dan mandiri, mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang wanita dari masa lalu,seorang janda muda di Tiongkok kuno. Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, ia harus menjalani kehidupan baru di dunia yang asing dan penuh aturan kejam, di mana seorang janda tak hanya kehilangan suami, tapi juga martabat, kebebasan, bahkan hak untuk bermimpi.
Di tengah kesendirian dan perlakuan kejam dari keluarga mendiang suami, ia tak tinggal diam. Dengan akal modern dan keberanian yang tak lazim di zaman itu, ia perlahan menentang tradisi yang mengekangnya. Tapi semakin ia menggali masa lalu wanita yang kini ia hidupi, semakin banyak rahasia gelap dan intrik yang terungkap,termasuk kebenaran tentang kematian suaminya, yang ternyata tidak sesederhana yang semua orang katakan.
Apakah ia bisa mengubah takdir yang telah digariskan untuk tubuh ini? Ataukah sejarah akan terulang kembali dengan cara yang jauh lebih berbahaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30.Malam itu.
Hari itu di rumah keluarga Liu terasa seperti sebuah mimpi bagi Zi ning. Setelah pertemuan hangat di aula utama, kelima kakaknya bergantian membawanya berkeliling rumah,mulai dari taman belakang yang dipenuhi bunga peony hingga ruang latihan panah yang biasa mereka gunakan untuk latihan serta kamar Zi ning saat ia kembali nantinya..
Yun hao, kakak pertama, selalu berjalan di sisi kiri, memberi arahan dengan tenang seperti seorang pemimpin. Kakak kedua, Lei heng, lebih ceria bahkan ia beberapa kali bercanda, berusaha membuat Zi ning tertawa agar suasana tidak terlalu kaku. Kakak ketiga, Zi hx un, bertubuh tegap dan berwajah serius, tapi diam-diam ia menaruh kue-kue kesukaan Zi ning di meja ruang tamu, seolah ingin memastikan adiknya makan dengan nyaman. Kakak keempat, Hao xuan, justru paling protektif setiap kali Zi ning berjalan terlalu dekat ke tepian kolam, ia dengan sigap menariknya menjauh sambil berkata, “Hati-hati, kau bisa terpeleset.” Sedangkan kakak kelima,Jing tao, yang paling muda di antara mereka, terus-menerus menatap Zi ning dengan mata berbinar, seolah tidak percaya bahwa adik perempuan mereka benar-benar kembali.
“Kalau saja kamu tahu,” kata Lei heng sambil menuangkan teh untuk Zi ning, “betapa kami bertengkar setiap malam hanya karena ingin memutuskan siapa yang paling dulu akan menjemputmu.”lanjut Lei heng, "saat kami berdua akan menjemputmu di keluarga Wu, rumah mereka terbakar bahkan kamarmu juga. Saat itu kakak pertama yang tenang juga bisa marah setelah mendengar tuan muda ketiga mengatakan kamu meninggal dalam reruntuhan itu. "
"Iya Zi ning, tangan kedua kakak kita melepuh untuk mencari tubuh mu tapi tidak menemukannya. Tapi kamu yakin kamu pasti masih hidup, ayah memerintahkan para bawahnya mencarimu ke seluruh kota" Penjelasan Jing tao.
Zi ning hanya terdiam melihat wajah kelima saudaranya yang begitu perhatian, apa yang dikatakan Yue tentang saudara Zi ning benar selain wajah mereka tampan hati mereka hangat pada saudara perempuannya.
Lalu Zi ning menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. "Maafkan aku kak, sudah membuat kalian cemas. Aku melakukan itu karena suatu alasan. "
Sontak saja kakaknya terkejut, dan kakak ke tiga menyuruh Zi ning untuk mengangkat kepalanya.
"Jangan seperti itu adik, jika kami dalam posisi mu kami pasti akan melakukan hal yang sama"
"Iya dik, keluarga Wu pantas kehilangan semua itu karena berani menyiksa saudara kita yang cantik ini" Ucap Zi hx un.
Keakraban kembali dan kelima kakak Zi ning mencoba menghibur saudarinya agar tidak mengingat apa yang ia alami di keluarga Wu.
Zi ning hanya duduk di tengah-tengah mereka, merasakan sesuatu yang selama ini tidak pernah ia bayangkan. Kehangatan itu menyusup ke dadanya, perlahan meluruhkan tembok yang biasanya ia bangun untuk melindungi dirinya.
Saat matahari mulai tenggelam, pelayan keluarga Liu membawa masuk beberapa peti kecil berisi hadiah.
“Kau harus membawa ini,” kata Yun hao, menyodorkan sebuah kotak kayu indah berisi perhiasan giok. “Ini hadiah yang ingin kami beri saat bertemu dengan mu. ”
"Terimakasih kak, tapi sebaiknya kakak simpan saja untuk sementara. Karena aku harus tinggal di kediaman Zhao untuk sementara. "
"Sampai kapan kamu harus disana? " Tanya Lei heng.
"Iya dik, kamu harus menyamar segala menjadi orang lain" Sahut Jing tao yang khawatir.
"Sampai keadaan tuan Zhao kembali sehat, bagaimanapun juga kondisi tuan Zhao sekarang masih dalam pengawasan ku" Jawab Zi ning.
"Tunggu dulu, kapan kamu belajar ilmu pengobatan? " Tanya Zi hx un curiga.
"Saudara mu ini pintar, hanya dari buku pengobatan saja sudah bisa" Jawab Zi ning yang berbohong.
Semua kakak mereka memuji Zi ning, mereka tidak menyangka saudara manja mereka sudah dewasa.
Tiba-tiba pembicaraan mereka berhenti, setelah kedatangan pria paruh baya yang terlihat gagah dengan pakaian pejabat istana.
"Zi ning! " Panggil jenderal Liu.
Zi ning lalu beranjak dari tempat duduknya.dia itu pasti ayah Zi ning, pikir Li hua.
"Ayah" Panggil Zi ning lalu berlari ke arah ayahnya.
Ia memeluk ayahnya dengan erat, dengan sikap manja khas Zi ning yang dipelajari dari Yue saat bertemu dengan ayahnya.
Akhirnya keluarga Liu berkumpul kembali malam itu, walaupun terasa singkat untuk Zi ning membuat dirinya merasakan kehangatan keluarga kembali.
Zi ning harus kembali ke keluarga Zhao sebagai Li mei,kereta kuda bersama Shen li datang menjemput Zi ning kembali ke rumah mereka.
Sedangkan di istana Kaisar Xiao dihadapkan oleh kegiatan malam bersama para selirnya, atas desakan ibu suri yang ingin memiliki cucu.
Tapi Kaisar Xiao tidak bisa melakukannya, karena ada masalah pada kesehatannya. Kaisar Xiao pun kabur dengan kasim Gao, sebelum ibu suri mengirimkan wanita ke ruang pribadinya.
Malam itu, lorong-lorong istana dipenuhi cahaya lentera merah yang bergoyang ditiup angin. Di balik kemegahan itu, Kaisar Xiao berdiri di depan cermin tembaga di ruang pribadinya, wajahnya pucat dan keringat dingin membasahi pelipisnya. Nafasnya terasa berat, dada seolah ditekan oleh sesuatu yang tak kasat mata.
“Yang Mulia, waktunya sudah hampir tiba. Selir-selir sudah bersiap di Paviliun Bunga Musim Semi,” bisik Kasim Gao dengan nada cemas.
Xiao memejamkan mata, menahan rasa sakit yang semakin menusuk dari perut bagian bawahnya. Ini bukan penyakit biasa,tabib istana pun tidak mampu menemukan penyebab pastinya. Satu-satunya yang mereka katakan hanyalah bahwa tubuh sang kaisar tidak boleh dipaksa terutama dalam hal melanjutkan garis keturunan.
“Aku… tidak bisa malam ini,” gumam Xiao, suaranya serak.
“Tapi Yang Mulia,” Gao menunduk lebih rendah, “Ibu Suri sudah mulai curiga. Bila beliau tahu alasan Anda terus menolak…”
Xiao membuka matanya, menatap Gao melalui bayangan di cermin. "Aku juga tidak bisa jujur pada ibu suri,pangeran Hao juga masih muda untuk mengantikanku. Jika pejabat istana tahu masalah kesehatan ku, mereka akan seperti serigala yang menerkam ku dan menjadikan Hao sebagai pemimpin boneka saja. "
"Kaisar benar, tapi kita tidak bisa terus menghindar seperti ini"
"Sebaiknya kita keluar istana dulu, kita akan memecahkan masalah ini pelan-pelan"
Ia meraih jubah hitam polos yang sudah disiapkan, lalu mengenakannya dengan cekatan. “Kita pergi sekarang,” katanya tegas.
Seperti malam-malam sebelumnya, Kaisar Xiao melarikan diri melalui lorong rahasia yang hanya diketahui oleh segelintir orang kepercayaannya. Mereka keluar melalui pintu tersembunyi di balik kebun bambu, di mana seekor kuda hitam sudah menunggu. Setiap kali ia kabur seperti ini, rumor aneh selalu menyebar di istana dan ada yang bilang kaisar lebih suka berkultivasi di malam hari, ada pula yang mengira dia diam-diam menemui seorang wanita misterius di luar istana.
Padahal kenyataannya, ia pergi menuju kediaman seorang tabib tua yang hidup terasing di pinggiran kota. Tabib itu adalah tabib istana yang sudah pensiun, ia yang tinggal di pinggiran kota yang selalu memeriksa keadaan Kaisar Xiao.
Karena terluka saat perang, Kaisar Xiao menjadi lemah dalam melakukan hubungan dengan wanita. Di tengah perjalanan Kaisar Xiao yang sedang menyamar tanpa sengaja di kejar oleh mata-mata pejabat istana, ia yang terpisah dengan pengawalnya tanpa sengaja menabrak kereta keluarga Zhao.
Kereta itu pun berhenti mendadak, Kaisar Xiao pun terjatuh. Shen li dan Zi ning yang melihat itu, segera membawa Kaisar Xiao masuk ke dalam kereta.
Wajah Kaisar Xiao yang tertutup oleh debu, yang membuat Zi ning tidak mengenalinya segera meminta Shen li untuk membawa Kaisar Xiao untuk ikut ke dalam rumah mereka, agar Zi ning bisa mengobati orang yang di tabrak nya itu.
tunggu saja kamu tuan muda hu akan ada yg akan membalasnya Zi Ning😡😡😡