NovelToon NovelToon
Ikhlas Cinta Rayandra

Ikhlas Cinta Rayandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Berondong / Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Slice of Life
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

"Perjodohan memang terlihat begitu kuno, tapi bagiku itu adalah jalan yang akan mengantarkan sebuah hubungan kepada ikatan pernikahan," ~Alya Syafira.

Perbedaaan usia tidak membuat Alya menolak untuk menerima perjodohan antara dirinya dengan salah satu anak kembar dari sepupu umminya.

Raihan adalah laki-laki tampan dan mapan, sehingga tidak memupuk kemungkinan untuk Alya menerima perjodohannya itu. Terlebih lagi, ia telah mencintai laki-laki itu semenjak tahu akan di jodohkan dengan Raihan.

Namun, siapa sangka Rayan adik dari Raihan, diam-diam juga menaruh rasa kepada Alya yang akan menjadi kakak iparnya dalam waktu dekat ini.

Bagaimana jadinya, jika Raihan kembali dari perguruan tingginya di Spanyol, dan datang untuk memenuhi janjinya menikahi Alya? Dan apa yang terjadi kepada Rayan nantinya, jika melihat wanita yang di cintainya itu menikah dengan abangnya sendiri? Yuk ikuti kisah selanjutnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 : Insiden Terpeleset

..."Terkadang kita butuh menepi untuk menenangkan diri. Bukan berniat untuk menjauh, melainkan menahan diri agar tidak di penuhi oleh atensi yang terlalu tinggi."...

...~~~...

Malam itu, setelah Alya melihat Rayan yang pulang larut malam, dan berbicang sebentar dengan Bi Narsih. ia pun menjadi banyak termenung, begitu menuangkan air ke tekonya yang sudah kosong.

Tatapan matanya kepada dispenser, sedangkan pikirannya malah tidak sejalan dengan tindakannya itu.

"Apa yang tengah Rayan dan Bi Narsih bicarakan? Aku tidak bisa mendengarnya dan Rayan terlihat tidak seperti biasanya yang selalu pulang setelah isya, tadi dia sekarang pulang terlalu larut malam," ucap Alya di dalam hatinya sembari berpikir keras dengan apa yang telah di lihatnya tadi.

Sampai air yang di isi ke teko itu penuh dan airnya sampai keluar dari teko, sehingga membuat Bi Narsih yang baru saja kembali ke dapur begitu terkejut melihat Alya yang menuangkan air sampai membuat lantai basah.

"Astaghfirullah! Non Alya, itu airnya tumpah ke lantai," ucap Ni Narsih dengan begitu terkejut.

Deg.

Alya sontak saja terkejut oleh suara Bi Narsih, dengan membulatkan kedua matanya, begitu air minum membahasi kaki dan juga tangannya, sampai membuat genangan air di bawah lantai.

"Ah, maaf Bi," ucap Alya yang dengan cepat mematikan dispenser yang di nyalakannya itu.

Dan untungnya air yang di tuangkannya itu adalah air dingin bukan air panas, sehingga tangan Alya tidak sampai melepuh dan kesakitan.

Setelah dispenser itu di matikan, dengan segera Bi Narsih membawa sebuah lap dengan cepat, dan segera membersihkan tangan Alya yang sudah basah oleh air minum.

"Sini Non, tangannya biar Bibi elapin dulu biar enggak basah," ucap Bi Narsih yang dengan sigap memberikan perhatian kepada menantu dari majikannya itu.

"Eh Bi, terimakasih banyak. Maaf tadi airnya jadi terbuang karena Alya," ucap Alya begitu Bi Narsih telah membersihkan tangannya yang basah.

"Iya Non, enggak papa kok. Ini udah enggak basah lagi ya tangannya? Bibi coba lap dulu lantainya, Non jangan lewat dulu ya! Tunggu dulu di situ!" kata Bi Narsih yang dengan cepat berjalan ke arah laci dekat toilet dan mengeluarkan lap di dalam sana.

Dan Alya hanya diam saja, sembari melihat gerak-gerik Bi Narsih yang begitu cepat, karena sudah biasa melakukan pekerjaan rumah dengan sangat baik, sampai gerakannya itu begitu sigap.

Tidak lama dari itu pula, Bi Narsih kembali dengan membawa sebuah lap di tangannya, dan membersihkan air yang mengenang di bawah lantai itu, dengan segara berjongkok dan membersihkan air itu, sembari menyimpan ember di samping dirinya.

"Non tunggu sebentar ya? Bibi bersihin dulu tumpahan air di atas lantainya ini," ucap Bi Narsih sembari menengadah ke atas untuk menatap kepada Alya.

Begitu Alya melihat Bi Narsih membersihkan tumpahan air yang di sebabkan olehnya, sehingga dengan cepat Alya ikut berjongkok, dan meraih tangan Bi Narsih dengan begitu lembut.

"Bi biar Alya saja yang bersihkan tumpahan airnya ya?" kata Alya dengan meraih lap yang di pegang oleh Bi Narsih.

"Loh Non, enggak papa. Ini biar Bibi saja yang bersihin, Non tunggu saja di sana agar tidak terpeleset," balas Bi Narsih yang tidak membiarkan Alya melakukan pekerjaannya.

"Udah Bi, enggak papa. Biar Alya saja yang bersihin. Lagian ini juga perbuatan Alya jadi Alya yang memang seharusnya untuk membersihkannya," tutur Alya dengan cepat membawa pel itu tanpa izin dari Bi Narsih.

"Tapi Non ..., ini pekerjaan Bibi biar Bibi saja yang membersihkannya Non," ujar Bi Narsih tidak enak dan takut Alya kesulitan nantinya.

"Udah enggak papa, Bi. Bibi lihat saja ya di sana pastiin, kalau Alya udah benar-benar membersihkannya dengan bersih atau belum," kata Alya dengan meyakinkan Bi Narsih bahwa ia bisa melakukannya sendiri.

Awalnya Bi Narsih ragu untuk menyetujui perkataan Alya, tapi karena menantu majikannya itu mendesak, sehingga membuatnya pun menuruti permintaannya itu.

"Ya udah, tapi Non hati-hati ya!" ucap Bi Narsih. Dan ia pun sedikit menjauh dengan memperhatikan Alya yang tengah membersihkan lantai yang ada airnya.

Alya hanya mengangguk saja, dengan perlahan mengelap tumpahan air itu, dan berusaha keras untuk membuat lantainya bersih lagi. Dan begitu selesai, Alya pun berdiri, lalu menatap kepada Bi Narsih sembari tersenyum manis.

"Bi, nih udah Alya bersihin lantainya. Udah bersih lagi, kan?" tanya Alya sembari mengelap dahinya yang sedikit berkeringat.

Sejenak Bi Narsih terdiam begitu melihat hasil kerja Alya, tapi kedua matanya menatap tidak yakin.

"Eemmm ... tapi Non itu--," kata Bi Narsih sedikit ragu untuk mengatakannya.

"Itu apa Bi?" tanya Alya sembari melangkahkan kakinya mendekat kepada Bi Narsih yang tengah berdiri.

"Eh, jangan Non!" cegah Bi Narsih. Namun, ia terlambat mengatakannya.

Bruukkk!

Alya terjatuh ke atas lantai, dengan tertunduk di bawah lantai, serta kedua mata yang terlihat berkaca-kaca, dan rasa sakit yang mulai terasa.

"Aaaww! Sakit banget," pekik Alya sembari memegangi kaki dan juga pantatnya yang terasa begitu sakit.

"Astaghfirullah! Non biar Bibi bantu ya?" ucap Bi Narsih yang dengan cepat meraih tangan Alya dengan hati-hati.

Alya pun mengangguk pelan, sembari menahan sakit yang amat sangat baginya, walupun Bi Narsih membantunya berdiri dengan pelan-pelan.

"Non duduk dulu di sini ya? Lantainya biar Bibi saja yang lanjut bersihkan," ujar Bi Narsih yang membuat Alya meneteskan air mata.

"Maaf ya Bi, Alya malah semakin merepotkan Bibi kayak gini," kata Alya merasa bersalah dengan tangan yang menyentuh punggung tangan Bi Narsih.

Bi Narsih hanya tersenyum tipis. "Enggak papa kok, Non. Ini sudah tugas Bibi. Itu gimana kakinya masih sakit? Biar Bibi panggil Den Raihan ya? Atau Bibi obatin dulu?" tanyanya dengan penuh pengertian.

"Enggak usah Bi, Bibi lanjutin saja perkerjaan dapurnya ya? Alya bisa kok sendiri obatin," kata Alya dengan menahan sakit.

"Ya udah, Bibi ke dapur dulu. Tapi Non jangan dulu gerak ya? Nanti Bibi buatin ramuan obat tradisional dulu," ucap Bi Narsih yang langsung di angguki oleh Alya.

"Iya Bi, maaf sekali lagi merepotkan Bibi," balasnya dengan sedikit tidak enak.

"Enggak papa kok, Non. Kan ini juga kecelakaan," kata Bi Narsih sembari tersenyum dan kembali masuk ke dalam dapur.

Sekarang Alya hanya bisa meringis kesakitan karena keteledorannya. Di tambah ia tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah, sehingga membuatnya menjadi seperti ini.

"Aww! Sakit banget ih! Malah terpeleset segala," gerutu Alya dengan menahan sakit di kaki dan bawah pinggangnya itu.

Dan tanpa sengaja, kedua matanya menangkap sosok Rayan yang menuruni anak tangga, dengan sudah berganti pakaian menjadi baju kaos hitam.

Dengan begitu, Alya tergerak untuk memanggilnya, karena memang ada yang ingin di tanyakan kepada Rayan.

"Rayan!" panggil Alya cukup keras, sehingga membuat Rayan menghentikan langkahnya.

Laki-laki itu menghampiri Alya dengan wajah datar dan tatapan yang terlihat berbeda dari biasanya. Entah itu karena lelah berkerja, atau ada hal lain, Alya tidak bisa memprediksikannya.

"Ada apa, Kak Alya?" tanya Rayan yang kembali bersikap formal.

"Eemmm ... duduk dulu di sini, Rayan! Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu," ucap Alya sembari menggigit bibirnya karena ragu.

"Besok lagi saja, Kak Alya. Sekarang aku mau istirahat," jawab Rayan dengan berlalu meninggalkan Alya di meja makan sendirian.

Deg.

.

.

.

Yuk ah, komentar dan like serta vote yang banyak ya! Biar Dek Author makin semangat lagi nulisnya nih.

1
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
nah begitu dong jangan disembunyikan kalau dia tuh mantanmu.
Seuntai Kata: Iya ya nanti makin parah kalau di sembunyikan.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
ceritakan saja sama bunda kalau Raihan tuh udh menyakiti mu jangan malu² alya
Seuntai Kata: Betul tuh biar bisa langsung di nasehatin tuh suaminya. 😅
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
udh mulai tak waras nih abangmu,trs awasi dia jangan sampai Alya jadi korban
Seuntai Kata: Betul tuh Raihan mulai" menunjukan sikap aslinya. Siap pasti Rayan siap siaga untuk Alya.
total 1 replies
Nar Sih
mampir kak
Seuntai Kata: Wah terimakasih banyak kak udah mau mampir, semoga suka ya sama ceritanya dan bertahan bacanya. 😊.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
waduh bisa gawat nih kalau Raihan marah lagi sama alya
Seuntai Kata: Betul tuh bisa kacau ini mah nantinya ya kak. 🙁
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
knp gak dibolehin melihat hasil pemotretan nya
Seuntai Kata: Nah hayo kenapa tuh? Apa jangan-jangan ... 🙂
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
apakah nantinya Alya akan jadi bintang setelah melakukan pemotretan&+mempromosikan produk itu ?
Seuntai Kata: Wah kira" gimana tuh jadinya nanti ya? 🤔
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
kamu pasti bisa Alya
Seuntai Kata: Bener tuh semangatin Alyanya terus kak 🙂.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
diingetin sama Rayan malah jawaban nya begitu.
Seuntai Kata: Iya ngeselin banget ya tuh Raihan! 😬
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
mungkin kah yg datang tuh Raihan sampai Rayan kaget begitu
Seuntai Kata: Nah bisa jadi tuh. 😅
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
ortunya blm tau kalau dibelakang Alya&Raihan gak begitu romantis hanya didepan doang biar dpt perhatian.
Seuntai Kata: Betul tuh hanya mau di lihat orang saja ya? Berdua mah boro" 🙁.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
tuh kan gak dimaafin atas perilaku mu Raihan makanya jngn macem² sama alya
Seuntai Kata: Bener itu jangan main" kalau sama Alya jadi kena kan tuh si Raihan!
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
kasian bunda nya dibohongi
Seuntai Kata: Iya kasian banget ya itu Bunda Zahra yang udah di bohongi Raihan dan percaya begitu saja. 🤧
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
siapa yang datang tuh,,sampai Raihan kaget begitu
Seuntai Kata: Hayo siapa tuh kira-kira? 🤔
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
akan kah Rayan akan membantu mslh yg di hadapi Alya
Seuntai Kata: Hayo bakalan di bantu gak ya? 😁
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
bnr juga firasat nya Rayan kalau Abang nya tuh udh mengkhianati Alya.
Seuntai Kata: Nah kan terjawab juga ya kak.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
jangan sampai Alya bundir disana 🤭
Seuntai Kata: Emmm, iyain gak ya? 🤔😅
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
harus sabar Rayan suatu saat nanti dia pasti akan bercerita kpdmu
Seuntai Kata: Rayan : Gak tahu kapan Alya akan cerita, tapi aku nunggu dengan setia.

Wkwk 😄.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
yuk cari tau masalah mereka Raihan
Seuntai Kata: haha gak papa kak, santai aja namanya mirip soalnya. 😅
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ: sorry Thor salah ngetik 🤭
total 3 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
pasti ada sesuatu nih antara Raihan&silvi
Seuntai Kata: Nah hayo mulai tebak"an kita. 😄🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!