Dia, Senja

Ana tidak tahu apa yang dilakukan oleh Mahendra di sana selama bertahun-tahun lamanya. Dia hanya *manut menerima nafkah yang Mahendra berikan satu tahun sekali.

Setiap pulang kerumah juga, Mahendra menghabiskan waktunya untuk Aksa. Bahkan mereka senang jika sudah mancing berdua. Jika sedang bersama Ana mereka akan bertengkar kecil. Aruna? Dia hanya bisa melihat betapa bahagianya Aksa saat sedang bersama ayah mereka. Tanpa ada niat mengganggu.

Selama bertahun-tahun itu juga, Ana mengalami perubahan emosi yang tidak stabil. Apa lagi setelah kematian dari Bila, mamahnya. Aruna juga sedih berkalut karena dia kehilangan sosok yang selalu menemaninya saat tidur. Ya sejak kecil Aruna tidur bersama dengan neneknya. Sementara Aksa dia tidur bersama dengan Ana. Sejak kematian Bila juga Aruna lebih memilih untuk tidur sendiri.

Karena kejadian itu juga, Ana selalu marah-marah dengan hal kecil. Contoh jika mereka tidak mau makan, Ana tidak segan-segan membentak. Dan juga di saat Aruna dan Aksa berebut jajan Ana akan merebut jajan itu dan membuangnya. Saat itu Ana di mata Aruna terlihat seperti orang asing.

"Hikss.. dia bukan mamahku" kata Aruna kecil di dalam hatinya.

Tapi setelah melihat dengan mata kepala sendiri. Bagaimana hancurnya Ana saat ditinggalkan oleh sang suami dan ibunya. Aruna menjadi lebih menurut dari Aruna yang masih berpikiran sempit. Dia perlahan mulai memahami kenapa ibunya selalu marah-marah tidak jelas. Itu mungkin karena Ana sedang banyak pikiran.

"Mama" ucap Aruna lirih.

...Flashback of...

Dan kini tiba-tiba Mahendra pulang. Ana yang sudah bisa mengontrol emosinya sekarang kembali menjadi Ana dulu. Dia tidak bisa mengobati luka batin yang dia derita selama belasan tahun. Sampai saat ini Aruna sudah berusia 12 tahun. Selama itu juga Mahendra meninggalkan keluarga Ana.

Ana masih tidak bisa menerima Mahendra begitu saja ingin memperbaiki hati yang sudah lama mati. Dia hidup hanya untuk anak-anaknya. Jika tidak ada mereka mungkin Ana ikut menyusul ibunya.

"Apakah masih bisa Tuhan" tanya Ana dalam hatinya.

"Apa masih bisa aku memberi pria ini kesempatan?" tanya Ana lagi.

Ana hanya diam menangis. Melihat Mahendra yang sudah bersimpuh di hadapan Ana berharap bahwa Ana mau menerimanya kembali. Dia sudah tidak tahan dengan semua drama pernikahan ini. Dia hanya ingin hidup tenang sekarang.

"Ana dengarkan aku" ucap Mahendra kala mendapati Ana tidak kunjung buka mulut.

"Aku sudah bercerai dengan Fina" jujur Mahendra dengan masih menundukkan kepalanya.

Ana yang mendengar perkataan tersebut seketika menatap pria yang dulu sangat ia cintai, dan mungkin sekarang juga masih.

"Mamah ku sudah tidak ada, aku sudah menepati janji ku untuk menghabiskan waktu dengan Yogie saat dia masih kecil. Aku sudah menjadi ayah yang baik untuknya"

"Dan sekarang aku ingin menjadi sosok ayah yang baik juga untuk Aksa dan Aruna" jelas Mahendra.

Pantas saja saat Mahendra pulang kembali bawaannya sangat banyak. Ternyata dia sudah di usir oleh Fina karena telah berani menceraikan dia. Dan soal anak di Fina dia sendiri bukan anak kandung dari Mahendra melainkan anak dari selingkuhan Fina.

Fina fine-fine saja bercerai. Karena warisan yang di terima oleh Mahendra 90% sudah menjadi miliknya dan anaknya. Termasuk rumah yang saat ini di tempati nya. Mahendra hanya kebagian 10% dari harta milik kedua orangtuanya.

Mahendra tidak pernah keberatan jika itu bisa membuat dia pisah dengan Fina. Dan sekarang dia ingin memulai kembali dengan Ana dari 0. Mahendra harap Ana bisa memakluminya.

...☞🦋☜⁠  ...

...Helloww the readers👋...

...Timakasiii sudah membaca karyaa ku...

...Aku juga menerima kritik dan sarannya yaa...

...Jangan lupa yaa buatt like♡♡ and coment📝...

...Semoga kalian sehat selaluuu, love youu all💐...