Mengandung Benih Bos
Ayumi melangkah cepat menyusul langkah sang bos. Hari ini ia terlambat. Karena jalanan macet, membuat Ayumi terlambat datang kekantor.
" Haduh! Bisa-bisa dapat sp satu nih!" ujar resah Ayumi dalam hati.
Sejak baru sampai di kantor tadi, ia sudah merasakan hawa dingin. Bahkan serasa tubuhnya akan membeku berada dekat dengan bosnya.
" Kamu tahu apa kesalahan kamu Ayumi?" tanya Arga dingin.
" I-iya Tuan, saya minta maaf." jawab Ayumi gugup.
" Untuk kali ini, kamu saya maafkan. Tapi lain kali tidak akan," ancam Arga.
Setelah mengatakan itu, Arga langsung pergi meninggalkan Ayumi.
Ayumi bernafas lega, " Untung saja tidak mendapat sp satu." ucap Ayumi penuh kelegaan.
Arga tidak bisa menerima jika ada karyawannya yang tidak disiplin. Apalagi itu adalah sekretaris pribadinya.
Ayumi menuju ruangannya, dan saat sampai, ia langsung ter lonjak setelah memeriksa jam tangannya. Ayumi langsung buru-buru keluar lagi, dan menuju pantry. Ia memanaskan air, lalu mengambil gelas dan mencampurkan gula dan kopi sesuai takaran.
Beberapa menit kemudian, akhirnya kopi yang dibuat Ayumi siap. Ia langsung bergegas menuju ruangan Ceo.
Tok.. Tok.. Tok..
" Masuk!"
" Ma-maaf Tuan, saya telat lagi mengantar kopi untuk anda." Ayumi menunduk tak berani menatap sang bos.
" Ini masih pagi, tapi kamu sudah dua kali melakukan kesalahan." Arga berkata dengan dingin.
" Saya janji, ini adalah kesalahan saya yang terakhir Tuan." Ayumi berkata dengan ber gemetar. Pasalnya, sejak tadi Arga menatapnya dengan tatapan seperti akan melahap Ayumi habis-habis.
" Hm."
" Saya permisi Tuan,"
Ayumi bergegas keluar, saat membuka pintu, ia dikagetkan dengan kehadiran Tom. Tom tersenyum smirk, menatap Ayumi dari atas sampai bawah. Seolah ingin menelanjangi Ayumi saat itu juga.
Tak ingin berlama-lama, Ayumi langsung pergi sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
" Yang satunya singa, yang satunya lagi buaya! Sungguh dua hewan buas yang mengerikan." Ayumi menggerutu disepanjang jalannya.
Tak terasa hari sudah beranjak siang, dan sudah waktunya untuk makan siang. Seperti biasa, sebelum Ayumi makan siang, ia harus lebih dulu memesan makan untuk bosnya.
" Hai Ayumi, ke kantin bareng yuk!" ajak Reva teman Ayumi.
" Iya, tapi tunggu sebentar lagi ya. Sampai makanan untuk Tuan Arga datang dulu."
" Ya udah kalau gitu, aku tunggu kamu di kantin aja ya."
" Oke." Ayumi membentuk huruf "o" pada jarinya.
Beberapa saat kemudian setelah kepergian Reva, datang kurir membawa pesanan Ayumi. Dan ia langsung bergegas keruangan sang bos.
Saat sampai, Ayumi mengetuk pintu. Hingga ketukan yang ketiga kalinya, ia tak mendapat jawaban dari dalam.
" Apa Tuan Arga nggak ada di ruangannya ya?" gumam Ayumi bertanya-tanya.
Karena sudah lima menit menunggu, akhirnya Ayumi memutuskan untuk membuka perlahan ruang kerja sang bos. Ia menyembulkan kepalanya, menengok kesana-kemari. Dan di sana tak terlihat siapapun. Hingga...
" Ngapain kamu?!"
" Eh! pocong, pocong!" Ayumi terkejut, hingga tapa sengaja mengeluarkan latahnya.
" Kamu ngatain saya pocong?!" tanya Arga dingin.
Tubuh Ayumi ber gemetar, mendadak telapak tangannya berkeringat dingin. " Ma-maaf Tuan, saya terkejut tadi." sahut Ayumi.
" Ngapain kamu kayak maling tadi?"
" I-ini Tuan, sa-saya bawa makan siang untuk Tuan." sahut Ayumi.
Arga melirik paper bag yang dipegang Ayumi. Paper bag itu tampak tergetar, karena tangan Ayumi yang mendadak tremor.
" Hm," Arga mengambil paper bag itu, dan langsung pergi meninggalkan Ayumi.
" Huh," Ayumi bernafas lega.
Waktu telah menunjukkan jam pulang kerja, dan para karyawan telah bergegas untuk pulang. Kecuali, Ayumi. Mendadak ia diberikan tugas, dan harus diselesaikan dengan cepat. Dan ia terpaksa harus lembur.
" Kok kamu masih kerja aja sih? Kamu lembur Ayumi?" tanya Reva menghampiri.
" Iya nih Reva, mendadak Tuan Arga ngasih tugas tambahan. Katanya mau di pakai besok pagi. Makanya aku lembur, takut besok nggak sempat ngerjainnya."
" Semangat Ayumi!"
" Oke, makasih ya Reva."
Reva pergi meninggalkan Ayumi, dan Ayumi dengan cepat mengerjakan pekerjaannya. Agar pulang tak terlalu larut .
Waktu telah pukul 8 malam, Ayumi masih setia dengan laptop dan kertas dihadapannya. Tak ada karyawan lain, hanya terlihat petugas keamanan yang sedang ronda.
Prang!
Suara pecahan benda terdengar begitu nyaring di pendengaran Ayumi. Dan tiba-tiba bulu kuduknya berdiri. Ayumi menoleh kesana-kemari, sepi tak ada siapapun. Bahkan beberapa lampu telah dimatikan, sehingga suasana jadi begitu mencekam.
" Suara apa ya tadi? Kok aku jadi merinding gini?" tanya Ayumi.
Tak ingin terjadi hal-hal yang tak diinginkan, Ayumi mempercepat pekerjaannya. Dan pukul 11 malam, Ayumi telah menyelesaikan pekerjaannya.
" Akhirnya, selesai juga!" ujar Ayumi girang. " Ternyata udah malam banget, aku harus segera pulang nih." Ayumi melirik jam yang terpasang ditangannya.
Sampai didepan kantor, taksi yang Ayumi pesan sudah ada di sana. Dan Ayumi segera masuk, lalu taksi pun berjalan.
Ditengah perjalanan, tiba-tiba ia melihat sosok pria yang ia kenal. Dia adalah Arga, bos ditempat Ayumi bekerja. Terlihat Arga tengah duduk disisi mobilnya.
" Pak, berhenti sebentar!" pinta Ayumi.
Setelah taksi berhenti, Ayumi langsung keluar. Ia menghampiri Arga, " Tuan Arga, ngapain anda berada disini malam-malam?" tanya Ayumi.
Arga menoleh, " Mobil sialan ini mogok!" jawabnya dengan ketus.
Ayumi memperhatikan penampilan Arga, sepertinya ia dalam keadaan mabuk. Rambut yang biasanya klimis, kini acak-acakan. Kancing kemeja atasnya terbuka dua. Matanya memerah, serta pandangannya sayu.
" Apa Tuan sudah menghubungi bengkel?" tanya Ayumi.
Arga berdiri, " Tidak, ponselku mati!" sahut Arga. Sembari mengambil ponselnya disaku celana, dan memperlihatkannya pada Ayumi.
" Neng! Masih lama nggak? Habis ini saya masih ada pesanan lagi!" teriak sopir taksi.
" Sebentar lagi Pak!"
Ayumi memperhatikan Arga, " Tuan, Tuan ikut saya aja ya. Nanti saya antar Tuan ke apartemen."
Arga mendekatkan wajahnya pada Ayumi, hingga jarak wajah keduanya tersisa beberapa senti saja. " Kamu beneran mau antar saya?"
" Iya Tuan,"
Arga mendekati taksi, dan masuk terlebih dulu. Sedangkan Ayumi, ia masih berdiri ditempat. Mengibas-ibaskan tangannya didepan wajah. Karena jarak wajahnya dan wajah Arga tadi sangat dekat, saat Arga berbicara. Sehingga bau alkohol tercium sangat menyengat oleh indra penciuman Ayumi.
Tiga puluh menit kemudian, Ayumi dan Arga sampai di apartemen Arga. Ayumi memapah Arga menuju unitnya. Sesekali Arga merancu tak jelas.
" Tuan, dimana kartu aksesnya?" tanya Ayumi.
" Di dompet." sahut Arga dengan setengah kesadarannya.
Ayumi mengambil dompet Arga di saku celananya. Saat membuka, Ayumi terpaku melihat foto wanita cantik.
" Cantik sekali dia," puji Ayumi.
Setelah berhasil membuka pintu, Ayumi kembali memapah Arga. Ia menidurkan Arga di ranjang. Ayumi membuka sepatu dan juga kaos kaki Arga. Setelah selesai, Ayumi bergegas untuk pergi.
" Mau kemana?" Arga mencekal pergelangan tangan Ayumi.
" Saya mau pulang Tuan," sahut Ayumi.
" Pulang kemana hem, rumahmu disini bersamaku." Arga memeluk Ayumi.
" Lepas Tuan!" Ayumi memberontak, berusaha melepas pelukan Arga.
" Tidak sayang, kamu milikku. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dariku." Arga semakin mengeratkan pelukannya.
" Sadar Tuan! Saya Ayumi, sekretaris anda!" Ayumi berteriak.
Arga sama sekali tidak menggubris ucapan Ayumi.
Ayumi takut, apalagi saat merasakan Arga mencium keningnya. " Lepas Tuan!" Ayumi berteriak dengan lantang.
Arga melepas pelukannya, ia mencengkram wajah Ayumi. " Kenapa hah! Kenapa? Kamu milikku! Aku tidak akan melepaskan mu! Aku tidak akan membiarkanmu pergi!" bentak Arga.
Ayumi meringis, " Le-lepaskan saya Tuan. Tolong lepaskan saya," Ayumi menangis. Ia berusaha melepas cengkraman tangan Arga diwajahnya.
Arga murka, ia mendorong Ayumi keranjang. Lalu ia juga ikut naik, dan mengungkung tubuh Ayumi. Arga mengincar bibir Ayumi untuk diciumnya, namun selalu berakhir di pipi. Karena Ayumi terus menghindari ciumannya.
" Lepaskan saya Tuan, saya mohon." Ayumi memohon dengan sangat.
Sret.
Arga merobek kemeja Ayumi, dan membuat Ayumi semakin mengencangkan tangisnya. " Jangan Tuan!" teriak Ayumi, saat melihat Arga hendak merobek roknya juga.
Seberapapun Ayumi memberontak, dan melawan. Ia pasti akan tetap kalah dari Arga. Kekuatan Ayumi, tak sebanding dengan kekuatan Arga. Ayumi hanya bisa pasrah dan menangis. Malam ini, ia akan kehilangan apa yang telah ia jaga selama 23 tahun. Sebab direnggut dengan paksa oleh bosnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Aidah Djafar
mampir Thor 🙏
2024-10-29
0
Alit Purnama
lanjut
2024-07-15
0
Ida. Rusmawati.
/Smile/
2024-07-10
0