Permaisuri Hati

Zen Long yang masih tertidur tiba-tiba merasakan aroma wangi tubuh Fang Quin zu, yang membuatnya dengan cepat membuka matanya dan benar saja Fang Quin zu telah berada di dekatnya dengan pandangan mata yang menuju ke arah laptop yang ada di atas meja.

Melihat Zen Long terbangun, Fang Quin zu buru-buru beranjak dari tempat itu, akan tetapi sebuah cengkraman tangan yang kekar tiba-tiba menangkap tangannya, dan sekali hentakan Fang Quin zu telah berada di dalam pelukan Zen Long.

"Mengapa kau begitu tergesa gesa pergi, bukankah suamimu ini begitu sangat merindukanmu," ucap Zen Long.

"Lepaskan aku...!!, Zen Long selama kau masih mempunyai hubungan dengan Shen Rui maka aku tak menginginkan kau mendekatiku," jawab Fang Quin zu dengan terus meronta dan berusaha untuk lepaskan diri dari pelukan Zen Long.

Zen Long yang tak ingin permasalahan dengan sang istri terus berlarut, dengan cepat mendaratkan ciumannya ke bibir Fang Quin zu. Awalnya ciuman itu tak direspon sama sekali oleh Fang Quin zu, hingga kehangatan yang dibuat oleh Zen Long dapat menaklukkan amarah di hati Fang Quin zu, yang pada akhirnya membuat keduanya larut dalam deru napas memburu dalam kehangatan berbalut buaian asmara menuju puncak keinginan bersama.

Zen Long dan Fang Quin zu saat ini telah terbaring kelelahan di atas sofa, dengan tubuh Fang Quin zu yang berada dalam dekapan Zen Long.

"Aku ingin kita akan terus selamanya seperti ini sebagai sepasang suami istri, tanpa adanya keributan yang membuat suasana hangat di antara kita harus pergi menjauh, Fang Quin zu aku sangat mencintaimu dan hanya dirimu lah yang ada di hatiku, Aku berharap kau akan terus berada di sisiku sampai diantara kita berdua terpisah oleh maut".

"Aku berjanji kepadamu, setelah masa perjalananku berakhir kau akan menjadi seorang wanita yang paling berbahagia di dunia ini, dan tak ada seorang wanita pun yang mampu untuk dapat menyamai kedudukan mu, karena kau akan menjadi wanita Phoenix yang anggun dan penuh kharisma sebagai wanita yang memiliki derajat, martabat, kehormatan tertinggi di alam ini," ucap Zen Long dengan terus mendekap Fang Quin zu.

"Aku sangat berbahagia dengan perkataanmu itu walaupun hanya buaian belaka, Zen Long aku tak ingin apapun darimu yang aku inginkan hanyalah kau terus menyayangiku, karena aku telah menjatuhkan pilihan hatiku untukmu".

"Aku berharap aku tak pernah mendengar lagi kau bersama Zen Rui, karena itu sangat menyakiti hatiku," ucap Fang Quin zu dengan tatapan penuh harap kepada Zen Long.

"Yakinlah aku tak pernah menyia-nyiakan dirimu, karena aku juga telah memutuskan jika kaulah permaisuri hatiku," jawab Zen Long.

Kemesraan kedua insan yang tengah di mabuk cinta terus berlanjut, kali ini mereka berdua telah berbulan madu ke sebuah kota di luar kota Dakxia.

Mereka berdua banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling mencari tempat-tempat romantis untuk mereka singgahi, dan mengabadikan kebahagiaan mereka berdua di sana.

Namun tanpa sepengetahuan Fang Quin zu dan Zen Long, ada seorang pemuda yang terus memantau mereka berdua dia tak lain adalah Yun Hao.

Yun Hao yang terbakar api cemburu melihat kemesraan mereka berdua, mulai berpikir untuk menjalankan rencananya untuk memisahkan pasangan itu.

"Kalian berdua boleh mengumbar kemesraan seperti, tapi semua itu takkan lama karena aku pastikan dalam waktu dekat ini kalian akan berpisah," ucap Yun Hao dengan terus memandang ke arah Zen Long dan Fang Quin zu yang tengah bermain di sebuah tempat hiburan.

Yun Hao telah kembali ke kota Dakxia, tujuannya adalah keluarga Fang.

Awalnya Yun Hao sama sekali tak disambut oleh keluarga Fang, namun mengingat Yun Hao saat ini bukanlah orang biasa melainkan seorang pebisnis muda berbakat yang memiliki kekayaan yang tak sedikit, membuat keluarga besar Fang begitu berambisi untuk kembali menjodohkan Fang Quin zu dan Yun Hao.

Shio Cie yang sangat berambisi untuk menjadikan Yun Hao sebagai bagian dari keluarga besar Fang, kemudian mengajak bertemu diam-diam dengan Yun Hao.

"Tuan muda Yun Hao, untuk masalah Putri tiriku itu kau tak usah khawatir dia pasti akan kembali berada di dalam pelukan mu, tapi yang menjadi masalahnya saat ini putriku itu telah mengandung anak dari bajingan yang bernama Zen Long," ucap Shio Cie saat mereka berdua tengah melakukan pertemuan.

"Bibi Shao..., kurasa kau pun tak menginginkan anak dalam kandungan Fang Quin zu bukan?, kurasa bibi Shao mengerti dengan apa yang ku pikirkan saat ini," jawab Yun Hao dengan tersenyum.

"Tuan muda Yun Hao tak usah khawatirkan hal itu, anak di dalam kandungan Fang Quin zu akan segera menghilang dari dunia ini dan aku pastikan itu".

"Tuan Yun Hao setelah Fang Quin zu kembali dalam pelukan tuan mu, aku sangat berharap jika tuan Yun Hao dapat menepati janji untuk memberikan kontrak senilai 100 miliar kepada keluarga Fang, sesuai kesepakatan di antara kita," pinta Shao Cie.

"Bibi Shao tak usah mengkhawatirkan hal itu, selain melenyapkan anak di dalam kandungan Fang Quin zu aku berharap keberadaan grup kamar dagang Kyoto secepatnya akan diakuisisi olehku, karena dengan keberadaan grup Kyoto yang akan diambil alih sepenuhnya olehku, maka dengan sendirinya Fang Quin zu tak akan pernah menolakku mengingat grup kamar dagang Kyoto merupakan warisan dari ibu kandung Fang Quin zu, yang nantinya dengan keberadaan grup Kyoto di tanganku akan membuat Fang Quin zu akan melakukan apapun yang ku ingin kan," ucap Yun Hao.

Tuan muda Yun Hao memang sangat jenius, dengan pengalihan grup Kyoto ke tangan mu maka dengan sendirinya Fang Quin zu tak akan bisa lagi untuk menolakmu, Aku akan membantu untuk merusak grup Kyoto dari dalam dengan membocorkan segala aset rahasia yang dimilikinya, tentu saja dengan bocornya semua berkas yang dimiliki grup kyoto akan membuat grup pesaing yang sebelumnya tak bisa berbuat banyak karena semua perdagangan dikuasai oleh grup Kyoto, bisa mengambil alih segala jenis perdagangan yang selama ini dikuasai oleh Kyoto, dan disaat kelemahan itulah kau akan dapat dengan mudah mengakusisi group Kyoto," ucap Shao Cie.

"Bibi Shao benar-benar tahu apa yang aku inginkan, kita sepakat untuk melakukan kerjasama dan kuharap kerjasama ini akan berjalan dengan baik," ucap Yun Hao dan di anggukkan kepala oleh Shao Cie.

Setelah kepergian Shao Cie, Yun Hao kemudian tersenyum karena rencananya awalnya untuk meyakinkan keluarga Fang dapat berjalan dengan mulus.

"Jangankan group Kyoto, sebentar lagi semua aset keluarga Fang juga akan menjadi milikku sepenuhnya, dan di saat itu semua dendam masa lalu ku akan segera terbalaskan, tunggulah di mana kalian semua akan bertekuk dulu di bawah kakimu dan mengemis untuk mendapatkan pengampunan dariku," pikir Yun Hao dengan kembali tersenyum penuh kepuasan.

Bersambung