TERJERAT PERNIKAHAN KONTRAK

"Tuan Alister kau sungguh tampan hari ini, jadi tolong berikan kuncinya padaku, "Ujar Nabilla .

Alister tersenyum meremehkan, "Kenapa kau malah tersenyum ?" tanya Nabilla merasa heran .

"Kau itu tidak pintar dalam merayu pria. rayuan mu tidak akan mempan untukku, jadi turunlah dari pangkuanku kau sungguh berat!" Ujar Alister menurunkan tubuh Nabilla dari atas pangkuannya .

"Baiklah jika aku tidak bisa merayu mu, tapi ku mohon berikan kuncinya aku ingin keluar dari kamar ini.. atau begini saja, apapun yang kau inginkan akan aku lakukan." Ujar Nabilla dengan mengoyangkan lengan Alister yang hanya terdiam saja.

"Benar , kau akan menurutku ?" Dengan pertanyaan tidak percaya Alister menatap Nabilla yang hanya mengangguk.

Alister pun membuka kaos lengan panjangnya, yang hanya menyisakan celana panjangnya membuat Nabilla ketakutan juga memang ia memuji perut sixpack alister yang sangat menggoda.

"Cepat, kenapa masih berdiri saja ? naiklah ke punggung ku..!" Ujar Alister yang sudah menelungkup di atas ranjang .

Nabilla yang merasa gugup tidak tahu maksud dari Alister hanya menurut dan duduk di atas punggung Alister.

"Pijit punggung ku, " Titah Alister.

Nabilla pikir apa, rupanya di suruh mijit. Jantungnya sudah dibuat hampir lepas dari tempat nya, sekarang ia mengatakan dengan santai nya bahwa Alister menginginkan untuk di pijat saja.

"Cepat, kenapa diam saja ? oh atau kau mau melakukan nya dengan ku ?" tanya Alister dengan senyuman menggoda.

"Tapi kuncinya bagaimana ?"

"Sudah nanti jika kau memijitkanku dengan baik, aku akan memberikan kuncinya." Jawab Alister.

Oke. Demi mendapatkan kuncinya, Nabilla melaksanakan tugas nya untuk memijat tubuh suaminya dengan ekspresi wajah terpaksa.

"Kau bisa memijatku atau tidak sihh?!" Ujar Alister yang merasakan pijitan tangan Nabilla tidak ada rasanya sama sekali.

"Aku kan tidak bisa memijat bagaimana sihh.." .

"Cepat pijit lagi dengan keras, kau itu padahal tadi sudah makan banyak tapi tidak ada tenaganya sama sekali.." Sindir Alister.

Nabilla yang merasa tersindir begitu sangat marah dengan hati terpotek - proyek Nabilla memijit punggung Alister dengan menghabiskan semua tenaganya sampai ia mengeluarkan keringat .

"Nah, begini kan enak.."

tepat saat itu, Amelia tidak sengaja melewati kamar menantunya itu. Ia mendengar suara berisik dari mulut Alister seperti melakukan sesuatu.. tetapi ia berusaha berpikiran positif.

Tapi lagi - lagi suara itu semakin keras, membuat Amelia semakin penasaran dan memilih menempelkan telinganya di pintu kamar Alister.

"Yah, begitu uhhh nikmat.. "

"uhhh tanganmu benar - benar nikmat.. yeahh.."

"Bisa tidak jangan berteriak, telingaku sakitt mendengar nya!" Teriak Nabilla mendengar suara Alister yang penuh dengan desahan.

Amelia melotot tajam sekarang paham apa yang dilakukan oleh menantunya di dalam sana. Ia mengepalkan kedua tangannya, ingin mendobrak pintu kamar menantunya. Tetapi pintu itu terkunci dari dalam .

"Sialan.." umpatnya.

Ia memilih kembali ke kamar nya, berinisiatif menelpon putrinya yang entah ia tidak tahu sedang berada di mana.

"sialan kenapa tidak aktif!" Pekik Amelia tidak ada satu pun sambungan yang terjawab dari Dinda.

"Anak itu sebenarnya ke mana dia, bukannya dia di rumah melayani suaminya tapi malah keluyuran tidak jelas. Dan sekarang wanita ingusan itu melayani mantuku." Gumamnya dengan penuh kemarahan.

Rasanya tangannya sudah gatal untuk masuk ke dalam kamar Alister untuk menghentikan yang ia pikir ialah pergulatan panas yang telah terjadi di antara menantunya dengan istri keduanya .

"Aku tidak mau kehilangan harta berharga yang telah ku impikan, aku tidak akan membiarkan Alister menjadi milik wanita ingusan itu, bagaimana pun caranya aku tidak akan membiarkan Alister jatuh cinta pada wanita ingusan itu hanya anakku Dinda yang boleh memiliki nya." Gumam nya dengan membayangkan pikiran negatif.

*

Jangan lupa setelah membaca tekan like ◉‿◉