NovelToon NovelToon
Pembalasan Tuan Muda Yang Dianggap Sampah

Pembalasan Tuan Muda Yang Dianggap Sampah

Status: tamat
Genre:Spiritual / Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Horror Thriller-Horror / Keluarga / Romansa / Tamat
Popularitas:494.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Niat hati menolong seorang wanita yang nyaris diperkosa, Rain justru diperlakukan layaknya sampah. Sebab setelah difitnah oleh para pelaku, Echa selaku wanita yang nyaris diperkosa juga membenarkan, bahwa justru Rain pelakunya.

Karena kenyataan tersebut juga, warga yang telanjur datang ke lokasi, langsung mengeroyok Rain. Rain yang nyaris meregang nyawa sengaja dibuang ke sungai berarus deras. Mereka yakin, dengan begitu Rain akan benar-benar mati. Hingga mereka tak perlu bertanggung jawab, apalagi berurusan dengan polisi.

Padahal, harusnya satu minggu lagi Rain menikah dengan Hasna. Malahan saat Rain mengalami kejadian tragis saja, keduanya baru saja meninjau lokasi resepsi pernikahan. Hanya saja, menghilangnya Rain tak membuat Hasna curiga. Terlebih selain tipikal periang, Rain yang berasal dari keluarga kaya raya juga terbiasa jail. Meski di hari pernikahan mereka, Hasna berakhir pingsan karena Rain tetap tak kunjung datang. Namun di tempat berbeda, Rain yang terluka parah akhirnya sadar. Rain dirawat di rumah seorang dukun dan ternyata merupakan orang tua angkat Echa. Masalahnya, Echa yang hamil di luar pernikahan mengaku dihamili Rain.

Satu-satunya yang ingin Rain lakukan hanyalah balas dendam. Rain sungguh langsung memulainya, dan menjadikan Echa sebagai target pertama sekaligus utama. Meski karena keputusan itu juga, sederet fakta mencengangkan membuat hidup Rain layaknya menaiki roller coaster.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 : Misi yang Telah Dimulai

“San, Besan ... yang sopan ih kamu bawa motornya. Cukup mencintai istri kamu saja yang kamu lakukan dengan ugal-ugalan, makanya hasilnya anak kembar. Kalau naik motor apalagi sama aku yang sudah sepuh, wajib selow!”

“Oalah. Ini sekarang pant.atku malah nyangkut, San!” lirih pak Ojan yang berbicara saja jadi mendes.ah.

“Nyangkut di mana?” bingung pak Syam yang memang membonceng pak Ojan di depan.

Hasna yang membonceng di belakang, berangsur melongok. Benar, pant.at pak Ojan nyangkut di tempat duduk karena awalnya, pak Ojan duduk di bawah. Tempat yang harusnya menjadi tempat kaki pak Syam.

“Makanya duduk di jok, jangan di bawah,” ucap pak Syam tetap mengemudikan motornya.

“Lagian, ini jalannya terjal, loh Mas Ojan,” lanjut pak Syam.

“Takutnya kalau aku duduk di jok, jadi kelihatan sye.tan. Nanti aku diji.lat!” heboh pak Ojan susah payah kembali duduk di bantal kecil. Karena saking niatnya duduk di sana, ia sengaja memboyong bantal sang cucu untuk alas duduk.

“Perasaan Mas Ojan sudah beberapa kali naik haji deh. Masa masih takut sy.etan. Harusnya malah sy.etan yang takut ke Mas Ojan,” ucap pak Syam.

“Mereka harus takut ke aku karena gigiku yang mengkilap? Apa karena kentutku yang kata orang-orang, mirip wabah?” balas pak Ojan.

Perjalanan yang harusnya diliputi ketegangan bahkan rasa takut, malah jadi lain. Hasna yang awalnya masih kerap menangis karena mengkhawatirkan Rain, jadi kerap menahan tawa. Apalagi selain pak Syam terlalu lurus sekaligus jujur, pak Ojan yang nyeleneh juga tipikal ngeyel.

“Sayang, ... iya, aku percaya. Semuanya beneran akan baik-baik saja!” batin Hasna.

Sebenarnya, perjalanan menggunakan motor yang ketiganya jalani, baru dimulai setelah ketiganya memasuki daerah puncak. Karena sebelumnya, ketiganya diantar menggunakan mobil.

Kini, setelah dua jam lebih mengarungi perjalanan menggunakan motor, akhirnya mereka sampai. Dua jam perjalanan yang ditempuh dengan kecepatan siput demi menjaga pant.at pak Ojan.

Rumah pak Dartam dalam keadaan sepi sekaligus gelap gulita layaknya tak berpenghuni.

“Jadi, mereka bisa tidur dengan damai di atas kesakitan kita?” batin Hasna benar-benar dendam. “Jika menuntut keadil.an sesulit ini, ... mari kita pakai ramuan kor.eng mbak Binar. Ramuan yang cara kerjanya enggak kalah ganas dari air ke.ras! Hai Echa, akulah lawanmu!” batin Hasna sudah sangat tidak sabar untuk segera memberi Echa maupun pak Dartam pelajaran.

“Tetap waspada karena yang kita hadapi ilmu hit.am!” tegas pak Syam.

“Urusan doa-doa, serahkan ke aku saja, San. Gini-gini, aku sudah ratusan kali katam Al—qur'an!” yakin pak Ojan.

“Nah tahu gitu masih takut sye.tan!” semprot pak Syam.

“Aku bukannya takut, tapi geli saja kalau diji.lat!” yakin pak Ojan yang langsung berkata, “San, aku juga digandeng. Sekarang kan, aku jadi istri kamu.”

Pak Syam yang awalnya sudah menggandeng Hasna, benar-benar langsung menghampiri kemudian menggandeng pak Ojan.

“Assalamualaikum ...?” sapa pak Syam sambil sesekali mengetuk pintu rumah pak Dartam. Rumah semi permanen yang lebih layak disebut gubuk.

Meski tiga hari lalu sempat datang, kedatangan pak Syam kali ini terasa berbeda. Pak Syam merasakan nuansa dingin yang membuatnya merinding. Selain seolah ada embusan angin, di sekitar juga ada yang berlarian tanpa penampakan.

“Suasananya beneran beda. Atau mungkin selain sudah dini hari, efek yang punya rumah memang ada di rumah?” pikir Pak Syam.

“San, kok ke rumah dukun, kamu malah assalamualaikum? Ya takut mereka. Yang ada, kita dikira malaikat maut!” ucap pak Ojan sengaja menegur. Apalagi meski sudah melayangkan salam beberapa kali lengkap dengan mengetuk pintu, tetap tidak ada hasil.

“Gini, San ... bentar!” lirih pak Ojan yang kemudian maju. “Sampurasun!”

Selain bermakna permohonan maaf, sampurasun juga bermakna punten 'permisi', biasanya diucapkan ketika bertamu. Hanya saja, pak Ojan mengucapkannya dengan suara gagah.

Setelah langsung buru-buru menarik sebelah tangan pak Ojan, pak Syam juga membekap mulut pak Ojan.

“Daddy, suaranya wajib cewek!” bisik Hasna mengarahkan.

“Oh, iya, ya. Daddy kan lagi jadi umi Ojin!” ucap pak Ojan lirih dan terbilang tidak jelas.

Hasna langsung mesem. “Sayang, ... aku juga janji, ... selama kamu enggak di sini, aku akan selalu jaga keluarga kamu. Aku akan selalu menyayangi mereka, dan sebisa mungkin membuat mereka bahagia,” batinnya kembali mesem lantaran pak Ojan sudah kembali menyapa dengan suara kemayu.

“Kalau begitu, suaramu mirip remaja,” ucap pak Syam sambil menatap ngeri kedua mata pak Ojan yang tak tertutup cadar warna pink.

“Menggoda banget pokoknya, ya? Pokoknya, aku bakalan bikin si Dartam klepek-klepek ke aku, terus aku co.long tuh cincin!” ucap pak Ojan bersemangat. Andai dari emosi kita bisa menimbulkan efek, tubuh termasuk kedua mata pak Ojan, pasti sudah berkobar-kobar.

Di panggilan umi Ojin yang ketiga, akhirnya suara seorang pria menyapa.

“Siapa, ya?” Suara pria tua yang terdengar berat khas orang baru bangun tidur.

Selain akhirnya suara langkah diseret terdengar mendekat, lampu di ruang depan maupun teras juga menyala.

“Ya ampun silau syekalih!” keluh umi Ojin.

Awalnya, Hasna menatap khawatir sang daddy mertua yang kesilauan. Karena kebetulan, lampu teras persis ada di atas kepala pak Ojan. Namun setelah semuanya kembali baik-baik saja, Hasna justru bengong.

Hasna menatap tak percaya sosok pak Dartam yang di matanya sangat tampan. Di mata Hasna, pak Dartam itu bertubuh sangat kekar, benar-benar gagah. Beda lagi jika di mata umi Ojin maupun pak Syam. Di mata keduanya, pak Dartam merupakan orang tua. Jalannya pun agak pinc.ang, selain tubuhnya yang ceking tongkok. Sementara ketika berbicara, giginya ompong tengah bagian atas maupun bawah. Gigi atasnya ompong empat. Gigi bawah ompong dua.

“Ada dua wanita, tapi sinyalnya ke yang cokelat muda dan dikata anaknya, biasa saja. Nih anak sudah enggak pera.wan, atau memang karena ilmu agamanya kuat? Tapi kalau ke uminya, ini kok rasa-rasanya lain dari biasanya. Masa iya, masih pewa.wan, sementara.anaknya saja sudah segede ini. Dan, ... suaminya juga masih kelihatan perka.sa. Asli ih, auranya umi Ojin kerasa beda banget,” batin pak Dartam diam-diam sibuk menilai kedua wanita yang datang.

1
Sami
iya oke 2 aja, lanjutthor
Sami
seruuu banget/Wilt//Wilt/
Ddek Aish
mampir
Rafly Rafly
Luar biasa
Safa Almira
suka
Fikri Alam
👍👍
Nafilla Hikari
Luar biasa
Nafilla Hikari
Lumayan
Selamet Turipno
jgn kalian baca cerita bodoh ini
Azalea New
Luar biasa
Nartadi Yana
kok jadi horor ya
Nartadi Yana
ularnya pasti melindungi rain
Nartadi Yana
karma dibayar total habis perkosa dan fitnah langsung kecelekaan nggak sekalian jadi cacat tu Amir end the genk
Endah Setyati
Aku mah ga peduli tanda baca apapun,, atau ada typo,, aman aman aja aku baca nyambung aja,, kalo ada typo misal langsung aja otakku konek oh maksudnya mungkin ini cuma typo aja,, so ga masalah . titik atau * ,, GO go mba Ros makin di depan 😇😇😇semangat
Endah Setyati
Buyutnya Athan bapaknya paojan alias kim oh jan,, pak Haji pemburu janda ya 🤣🤣🤣si mbah yg sinyal jandanya selalu full 😆😆
Maz Jawir
Luar biasa
Prihati Hidayah
thor...seneng sama yg horor² ya
Prihati Hidayah
pak ojan /Cry/
Prihati Hidayah
seru ceritanya
Sun Flower
karya nya selalu keren👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!