NovelToon NovelToon
PERMAISURI PENGGANTI

PERMAISURI PENGGANTI

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Ibu Pengganti / Pengganti / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:678.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

Rani baru saja kehilangan kakaknya, Ratih, yang meninggal karena kecelakaan tepat di depan matanya sendiri. Karena trauma, Rani sampai mengalami amnesia atas kejadian itu. Beberapa bulan pasca tragedi tersebut, Juna, mantan kakak iparnya melamar Rani dengan alasan untuk menjaga Ruby, putri dari Juna dan Ratih. Tapi, pernikahan itu rupanya menjadi awal penderitaan bagi Rani. Karena di malam pertama pernikahan mereka, Juna menodongkan pistol ke dahi Rani dan menatapnya dengan benci sambil berkata "Aku akan memastikan kamu masuk penjara, Pembunuh!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. (REVISI) Kamu Harus Hamil!

Rani menangis selama hampir dua jam. Selama itu, dr Pratiwi selalu menemani dan menenangkan Rani. Dr Pratiwi juga mendengarkan semua keluh kesah Rani dengan sabar.

"Terimakasih dokter, terimakasih sudah mendengarkan semua keluh kesah saya,"

"Sama-sama Bu Rani. Itu memang tugas saya sebagai seorang psikiater,"

Rani tersenyum, ia lalu berpamitan untuk pulang ke rumah. Di dalam mobil, Rani lagi-lagi terus kepikiran tentang ingatannya yang baru muncul.

"Kenapa saat itu aku marah-marah pada Kak Ratih? Apa yang sebenarnya sudah dilakukan Kak Ratih?"

Rani memijit kepalanya yang terasa berdenyut. Mengembalikan ingatan ternyata membuat kepalanya sesakit ini.

"Mau mampir ke apotek, Nyonya?" tanya salah seorang bodyguard. Ternyata dia memperhatikan gerak-gerik Rani lewat kaca spion. Rani menggelengkan kepala.

"Tidak, kita langsung pulang saja."

Sampai di depan rumah, Rani terkejut saat melihat mobil yang sangat ia kenal. Mobil merah yang terparkir di depan sana adalah mobil mamanya.

"Ngapain Mama kesini?" Batin Rani bertanya-tanya. Memang, semenjak kejadian dirinya ditampar di rumah sakit tempo hari, Rani enggan bertemu Mama. Apalagi setiap bertemu dengannya, mamanya itu selalu mengucapkan kata-kata yang menyakitkan.

"Apa aku pergi lagi saja?" gumamnya berpikir untuk kabur. Perasaannya sedang tidak baik hari ini, jadi dia tak mau menghancurkan mood dengan bertemu Mama.

Belum sempat Rani melakukan rencananya, terlihat sosok Mama dan Lily yang baru keluar dari rumah.

"Nah, itu dia Rani!" teriak Lily menunjuk Rani.

Duh, Rani berdecak. Sial, kenapa mereka harus melihatnya sih?

"Ran, kamu dari mana saja loh? Kok lama sekali? Mama kamu sudah menunggu lama dari tadi," ucap Lily saat Rani berjalan mendekati mereka.

"Cuma pergi sebentar ke supermarket Mi," Jawab Rani berbohong. Untung dirinya tadi sempat mampir ke minimarket membeli beberapa barang kebutuhannya, jadi mereka tidak curiga.

"Iya loh, Mama sudah nunggu lama di dalam sana. Kamu kalau pergi jangan kelamaan, kasihan mertuamu jaga Ruby sendirian," tambah Mama.

"Nggak apa-apa Jeng, saya mah sudah biasa. Kalau Rani sedang repot, memang saya biasanya yang menjaga Ruby sendirian,"

"Ya nggak bisa begitu lah Jeng. Itu kan sudah kewajibannya Rani sebagai menantu. Kita sebagai orang tua harusnya tinggal santai-santai saja,"

Astaga, aku kan cuma meminta Mami menjaga Ruby hari ini saja, keluh Rani di dalam hati.

"Karena Rani sudah pulang, ayo masuk ke dalam saja Jeng. Kita lanjutkan ngobrolnya di dalam," ajak Lily.

"Ah, tidak usah Jeng. Saya ngobrol di sini saja. Cuma sebentar kok," tolak Mama.

"Yasudah, kalau begitu saya tinggal ke dalam ya Jeng, kasihan Ruby sendirian," pamit Lily.

"Iya Jeng,"

Sepeninggal Lily, Mama langsung menarik Rani masuk ke dalam mobil. Entah sepenting apa pembicaraan mereka sampai Mama harus menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada yang melihat atau memperhatikan mereka.

"Ini," Mama memberikan dua buah botol kepada Rani. Rani menerimanya dengan heran.

"Apa ini Ma?"

"Obat kesuburan," jawab Mama masih sambil memperhatikan sekitar. "Mama dapat ini dari dokter kandungan yang dulu jadi langganan Mama. Minum ini dua kali sehari, jangan lupa kasih suamimu yang botol hijau,"

"Ma, apa-apaan sih?" Rani sontak mengembalikan botol itu ke tangan Mama. "Kenapa kita harus minum obat seperti itu?"

"Rani!" Mama terlihat geregetan. Dengan paksa kembali memberikan botol-botol itu ke tangan Rani. "Coba kamu hitung, sudah berapa lama kalian menikah? Seharusnya kamu sudah hamil sekarang!"

"Ma, pernikahan kami bahkan baru genap satu bulan. Apa tidak terlalu cepat untuk punya anak?"

"Terlalu cepat apanya sih? Dulu kakakmu baru satu bulan saja sudah mengandung Ruby. Ingat ya Rani, dalam satu bulan ini, kamu harus segera hamil! Kamu harus pastikan warisan keluarga Wijaya semuanya jatuh ke keturunan keluarga Handoko!"

"Ma," Rani merasa frustasi. "Kenapa harus bahas warisan lagi, sih? Apa belum cukup uang yang diberikan keluarga Wijaya kepada Mama?"

"Kamu itu mana ngerti dengan dunia bisnis!" ujar Mama mencemooh. "Kamu pikir uang beberapa milyar tuh sudah banyak? Dibuat belanja tas saja sudah habis! Ingat ya Rani, kamu harus segera hamil dan lahirkan anak yang banyak! Jangan sampai nanti Juna menikah lagi dan warisannya jatuh ke tangan anak orang lain!"

Mama kemudian meraih sebuah paper bag dari bangku belakang mobil, lalu memberikannya pada Rani.

"Pastikan kamu pakai baju itu malam ini, goda Juna sampai kamu hamil anaknya!"

Rani mengeluarkan benda di dalam paper bag itu. Sebuah lingerie berwarna merah yang transparan di sana-sini. Entah bagian badan mana yang sanggup ditutup oleh kain yang penuh lubang itu.

"Sudah! Sekarang kamu kembali ke dalam, jangan lupa minum obatnya dengan teratur. Kalau kamu malu memberikannya pada Juna, campurkan saja ke makanan atau minumannya,"

"Ma, tapi-"

"Tidak usah membantah!" bentak Mama. "Minum itu sampai habis. Satu bulan lagi, Mama akan mengecek apakah kamu melaksanakan perintah Mama atau tidak. Kalau sampai tidak kamu lakukan, habis kamu,"

To be continued..

1
Moreno
bukankah Rani ingin kabur? kesempatan donk
Hendry Koeinata
...
Omah Tien
malas baca nya cewe nya g ada pendirian
Omah Tien
tigal kan aja gapain susah2 jd pebantu
Omah Tien
lari aja gapein mau di siksa
komalia komalia
kurang greget karena yang jahat nya engga ada balasan
komalia komalia
kurang greget karena yang jahat nya engga ada balasan
komalia komalia
aah kurang seru si bian nya engga tau lagi gimana ceeita nya terus si anak dan istri simpanna pun belum terbalas kan dan harta nya belum di rebut lagi sama si juna
komalia komalia
kurang memuas kan aah kurang greget si wanita simpanan nya ko bemu dapat karma nya
komalia komalia
kira kira warisan nya kembali lagi engga ya
komalia komalia
Engga di ceritain mp nya kan pingin tau si rani kan masih gadis jadi si juna biar ngerasain dan perbedaan sama si rati yang bukan lagi gadis
komalia komalia
bukan nya juna tidur sekamar tapi di sopa ya
komalia komalia
aaah kasihan bian
komalia komalia
lemah kamu rani
komalia komalia
ternyata musuh dalam selimut
komalia komalia
semoga warisan nya jatoh ke tangan si juna lagi
komalia komalia
beruntung kamu juna si rani Istri yang kamu hina kamu siksa lahir batin mau merawat mu udah gitu fitnahan yang bertubi tubi
komalia komalia
kaya nys
komalia komalia
aah kesel kenapa kamu masih oerduli
komalia komalia
udah Sama bian aja biar si juna nanti stres
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!