NovelToon NovelToon
KAKEK PEMUAS

KAKEK PEMUAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putri muda

seorang kakek yang awalnya di hina, namun mendapat kesaktian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7

Sudah sepuluh hari lebih Kakek Surya tinggal di gubuk Kakek Udin, karena sudah dua kali Kakek Surya menjalani puasa mutih, namun selalu gagal di puasa pati geni.

“Kamu hanya punya kesempatan sekali lagi. Apa yang membuatmu kesulitan?” tanya Kakek Udin malam itu, saat keduanya duduk berhadapan setelah makan malam.

“Maaf, Kakang. Saya tak bisa menahan haus, tubuh saya sangat lemas. Apa ada trik menghilangkan rasa haus itu? Memang gimana caranya, Kakang?” tanya Kakek Surya.

“Tidak ada, kamu hanya harus kuat saja. Memang sih, belum ada yang mencoba mengamalkan ilmu ini. Kebanyakan yang datang ke mari hanya mau yang instan dengan bayaran berapa pun. Kamu harus terus membayangkan bagaimana penghinaan yang kamu dapat selama ini. Juga pikirkan apa yang akan terjadi kalau kamu bisa melakukan puasa ini dan mendapatkan ilmu ini,” ucap Kakek Udin.

“Maaf, Kakang... apa tidak ada jalan lain selain puasa ini?” tanya Kakek Surya yang sudah mau menyerah untuk melakukan ritual itu.

“Tidak ada. Memang ada yang lebih ringan, namun keampuhannya tidak terjamin. Itu biasanya yang aku jual pada orang-orang yang datang ke sini,” terang Kakek Udin.

“Artinya, Kakang yang terkenal dengan nama Mbah Batas Desa ya? Saya baru sadar sekarang. Saya pernah mendengar, Mbah sangat terkenal tentang guna-guna menaklukkan cewek. Saya juga pernah dengar, tak sedikit para pemuda datang ke sini untuk menggaet gadis yang diincarnya,” jawab Kakek Surya.

Kakek Udin pun hanya tersenyum di wajah keriputnya menjawab pernyataan Kakek Surya.

“Iya, Kakang. Saya pernah dengar kabar itu,” lanjut Kakek Surya.

“Ya sudah, agar usahamu tak sia-sia, aku akan berikan sebuah mantra penakluk dulu. Nanti saat puasa, kamu ucapkan terus mantra itu. Mantranya tak terlalu panjang, namun sari pati dan energi yang dikeluarkan dari mantra tersebut akan mampu menghilangkan rasa lapar dan dahagamu nanti. Setelah selesai kamu melakukan puasa, mantra ini akan sangat ampuh untuk menaklukkan segala macam rintangan dari seseorang, seperti seorang lelaki atau seorang perempuan yang kemungkinan marah atau memusuhimu. Mereka akan menjadi tertunduk malu saat kamu amalkan mantra ini. Kamu hafalkan malam ini, dan lakukan puasamu besok pagi lagi.

Ini adalah kesempatan terakhirmu, karena tidak ada kesempatan keempat. Kalau puasamu sampai gagal lagi, artinya kamu memang tak direstui oleh ilmu yang akan kuturunkan itu,” terang Kakek Udin panjang lebar.

“Iya, Kakang. Saya mengerti, Kakang,” jawab Kakek Surya.

“Aku sengaja memilihkan ilmu terbaik untukmu, agar rasa sakitmu terbalaskan. Ilmu ini belum ada yang mengamalkan sekarang, karena menurut guruku, ilmu ini sulit sekali dikalahkan, juga penangkalnya hampir tak ada,” ucap Kakek Udin.

“Ya, Kakang,” jawab Kakek Surya.

Lalu Kakek Udin membisikkan sesuatu di telinga Kakek Surya. Mantra itu tak terlalu panjang, namun ucapannya seperti kalimat berbahasa kuno yang sangat sulit diterjemahkan ke dalam bahasa sekarang.

“Terima kasih, Kakang,” jawab Kakek Surya setelah Kakek Udin selesai membisikkan mantra penakluk itu.

“Ya sudah, kamu hafalkan mantra itu mulai sekarang. Besok pagi aku tes lagi. Harus sudah hafal dan tak ada kesalahan sama sekali, biar energi yang dikeluarkan mantra tersebut mampu menghapus rasa lapar dan dahaga selama kamu puasa. Kalau begitu aku tidur dulu, kamu teruslah berlatih,” tutur Kakek Udin.

“Iya, Kakang.”

Keesokan harinya, Kakek Surya sudah hafal dengan mantra yang diberikan oleh Kakek Udin itu, dan ia pun mulai puasa. Ia terus melafalkan mantra itu berkali-kali, dan benar saja, rasa lapar dan hausnya tidak seperti puasa-puasa sebelumnya, hingga hari terakhir.

Di hari terakhir, pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit, Kakek Surya menjalani ritual. Kepalanya disiram dengan air kembang tujuh warna.

“Sekarang kamu sudah bersih dari segala kotoran, dan auramu akan bersinar,” ucap Kakek Udin setelah mengguyur Kakek Surya dengan air kembang di pagi buta itu.

“Sekarang kamu julurkan lidahmu,” pinta Kakek Udin.

Kakek Surya pun mengikuti segala perintah Kakek Udin. Lalu Kakek Udin mengambil sebuah bunga cempaka putih. Batang cempaka tersebut dicelupkan ke dalam wadah berisi madu yang sudah dipersiapkan. Kemudian Kakek Udin merapalkan sebuah mantra pada cempaka itu sebelum menulis sesuatu di lidah Kakek Surya.

Ritual tersebut berlangsung cukup lama. Setelah selesai merajah lidah, Kakek Udin kembali merajah jidat dan juga telapak tangan Kakek Surya, sambil terus berkomat-kamit mengucapkan sebuah mantra yang tak terdengar jelas. Setelah selesai dipakai merajah, cempaka putih tersebut lalu direndam dalam air. Kakek Udin kembali berkomat-kamit mengucapkan mantra pada gelas tempat cempaka putih direndam.

Setelah cukup lama, Kakek Udin pun memberikan gelas itu kepada Kakek Surya.

“Sekarang kamu minum air rendaman cempaka ini untuk memasukkan setiap ilmu agar mendarah daging. Dan sekaligus ini sebagai tanda puasamu berakhir,” kata Kakek Udin.

Lalu Kakek Surya pun meminum air rendaman cempaka tersebut sampai habis. Itu adalah air pertama yang diminum Kakek Surya setelah puasanya, dan tepat saat itu matahari sudah terbit. Tubuhnya yang lemas, lapar, dan haus mendadak hilang, padahal hanya segelas air putih dari rendaman cempaka putih saja.

“Sekarang sudah selesai. Kamu sudah menguasai rajah pengasihan dariku. Ingat kataku, jangan sekali-sekali kamu mengatakan cantik kalau kamu tak tertarik. Karena kata itu adalah kunci rajah tersebut, biar bisa masuk dan menyusup ke hati perempuan yang kamu inginkan. Setiap kali kamu ucapkan kata cantik, artinya kamu sudah memerintah kekuatan rajah itu untuk bergerak.

Hari ini kamu boleh meninggalkan gubuk ini, tapi jangan kembali dulu ke desamu. Karena itu pantangan: tak boleh selama 42 hari dari sekarang kamu bicara pada keluargamu. Siapa tahu di desa itu ada saudara atau sepupu jauhmu. Itu bisa menghilangkan dan mengurangi keampuhan rajah pengasihan ini. Setelah 42 hari, kamu boleh kembali ke desamu dan melanjutkan membalas sakit hati atas penghinaan yang kamu terima,” nasehat Kakek Udin.

“Saya harus ke mana, Kakang, selama 42 hari ini?” tanya Kakek Surya.

“Ya terserah, asal jauh dari kemungkinan bertemu dengan keluarga, atau orang yang mempunyai hubungan darah denganmu. Pergilah ke tempat asing dulu, agar tak bertemu dengan mereka. Dan ingat, jangan sekali-sekali kamu mengatakan cantik pada seorang perempuan sembarangan. Itu akan membuat perempuan tersebut tergila-gila padamu.

Kamu harus melayani dan menuntaskan rasa perempuan itu barang sekali, untuk menghilangkan efek rajah pengasihan dan kata cantik yang kamu ucapkan. Kalau hanya sekali kamu mengatakan cantik, kamu cukup sekali melayaninya di atas tempat tidur. Kalau sampai kamu mengucapkan kata cantik sepuluh kali, kamu harus melayaninya sepuluh kali juga, baru efek rajah itu akan sirna. Karena hanya dengan benih kehidupan yang keluar darimu saat di atas ranjang yang mampu mengobati perempuan yang terkena pengaruh rajah yang kamu pakai,” nasehat Kakek Udin.

“Iya, Kang. Saya mengerti. Terima kasih banyak, Kakang. Apa yang bisa saya berikan atas kebaikan Kakang ini?” tanya Kakek Surya.

“Tidak perlu memberikan apa-apa. Kamu lakukan saja apa yang selama ini aku ajarkan. Jangan terlalu melenceng. Dan ingat, seperti yang kubilang dulu, akan ada seorang perempuan yang tak mempan dengan rajah yang aku berikan ini. Nanti saat kembali ke desamu, kalau sempat, singgahlah ke sini sekali lagi. Aku ingin tahu juga reaksi dari rajah yang aku berikan ini. Karena jujur, baru kamu yang aku beri rajah paling hebat ini. Menurut guruku, rajah ini adalah rajah paling bagus untuk menaklukkan seorang perempuan. Itu pesan beliau sebelum pergi,” ucap Kakek Udin.

“Iya, Kang...” jawab Kakek Surya.

“Oh ya, hampir lupa. Kamu usahakan jangan makan pisang mas. Kalau bisa selamanya, kamu tak boleh makan pisang mas, karena itu adalah pantangan sejati rajah ini,” ucap Kakek Udin lagi.

“Pisang mas...?” tanya Kakek Surya kaget.

“Iya, pisang mas. Itu baru pantangannya. Mengerti?” tanya Kakek Udin.

“Mengerti, Kang...”

Bersambung...

1
Haru Hatsune
Cerita yang bikin baper, deh!
Apaqelasyy
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!