Cerita ini lanjutan Aku Yang Tidak Sempurna.
Bakat yang di milikinya adalah warisan dari sang mama yang seorang pelukis terkenal.
Namun ia lebih memilih menjadi pelukis jalanan untuk mengisi waktu luangnya. Berbaur dengan alam itu keinginannya.
Dia adalah Rafan Nashif, seorang pelukis jalanan dan sekaligus seorang CEO di perusahaan.
Namun tidak banyak yang tahu jika dirinya seorang CEO, bahkan pacarnya sendiri pun tidak tahu.
Sehingga ia di hina dan di selingkuhi karena di kira hanya seorang seniman jalanan yang tidak punya masa depan.
Bagaimana kisah selanjutnya? Jika penasaran, mampir yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka, jika nama tempat, nama orang ada yang sama itu hanya kebetulan semata dan tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
Beberapa saat kemudian pintu rumahnya di ketuk. Kemudian terdengar suara mengucapkan salam dari luar.
"Assalamualaikum."
Lestari bergegas ke pintu depan untuk membuka pintu. "Waalaikumsalam."
Rafan langsung tersenyum setelah pintu di buka. Ia langsung mengajak Lestari untuk segera pergi. Sebelum sholat magrib mereka harus sampai di rumah.
"Yuk sayang," ajak Rafan. Lestari mengangguk lalu menutup pintu dan menguncinya dari luar.
Para tetangga Lestari melihat dari kejauhan, mereka mulai bergosip karena mereka sering melihat Lestari jalan berdua bersama seorang cowok tampan dan kaya.
Rafan membuka pintu mobil untuk Lestari, Lestari masuk ke dalam mobil dan mengucapkan terima kasih.
"Kita mau ke mana Mas?" tanya Lestari.
"Nanti juga bakalan tahu," jawab Rafan.
"Bilang saja Mas, tidak usah main teka-teki," kata Lestari.
Namun Rafan hanya tersenyum. Ia hanya mengatakan jika mereka harus segera tiba sebelum waktu magrib.
Lestari masih penasaran, namun dia berhenti bertanya. Dia hanya nurut saja ke mana pun Rafan membawanya.
Hingga mereka pun tiba di sebuah rumah. Pintu gerbang pun terbuka dan mobil Rafan segera masuk.
"Mas ini ...."
"Rumah orang tuaku," jawab Rafan. "Nanti kalau kita sudah menikah mau rumah sendiri atau tinggal di sini?"
"Aku ikut saja Mas. Membina rumah tangga ibarat kita berada di sebuah kapal. Mas adalah nakhoda dan aku adalah awaknya. Jadi, ke mana pun Mas membawaku walau pun ke pulau terpencil sekalipun, aku akan ikut," jawab Lestari.
Rafan tersenyum, lalu tangannya mengelus kepala Lestari dengan lembut. Ia merasa Lestari sangat bijaksana dalam bertutur kata.
"Aku tidak pernah bermimpi untuk mendapatkan suami kaya, tapi aku hanya bermimpi memiliki suami yang soleh yang bisa menuntun aku ke jalan menuju surganya Allah," tambah Lestari.
"Insya Allah," ucap Rafan. Rafan merasa tersentuh dengan ucapan Lestari. Jika di bandingkan, sikap Lestari dengan Renata sangat berbeda jauh.
"Masuk yuk!" Rafan keluar lebih dulu dari mobil, lalu membuka pintu mobil untuk Lestari.
Sari bergegas membuka pintu saat mendengar suara mengucapkan salam. Mereka yang ada di dalam rumah pun menjawab secara bersamaan.
Sari langsung tersenyum saat melihat Rafan membawa Lestari. Rafan langsung menyalami dan mencium tangan Sari.
Di susul oleh Lestari yang melakukan hal yang sama. Sari merasa cocok dengan gadis di depannya ini.
"Siapa namamu Nak?" tanya Sari lalu memeluk Lestari sebentar.
"Lestari Nek," jawab Lestari.
Mereka pun masuk, Lestari merasa canggung karena ternyata sudah ramai berkumpul di ruang tamu.
Bahkan Inem dan keluarganya, Warna dan keluarganya juga Dian bersama suaminya. Hanya Farrel yang belum datang.
"Farrel tidak datang Ma?" tanya Rafan pada Dian.
"Farrel sibuk terus, kadang malam baru pulang kerja," jawab Dian.
Saskia, Dian, Warna dan Inem bergantian memeluk Lestari. Hanya Seruni yang di peluk Lestari.
Sedangkan para pria hanya di salami dan di cium tangannya oleh Lestari. Mereka memuji Rafan karena pandai memilih calon istri. Rafan hanya tersenyum menanggapi pujian mereka.
Rafan berpamitan ke kamar untuk mandi terlebih dahulu. Karena sebentar lagi mereka akan sholat berjamaah.
Setelah selesai sholat, mereka pun ingin makan malam. Lestari masih merasa canggung berhadapan dengan keluarga Rafan.
"Jangan malu-malu, kita semua adalah keluarga," kata Saskia.
Sementara Farrel baru saja datang dan masih berpakaian formal. Karena ia tidak lagi kembali ke rumah dari kantor langsung kemari.
"Kenapa lama baru pulang?" tanya Dian.
"Sibuk Ma, banyak pekerjaan yang perlu di kerjakan," jawab Farrel.
"Wah diam-diam ternyata sudah jadian," kata Farrel menggoda Rafan.
"Sudah, nanti saja ngobrolnya. Sekarang kita makan lebih dulu," kata Saskia.
Lestari mengambilkan nasi untuk Rafan. Farrel juga ikut menyodorkan piringnya ke Lestari. Namun dipelototi oleh Rafan.
Lestari pun tidak jadi mengambilkan nasi untuk Farrel karena piringnya sudah di ambil oleh Dian.
"Ma?" Dian juga ikut melototkan matanya ke Farrel. Farrel akhirnya terdiam lalu mengambil sendiri nasi nya.
Mereka tertawa melihat tingkah Farrel yang tidak berkutik dengan mama nya. Jika dengan papanya Farrel tidak takut, malah sering di ajak bercanda.
Rafan memimpin doa sebelum mereka makan. Setelah selesai barulah mereka makan bersama-sama.
Setelah selesai makan Lestari hendak membereskan piring kotor, namun di larang oleh Rafan.
"Kamu tamu di sini, jadi biar saja," kata Rafan pelan.
"Tapi Mas."
"Tidak ada tapi-tapi, sekarang kita kumpul di ruang tengah."
Rafan menarik pelan tangan Lestari. Lalu meminta duduk sebentar sebelum Rafan mengantarnya pulang.
"Kenapa tidak pakai kalungnya sayang?" tanya Seruni saat melihat leher Lestari tidak memakai apa-apa.
"Sayang Bu mau di pakai sehari-hari. Apalagi kalungnya sangat cantik," jawab Lestari.
"Ubah panggilannya ya, panggil mama saja," kata Seruni.
Lestari tersenyum malu-malu. Kemudian dia menoleh ke Rafan dan Rafan pun mengangguk.
"Aku mama Dian, panggil mama juga karena Rafan juga memanggil mama," kata Dian menyebutkan dirinya.
Lestari mengangguk pelan, kemudian sedikit menunduk. Sungguh, dia benar-benar merasa malu saat ini.
"Rencananya kapan kalian menikah?" tanya Farhan.
"Nanti, kalau sudah jodoh tidak akan ke mana," jawab Rafan.
Setelah sholat isya mereka pun berpamitan pulang. Rafan juga pamit karena ingin mengantarkan Lestari pulang ke rumahnya.
"Pulang dulu Ma," ucap Lestari memeluk Seruni lalu mencium pipi Seruni. Seruni mengangguk dan membalas mencium pipi Lestari.
"Pulang dulu Oma, Opa dan Papa," ucap Lestari berpamitan lalu mencium tangan mereka semua.
"Hati-hati di jalan," ucap Saskia lalu memeluk Lestari. Lestari mengangguk setelah pelukan nya terlerai.
Sementara yang lain sudah pulang lebih dulu, Rafan dan Lestari lah yang paling akhir. Kemudian Rafan pun menjalankan mobilnya setelah mereka masuk.
"Mas aku jadi grogi, padahal aku sudah sering ketemu Oma dan mama mu," kata Lestari.
Rafan menoleh ke Lestari, kemudian ia tersenyum. "Mungkin pertemuan kali beda, jadi kamu grogi."
Mereka pun tiba di kediaman Lestari. Suasana cukup sepi karena sudah jam 10 malam.
Rafan mengantar sampai depan pintu. Setelah Lestari masuk barulah kembali ke mobil.
Rafan tersenyum. Saat di tanya kapan akan menikah? Rafan juga tidak bisa memastikan. Karena pernikahan bukan hal yang di anggap main-main.
Ia lebih memikirkan Lestari, takut Lestari belum siap sepenuhnya. Jadi Lestari bisa saja menolaknya.
Rafan ingin menjalani dulu masa pacaran. lagipula mereka tidak melampaui batas walau sering berdua.
Rafan melajukan mobilnya untuk kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan ia memikirkan bagaimana cara melamar Lestari dengan cara romantis?
Rafan tiba di rumah, suasana rumah sudah sepi. Rafan pun langsung ke kamarnya untuk beristirahat.
Sementara Lestari sedang berbaring di tempat tidurnya. Matanya begitu sulit untuk di pejamkan.
Lestari teringat kata-kata Rafan yang mengatakan belum ada rencana untuk menikah. Lestari jadi kepikiran.
"Apa dia tidak serius denganku?" tanya Lestari pada dirinya sendiri.
"Tapi dari yang aku lihat, dia seperti bukan ingin main-main. Tapi wajar sih, kami baru saja belum lama kenal. Apalagi pernikahan perlu pertimbangan yang matang," batin Lestari.
Lestari mencoba berbaik sangka terhadap Rafan. Lestari berharap jika Rafan adalah orang yang tepat untuknya.
nopi pagi bro