NovelToon NovelToon
Pengantin Raja Iblis

Pengantin Raja Iblis

Status: tamat
Genre:Mata Batin / Penyeberangan Dunia Lain / Iblis / Cinta Beda Dunia / Fantasi Isekai / Chicklit / Tamat
Popularitas:32.9k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Vio, seorang penulis novel amatiran yang terlena dalam dunianya, melupakan kehidupan nyata dan asmara setelah beberapa kali merasakan sakitnya patah hati. Saat menyadari usianya akan memasuki kepala tiga, ia, atas desakan kedua orangtuanya di paksa untuk segera menemukan pasangan hidup. Keanehan muncul ketika ia bertemu Ayusa, pria yang tampak sempurna, tanpa menyadari bahwa Ayusa bukan manusia. Ajaibnya lagi, setelah mengenal sosok Ayusa, Vio menjadi peka dan bisa merasakan kehadiran mahkluk dari alam lain, membuatnya percaya bahwa di dunia dan alam semesta beserta isinya ini tidak hanya di diami oleh manusia ataupun mahkluk hidup yang ada di bumi secara kasat mata. Ia percaya kehidupan itu menyebar secara luas dengan tingkat dan dimensi yang mereka huni masing-masing.

...
Kisah ini menggabungkan unsur Fantasi, Horor, dan slice of life.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sakit Hati

Setelah ia mendapat penanganan secara spiritual dari orang-orang yang ahli, barulah Sandy pingsan. Empat orang pria membawanya ke klinik pabrik, lalu membaringkan tubuh pria itu di atas tempat tidur klinik.

Saat itu, kebetulan waktu istirahat telah selesai. Keempat rekan teman satu gedung Sandy, antara lain Bowi, Mirza, Ahmad, dan Edi, kembali untuk melanjutkan pekerjaan.

Namun, suasana mistis seakan menyelimuti; semua orang masih saling bisik membicarakan kejadian yang menimpa rekan mereka, Sandy.

"Suaranya itu loh, bikin merinding," ujar Nuri yang bertugas sebagai cutting, ia berbisik kepada Sintia dan Mela.

"Iya, ngeri banget, mirip suara harimau," sambung Mela. Begitu juga dengan Sintia, ia baru pertama kalinya melihat orang kesurupan secara langsung.

"Aku lihat mata Sandy putih semua, barusan," bisik Sintia. Mela menepuk bahunya.

"Eh, meski begitu, dia itu kan mantan pacarmu, hahaha... Ya gaes ya?" guraunya seraya melirik Nuri di sebelahnya.

"Dih, amit-amit, jelek begitu!" cibir Sintia yang dari awal niatnya hanya untuk memanfaatkan Sandy sebagai ATM berjalan. Tanpa sengaja, ia salah menggunting kain, membuatnya menepuk jidat.

"Aduh!" keluh Sintia, melihat hasil kerjanya sobek.

"Wah gawat, bisa kenal omel Pak Hans kalo begini caranya," batin Sintia dengan wajah yang tegang, tanpa ia sadari Hans ada di belakangnya.

"Astaga, kamu ini g*blok sekali jadi orang. Tak hati-hati kalau bekerja, dasar b*go!" umpat Hans, yang dikenal sebagai pengawas galak dan bermulut pedas. Meski memiliki wajah yang sangat tampan, tetapi komentarnya selalu membuat orang menangis, apalagi jika baru mengenal karakternya.

Ia tak pernah pandang bulu, mau itu pria atau wanita. Jika melakukan kesalahan dalam bekerja, tanduknya akan keluar.

Maka dari itu, semua anak buahnya tak ada yang suka, meski dekat, mereka hanya memanfaatkannya saja.

"Maafkan saya, Pak. Saya gak sengaja." Sintia menunduk sambil sesegukan karena ucapan Hans yang sangat menyakitkan.

Lelaki yang kini genap berusia 30 tahun itu melempar kain ke wajah Sintia sambil terus mengoceh.

"Hati-hati makannya, kamu pikir ini barang murahan! Saya akan potong gaji kamu!" ancamnya. Sintia tak sanggup menyela ucapan sang atasan; ia masih tertunduk lesu.

"Awas kamu, Hans. Aku akan balas semua perbuatan kamu. Aku berjanji, aku akan membuatmu bertekuk lutut di hadapanku!" batin Sintia merasakan sakit hati yang teramat sangat. Lalu, ia melempar senyuman seringai, sudah memikirkan bagaimana cara untuk menggaet Hans meski ia tahu pria itu sudah beristri dan tentunya sulit untuk digapai karena sikapnya yang tegas dan galak.

Mela menepuk pelan pundak rekannya yang masih sesegukan. "Yang sabar, Sin. Pak Hans memang begitu," ujarnya. Sintia mengusap sisa air mata di kedua pipinya sambil mengangguk. "Iya, aku gak apa-apa kok," balas Sintia, suaranya terdengar lirih dan gemetar.

...

Sementara itu, Sandy perlahan membuka matanya yang terasa buram.

Ia bangkit dari berbaringnya sambil memegangi kepala.

"Sandy," seru lelaki paruh baya yang berdiri tepat di sisinya.

Sandy menoleh dan tersenyum.

"Pak Jordan," sapanya.

Lelaki itu meraih gelas air minum dan ia sodorkan kepada Sandy.

"Minumlah," titahnya.

Sandy menerima dengan tangan gemetar, tersentuh dengan kebaikan Jordan. "Terimakasih, Pak."

Setelah habis setengah gelas, ia hendak menaruh benda itu di atas meja. Namun, Jordan mencegah.

"Habiskan!"

Sandy mengangguk, dan kembali meneguk hingga tandas tanpa menaruh curiga apapun terhadap kebaikan Jordan.

"Sudah, Pak, terimakasih banyak." Sandy menaruh kembali gelas kosongnya di atas meja.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Jordan yang masih berdiri sambil melipat kedua tangan di atas dada.

"Puji Tuhan, sudah baik, Pak," jawab Sandy dengan senyum ramah.

"Sebaiknya kamu pulang saja, atau periksakan dirimu ke dokter. Kamu tak usah khawatir, saya memaklumimu karena kamu sedang sakit, dan juga saya sudah transfer bonus yang sudah saya janjikan kemarin. Kamu tinggal cek saja!" perintahnya dengan tegas dan tanpa senyum.

Mendengar pernyataan itu, hati Sandy bersorak kegirangan.

Lantas, saking senangnya, ia meraih tangan Jordan dan menciumnya. "Terimakasih, Pak."

Jordan menarik kembali lengannya, seakan itu adalah barang mahal yang tak ingin disentuh oleh sembarang orang.

"Ya sudah, sebaiknya segera pulang!" titahnya, lalu ia pergi dari hadapan Sandy.

"Yes!" Sandy terlihat girang, lantas ia mengecek saldo di aplikasi.

Teriakannya semakin kencang saat membaca nominal uang yang sangat banyak.

"Yeah!"

Ia bangkit, meski tubuhnya sangat lemas, dan kepala masih pusing. Ia mencoba bertahan demi uang yang didapat.

***

Sebelum pulang, Sandy memutuskan untuk memeriksakan diri ke klinik yang tidak jauh dari pabrik. Beruntungnya, ia mengenakan kartu kesehatan yang telah difasilitasi oleh pabrik, sehingga tidak perlu membayar.

Sesaat kemudian, ia menjalani pemeriksaan di klinik tersebut. Setelah selesai, Sandy duduk berhadapan dengan sang dokter, bertanya, "Jadi, saya ini sakit apa, dok?" Dokter wanita itu menggeleng.

"Anda tidak sakit apa-apa, mungkin itu karena faktor pikiran dan kelelahan saja," ujarnya, membuat Sandy menarik napas panjang.

Namun, Sandy tidak puas, "Tapi dok, kok badan saya menggigil, dan saya mengalami kejadian mistis, bahkan saya melihat makanan itu seperti sesuatu yang menjijikan."

Sang dokter menjelaskan, "Itu namanya Anda sedang berhalusinasi, tidak ada kaitannya dengan hal mistis. Ini disebabkan pikiran Anda sedang kacau dan tak fokus," terang sang dokter, yang tidak mencampurkan ilmu medis dengan hal-hal gaib.

"Saya akan memberikan resep obat dan vitamin untuk membantu Anda rileks dan mengembalikan nafsu makan." Dokter tersebut meraih pena dan kertas, lalu menuliskan resep obat untuk Sandy, dan menyodorkannya.

"Silahkan!"

"Terimakasih, Dok," ucap Sandy, lalu bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan tersebut.

Sandy masih terheran-heran dengan kondisinya yang tak terdeteksi saat diperiksa oleh dokter. "Aneh," ia menggelengkan kepala. Setelah menebus resep obat, ia melanjutkan perjalanan pulang dengan motor matiknya.

Di tengah perjalanan, Sandy merasakan mual dan ingin memuntahkan sesuatu.

Mendadak, ia memarkir motornya di pinggir jalan dan mencari tempat yang pas.

"Hoek... Hoek..." Sandy yang sudah tak tahan langsung muntah, dan ternyata ia muntah darah.

Sambil terbatuk-batuk, tubuhnya semakin lemas, dan kepalanya semakin pusing. Sandy berjongkok karena tak kuat untuk melanjutkan perjalanan, takut terjadi sesuatu yang buruk.

"Ya Tuhan, aku ini kenapa sebenarnya?" batin Sandy.

Tiba-tiba, dua orang pemuda berjalan kaki menghampiri.

"Bang, apa yang terjadi?" tanya Wisnu, meski tak kenal. Namun, ia terlihat peduli, begitu juga dengan Yuda.

"Kepala saya pusing," jawab Sandy yang sudah tak berdaya.

Yuda berbicara pada temannya. "Sebaiknya kita antar Abang ini pulang," usulnya, dan disetujui oleh Wisnu.

Setelah berbincang, mereka membantu Sandy dan mengantarnya pulang.

***

Sementara itu, di pabrik, Hans kedatangan tamu spesial, yaitu istri dan anak perempuannya yang berusia 5 tahun.

Istri Hans, Reina, terlihat sangat cantik, modis, dan berkelas, tak kesulitan ekonomi karena jabatan suaminya.

Semua orang melirik wanita dan anaknya itu.

"Cantik banget ya," ujar salah satu karyawan.

"Iya, bening, dan mulus," bisik para karyawan pria.

Hans tanpa ragu melingkarkan lengannya di pinggang Reina, lalu berjalan melewati barisan karyawan wanita, menarik decak kagum mereka.

"Lihat tuh, istri Pak Hans," bisik Mela kepada Sintia, yang tak merespon karena masih merasakan sakit hati atas bentakan Hans.

Lelaki itu di hadapan istrinya terlihat manis dan romantis, karena Hans dikenal sebagai pria yang setia.

Sintia masih memendam amarah dan dendam dengan sumpah serapah yang diucapkan dalam hatinya.

"Awas saja, aku bisa kok membuat kamu jatuh cinta padaku. Lihat saja nanti!" ancam Sintia, sambil menatap punggung Hans dengan sinis.

***

Malam hari, seusai pulang bekerja, Sintia mengendarai motornya seorang diri, menuju ke rumah Bu Sumi, seorang dukun sakti mandraguna yang sangat terkenal.

Sesampainya di halaman rumah Bu Sumi, ia memarkir motornya dan melangkah menuju gubuk sederhana di pojok sana, dikelilingi oleh pepohonan dan semak rimbun.

Sintia mengetuk pelan pintu rumah tersebut.

"Permisi," serunya, tak lama kemudian, Bu Sumi membukakan pintu.

"Silahkan masuk." Wanita paruh baya yang sering mengenakan kerudung merah itu mempersilahkan Sintia dengan ramah. Sintia duduk di bawah beralaskan permadani seadanya.

"Ada perlu apa, Nak?" tanya wanita bersuara serak itu.

"Saya mau pasang," jawab Sintia sambil menunjuk wajahnya sendiri. Bu Sumi paham apa yang diinginkan pasiennya.

...

Bersambung...

1
Aditya HP/bunda lia
Nah lho tamat ..... 😢😢
gak terasa makasih thor suka ceritanya 😘
Aditya HP/bunda lia: sekarang lanjut baca my daddy my first love
total 3 replies
Aditya HP/bunda lia
waah,. .. alamat gak laku tuh kontrakan mas Adam
Kim Jong Unch
iya, jadi boss nya itu susah meninggal pdhl tinggal kulit dan tulang, gosipnya ya gtu.
Aditya HP/bunda lia
oh, ... ternyata berdasar kisah nyata yah emang ada yang kayak gitu juga thor
Aditya HP/bunda lia
Si penyembah iblis akhirnya menjadi tumbal pesugihannya sendiri 😂😂 kasiaaaan .....
Aditya HP/bunda lia
Iya emang si Jordan belum kasih tumbal lagi kan?
Kim Jong Unch: Belum, karena gagal.
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
Vioooooo ..... udah setengah iblis
Aditya HP/bunda lia
Akhirnya Vio jadi setan juga ....
Aditya HP/bunda lia
kalo dibilang kasian ya kasian si Hans soalnya dia korban pelet orangtuanya si hans sama Reina juga acuh udah tau hans ada dalam pengaruh pelet gak coba di obati cari ustad gitu ..... kalo si sintia sukurin ajah karma buat dia karena main2 dukun
Aditya HP/bunda lia
wah ... kamu alamat nginap di hotel prodeo hans ....
Aditya HP/bunda lia
jangan sampe si hans minta bantuan ayusa biat dapetin reina tapi aku harap vio nolongin reina
Aditya HP/bunda lia
pelan tapi pasti kehancuran menghampiri 😅😅
Aditya HP/bunda lia
Wah, ... ini mah bisa2 si Hans kalap si sintia mati di tangan si hans dan akhirnya masuk jeruji besi
Aditya HP/bunda lia
mantaaaaap ... 👍👍👍
kamu hancur hans Reina otw bahagia banget bakal dapet suami soleh mapan ganteng apalagi coba ...
Aditya HP/bunda lia
mampus kalian kamu sintia dan hans siap2 kena karma atau kalian akan masuk penjara
Aditya HP/bunda lia
vio jadi iblis yah ..... 😱
Aditya HP/bunda lia
kalian tuh salah target .... 😂😂😜
Aditya HP/bunda lia
Alhamdulillah .... kamu salah pilih tumbal jordan gak semua karyawan kamu kayak si sandy Rudi tuh ahli ibadah ...
Aditya HP/bunda lia
mampus kau abdi setan 😡
Aditya HP/bunda lia
Ayo pak bu pasti kalian tau kan kalo anakmu kena pelet ayo buat susuknya keluar boar ancur tuh mukanya si sintia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!