kisah seorang gadis yatim piatu yang memperjuangkan panti dari orang yang ingin mengambil tempat tinggal anak - anak panti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon komah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Murid Baru
Airin duduk dikursi diruang guru, dia menungu guru wali kelasnya yang bernama bu Mia yang mengantarkanya keruang kelas. Tadi sedikit ada drama bagaimana tidak satu sekolahan heboh kedatangan ketiga pangeran sekolahan putra dari pemilik sekolahan ini, ditambah ada Shaka juga semua menggilai mereka apa lagi para kaum hawa.
Arga yang paling heboh dia tebar pesona, bak seorang aktor dia bergaya layaknya model beneran sok cakep, sok keren, sok cool dihadapan para cewek - cewek. Airin sempet bete tadi ada seorang cewek memanggil - manggil nama Shaka sang bodyguard.
Riuh suasana ruang kelas menunggu wali kelas mereka datang, semua diam seketika setelah tidak lama bu Mia memasuki ruang kelas dan dibelakang ada Airin.
"Pagi Anak - anak" sapa bu Mia pada semua muridnya.
"Pagi bu" balas semua murid, semua fokus sama Airin. Putri dari keluarga Agantara, semenjak Airin diperkenalkan kepublik siapa sih yang tidak tau?
"Ibu bawa siapa tu buk?" tanya salah satu murid laki - laki, agar gurunya cepat memperkenalkan cewek cantik dihadapanya ini.
"Perkenalkan anak - anak ini ada murid baru. Kalian tau siapa dia?" tanya bu Mia.
"Bidadari bu" asal Topan murid cowok.
"Huuu" semua bersorak menyorakinya suasana menjadi heboh kembali.
"Ssssttt... Diam, diam, diam sebentar" perintah bu Mia, semua kembali diam "Dia adalah putri..."
"Eh bu..." potong Airin "Biar saya sendiri bu yang memperkenalkan diri, saya tidak mau kalau saya..." Airin memelankan suaranya dia tidak mau semua tau kalau dia putri pemilik sekolahan ini, bu Mia mengerti.
"Baik, silahkan" bu Mia mempersilahkan Airin memperkenalkan dirinya.
"Hai teman - teman semuanya, apa kabar?" sapa Airin.
"Baik" balas semua teman - temanya, terutama yang paling keras para cowok.
"Nama aku Airin, aku pindahan dari SMA PELITA BANGSA aku seneng bisa berkenalan dengan kalian, semoga kita bisa berteman dengan baik, terimakasih" ucap Airin.
"Nama panjangnya?" tanya murid cewek yang duduk dibangku depan.
"Ee..."
"Airin Kamaniya Agantara kan?" tanyanya lagi, hah ternyata banyak orang yang sudah tau. Apa lagi tadi yang mengantarkan semua abang - abangnya dan papanya.
"I iya, Airin Kamaniya Agantara" bukanya apa - apa dia hanya tidak mau menyombongkan dirinya saja, kalau dia putri Mahendra yang yang kaya dan terkenal itu.
"Ada yang mau ditanyakan lagi?" tanya bu Mia.
"Sudah punya pacar belum?" tanya Didot murid laki - laki yang duduk dibangku paling belakang.
"Huuuu..." satu kelas menyoraki.
"Sudah - sudah, sekarang kamu boleh duduk, disana ada bangku kosong" kata bu Mia menunjukan bangku kosong disebelah seorang murid cewek, lalu cewek itu melambaikan tanganya sambil tersenyum dan Airin balas senyumnya.
"Iya bu terimakasih" ucap Airin, bu Mia mengangguk, lalu Airin berjalan menuju bangku kosong itu.
"Hai, namaku Tasya, aku sering dipanggil Syasa sih" Tasya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tanganya dan tersenyum manis setelah Airin duduk.
"Aku Airin" menerima uluran tangan Tasya.
"Semoga kita bisa berteman" kata Tasya.
"Iya" balas Airin.
"Hai Ai, perkenalkan gue Topan" Topan yang duduk didepanya mengulurkan tanya juga, sambil menyibakkan rambutnya keatas yang sok cool alisnya yang dinaik - naikan.
Bukanya Airin yang menerima uluran tangan dari Topan tapi Tasya yang menempelkan tanganya.
"Iya, sekarang dia sudah tau lu" kata Tasya.
"Ck" kesal Topan.
"Sudah sono, fokus kedepan, lu nggak mau kan kena hukuman lagi" galak Tasya.
"Galak amat" kata Topan kembali memutarkan tubuhnya kedepan, Airin tersenyum.
"Biarkan aja dia, dia emang gitu" kata Tasya. Kemudian pelajaran dimulai.
Kriiig.
Bel berbunyi jam pelajaran telah usai, semua murid berhambur keluar ruangan untuk istirahat sebagian ada yang kekantin.
Tasya mengajak berkeliling dulu sebelum kekantin dia menunjukan ruang - ruang yang ada di HIGH SChOOL. Saat mereka menuju kantin tiba - tiba ada bola terbang kearah mereka.
Duk.
Bola jatuh tetap kebawah didepan Airin, walaupun tidak kena tapi mereka terlonjak kaget.
"Untung saja" Tasya mengelus dadanya. Lalu ada seorang laki - laki yang lari mengejar bola tadi.
"Kamu tidak apa - apa kan?" tanya laki - laki itu pada Airin.
"Iya aku tidak apa - apa" jawab Airin.
"Heh cuma dia yang kamu tanya. Kamu nggak tanya aku?" Tasya melipat tanganya kedada. Laki - laki itu tersenyum.
"Gimana apa panggilkan ambulan?" canda dia.
"Nggak gitu juga kali" Tasya pura - pura kesal.
"Murid baru ya? Perkenalkan aku Jerri" ucap Jerri sambil mengulurkan tanganya.
"Ah iya aku Airin" Airin menerima uluran tangan Jerri.
"Sorry ya tadi" ucap Jerri.
"Iya" Airin menggangguk.
"Jer..." panggil temanya yang ada dilapangan, karena Jerri belum juga balik dari mengambil bolanya.
"Ya udah aku kesana dulu" kata Jerri, Airin mengangguk dan dia sama Tasya kembali berjalan menuju kantin. Sebelum Jerri sampai dilapangan dia membalikan badanya melihat punggung Airin yang menjauh.
"Cantik" batinya sambil tersenyum. Lalu dia kembali bermain basket.
Dari kejauhan ada Giesel dan kedua temanya menatap Airin tidak suka dengan tangan dilipat kedada.
Malam harinya semua pada kumpul diruang keluarga, kecuali Dirga sama Erlangga.
"Bagaimana sayang sekolahnya tadi?" tanya Agata yang duduk disebelahnya.
"Baik ma, semua temanku baik" jawab Airin sambil memasukan cemilan kedalam mulutnya.
"Kalau ada yang mengganggu bilang ni sama abang yang paling ganteng, biar kuhajar orangnya" Arga menyombongkan dirinya.
"Ah itu pasti, tapi tenang aja kak semua aman kok" kata Airin.
"Lagian siapa sih yang berani ganggu putri papa?" Mahendra. Airin tersenyum mereka mengobrol sambil bercanda.
sehari agar shaka mau menggendongnya