Terpaksa Berjumpa

Nicholas Smith mempersilahkan Michael Robinson duduk di sebuah kursi khusus untuk pimpinan karena meeting siang itu akan segera dimulai.

Semua alat komunikasi peserta meeting sudah harus dinonaktifkan termasuk handphone yang dimilki oleh pimpinan.

Michael sudah bersiap melakukan hal yang sama sesuai aturan tapi benda pipih elektronik itu tiba-tiba saja berbunyi. Ia pun mengangkat tangannya meminta izin untuk menerima panggilan itu yang ternyata dari Megan, sang mama.

"Mama, ada apa? Aku sebentar lagi akan meeting."

"Justin drop. Tubuhnya lemas dan ia mengalami pendarahan Mike!" teriak Megan dari ujung telepon. Untuk sesaat Michael terpaku. Ia tak bisa berkata-kata saking kagetnya.

"Kami sedang dalam perjalanan ke rumah sakit saat ini." Suara Megan terdengar lagi dengan gemetar karena ketakutan.

"Mike, kamu dengar mama?!"

"Ah ya aku mendengar mu dan akan langsung menuju ke sana Mama." Michael menjawab dengan ekspresi tak terbaca.

Ia terlalu shock tapi tak bisa berkata-kata lagi. Segera ia pergi dari kantornya yang berjarak 20 menit dari rumah sakit dan membatalkan meeting yang baru saja akan dimulai.

Kecepatan mobil yang dikendarai oleh Nicholas begitu tinggi sampai mereka sampai di rumah sakit dalam waktu hanya 10 menit.

Langkahnya tegap dengan perasaan yang sangat khawatir. Airmatanya tak terasa keluar dari sudut matanya. Ia sangat menyayangkan penyakit putranya kembali datang di saat Sienna tidak ada bersamanya.

Pendarahan dan ITP.

Oh my!

Apa yang terjadi pada Justin?

Bagaimana bisa ia berdarah lagi? Padahal obatnya rutin ia minum. Semua pelayan yang ada di Mansion juga tahu penyakit yang di derita anak itu.

Ia tidak boleh melakukan aktivitas berat yang akan membuat penyakitnya kambuh lagi.

Michael terus bermonolog di dalam hatinya sampai ia dan Nicholas tiba di depan ruang tindakan. Justin sedang diberikan perawatan agar darahnya segera berhenti.

"Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi mama?" tanyanya pada Megan yang sedang mondar-mandir di depan ruangan itu.

Megan meremas jari-jarinya tak nyaman. Ia nampak sangat khawatir dan juga takut. Hari ini adalah hari pertama kalinya ia melihat Justin kambuh.

Penyakit ITP yang biasa ia dengar di luaran sana kini ia lihat sendiri pada sang cucu kesayangan. Justin mimisan dan mengeluarkan banyak darah dari hidungnya.

Tubuhnya pun memar seperti baru saja terkena pukulan benda tumpul.

"Aku tidak melakukan apapun Mike. Justin hanya bermain bersama dengan Dorothy. Dan saat aku sedang sibuk menelpon aku sudah melihat Justin berdarah." Megan menjawab dengan wajah pucat.

"Dorothy? Apa yang dilakukan wanita itu bersama dengan Justin mama?!" Michael langsung menegakkan punggungnya dan menatap tajam sang mama. Ia tahu siapa Dorothy. Wanita itu seringkali datang ke kantor atau ke Mansion untuk merayunya.

"Ia hanya mengajak Justin bermain teka-teki sayang. Dan kamu tahu, siapa yang menang harus membuat tanda di setiap sudut lapangan. Justin, kurasa ia sangat cerdas dan berhasil membuat banyak tanda di tempat itu." Megan menjelaskan dengan wajah yang masih sangat khawatir.

"Bisa aku tebak kalau wanita itu membuat anakku kelelahan sampai membuatnya kembali berdarah?" ucap Michael dengan perasaan emosi di wajahnya.

"Justin tidak bisa beraktivitas terlalu berat mama. Dan kamu sudah tahu hal itu lalu kenapa kamu mengizinkan wanita itu melakukannya?!" Michael tanpa sadar berteriak pada wanita yang telah melahirkannya itu.

Megan tersudut dan segera memberikan alasan kenapa ia melakukan semuanya.

"Dorothy hanya ingin berkenalan dengan putramu Mike. Mereka berdua sangat cocok dan kurasa ia juga bisa menjadi ibu sambung dari Justin."

"Cukup mama! Aku tidak suka mendengarnya. Kamu tahu kalau aku sangat mencintai Sienna jadi berhentilah mencarikan aku wanita lain." Michael geram. Hanya karena ia takut berdosa pada sang mama makanya ia tidak ingin masalah ini berlanjut.

"Mike, ini bukan salah Ibumu. Aku yang salah. Aku hanya ingin akrab dengan Justin," sahut Dorothy dengan wajah yang tampak sangat menyesal. Rupanya ia baru saja tiba dan mendengar perdebatan mereka.

"Aku tidak pernah membutuhkan wanita lain untuk akrab dengan Justin. Ia sudah cukup denganku dan juga Sienna!" tegas Michael dengan rahang mengeras.

"Sienna tidak ada dan tidak bertanggung jawab Mike. Ia meninggalkan putramu di saat ia sedang butuh kasih sayang. Jadi lupakan Sienna. Dorothy lebih pantas mendampingimu dan juga Justin." Megan masih berkeras dengan keinginannya itu.

"Dan kamu pun bisa meninggalkan kami berdua saja mama. Aku bisa merawat putraku sendiri." tegas Michael dengan wajah datar.

"Michael! Apa yang kamu katakan hah?!" Megan langsung emosi. Ia tak menyangka putranya akan berkata seperti itu padanya.

"Aku mengatakan yang ada di dalam hatiku mama," jawab pria itu dan meninggalkan Megan yang sedang sangat marah. Ia langsung memasuki ruangan Justin.

Hatinya bagaikan diremas-remas melihat keadaan sang putra saat ini.

"Justin, kamu akan baik-baik saja my boy," ucapnya berbisik. Ia pun mencium pucuk kepala anak itu dengan hati yang sangat sedih.

"Dad, apakah aku bisa mencari mommy bersamamu?" tanya anak itu dengan wajah yang sangat pucat.

"Tentu saja. Tapi kamu harus sembuh dulu ya," balas pria itu dengan senyum yang ia paksakan.

"Kamu harus banyak minum susu dan juga minum obat secara teratur. Setelah kamu sudah cukup kuat kita akan menemui Tuan Ford. Kurasa ia telah menyembunyikan mommy dari kita my boy."

"Ah iya dad. Aku akan melakukan apa saja yang penting bisa bertemu dengan mommy."

"Good Boy!" Michael tersenyum kemudian meraih tangan kecil Justin dan menciuminya. Ia benar-benar berharap Harrison Ford mau memberinya informasi tentang keberadaan Sienna.

Sienna, apakah kamu sama sekali tidak rindu pada putramu?

Justin sedang sakit Sienna. Dan aku tidak akan sanggup jika hanya sendirian. Aku butuh kamu.

Aku tahu aku tidak pernah ada di dalam hatimu tapi Justin sangat menginginkanmu sayang. Tolong kembalilah.

Justin ingin kita berdua yang merawatnya.

Apakah kamu tahu kalau aku tak akan sanggup jika melalui ini sendiri.

Michael membatin dengan hati yang sangat rapuh. Ia bisa tampak baik-baik saja dari luar tapi sungguh, ia tidak sekuat itu.

Sementara itu, Megan tersenyum licik dari balik pintu. Ia menatap Dorothy kemudian berucap, "Kita harus menemui Harrison Ford sebelum Michael sampai di sana sayang. Aku tidak suka kalau ada yang menggagalkan rencanaku."

"Tentu saja bibi. Aku akan dengan senang hati menemui pria tua itu, hehehe," kekeh Dorothy dengan rencana licik di dalam kepalanya.

Mereka berdua pun segera pergi dari rumah sakit itu dengan hati yang sangat senang.

🍁🌺

*Tobe Continued.

Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?

Nikmati alurnya dan happy reading 😊.