Elora Thomas Blossom, merupakan seorang gadis cantik yang sangat Malang, Ia hidup dalam sebuah tekanan yang terus membuatnya sedih. Perceraian kedua orang tuanya sendari kecil, serta mendapat Ibu tiri yang sangat kejam, membuat hidupnya sangat pilu. Ditambah lagi ayah kandungnya sendiri yang tidak pernah menganggapnya, dan hanya menyayangi saudari tirinya saja.
Ia memiliki seorang kekasih yang sangat ia sayangi, mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Namun Elora tidak tau mengapa, kekasih yang akan menikahinya itu tiba-tiba membatalkan pernikahannya secara sepihak. Hal itu mampu membuat Elora tambah tersiksa, Ia terus dicaci maki oleh keluarganya.
Sampai akhirnya Ia tidak
Menyangka bertemu seorang CEO yang sangat angkuh, karena Ia telah menolong Ibu sang CEO.
Karena kebaikanya itu, Ibu sang CEO memaksa putranya untuk menikahi gadis itu disaat mereka berdua belum saling mengenal dan saling mencintai.
Dengan terpaksa Elora mau menikah dengan CEO itu dengan tujuan suapaya Ia bisa keluar dari keluarga yang terus menyakitinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kadek Widianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25. Terbuai?
Desir angin menyapu bersih wajah putih bak porselin yang sangat cantik. Bagaimana seorang Xander bisa menolak keindahan yang dimilikinya itu. Apa benar dengan apa yang dikatakan Tuan Vinson tentang Xander yang bukan merupakan pria normal.
Kakinya masih berdiri kokoh di depan rumah yang sangat mewah yang lebih pantas disebut dengan mansion.
Jawaban yang belum keluar dari bibir Ema masih terus menggantung hatinya yang penasaran. Mengapa gadis itu memilih untuk pergi daripada menjawab pertanyaan spontan Elora. Jujur saja gadis itu merasakan rasa cemburu yang merasuk ke dalam hatinya, ketika Ema mengatakan bahwa Ia sering menjenguk Zein dan dipercayai untuk merawat Pria itu oleh Bella dan juga David.
Kakinya membawa dirinya berjalan menelusuri taman-taman indah di rumah itu yang bisa membawa ketenangan dalam hatinya sejenak. Beberapa kali ia berdecak kagum pada bangunan-bangunan kokoh nan mewah serta hamparan taman bunga yang sangat elok.
“El, kau sudah pulang” Tanya Stella yang mendapati Elora tengah duduk di taman belakang. Gadis itu lebih memilih bersantai disana menikmati hembusan angin yang menyegarkan dirinya dibandingkan masuk ke dalam rumah yang mungkin akan membuat dirinya suntuk
“Sudah bu!” Jawab Elora singkat kemudian berusaha mengembangkan senyumannya pada Ibu Mertuanya.
“Bagaimana kondisi teman yang kau ceritakan itu El” tanya Stella lagi lalu ikut duduk disebuah bangku panjang berwarna putih di sebelah Elora.
“Masih belum ada kemajuan bu!” Ucap Elora sedih.
Stella pun bisa merasakan bagaimana perasaan pilu dari seorang Elora yang memikirkan keadaan temannya yang dimaksud. Untuk menghibur Elora, Stella menarik halus tangan gadis itu membawanya pergi untuk sekedar membuat hati gadis itu lebih tenang.
*****
“Bu, sudah cukup!” Protes Elora pada Stella yang terus-menerus menambah belanjaan untuk dirinya di keranjangnya yang sudah penuh.
“Tidak masalah sayang, berbelanjalah yang banyak sesuka hatimu, Ibu akan lebih senang jika kau membeli barang yang lebih banyak” Lagi-lagi tingkah berlebihan Ibu mertuanya membuat Elora sungkan. Sebelumnya Ia tidak bernah membeli kebutuhan pribadi dan pakaian sebanyak itu. Ia lebih senang menggunakan uangnya untuk sekedar membeli makanan yang disukainya.
Gadis itu lumayan senang di ajak oleh Ibu Mertuanya berbelanja di Mall terbesar yang ada di kota itu, karena sebelumnya bisa dikatakan Elora sangat jarang menginjakkan kaki di pusat perbelanjaan tempatnya berdiri sekarang.
Tanpa mereka sadari, di lantai atas ada seorang gadis yang tengah memperhatikan keduanya. Ia menatap penasaran ke arah Stella dan juga Elora yang terlihat sangat akrab dan hangat.
Gadis itu mencoba mendekat ke arah mereka untuk menanyakan sesuatu yang mengganjal di hatinya.
“Tante, Elora! Sedang apa kalian disini” Tanya Danella dengan raut wajah yang sangat serius.
“Danella, kau tidak datang ke pesta pernikahan Xander kemarin, apa kau sedang sibuk?” Ucap Stella yang tidak menjawab pertanyaan Danella sebelumnya.
“Ma-af tante, aku tidak sempat untuk datang ke acara pernikahan Xander dan juga kekasihnya. Aku sangat sibuk dengan aktivitasku yang begitu padat.
“Tidak masalah Danella. Tante disini sedang menemani menantu tante Elora untuk membeli beberapa kebutuhannya. Apa kau juga sedang berbelanja?”
“Eloraa, menantu tante? Apa aku sedang bermimpi?”
“Ella, kau tidak sedang bermimpi. Kau pasti tidak percaya aku sudah menikah” ucap Elora menatap sendu ke wajah Danella yang sangat bingung.
“Bagaimana aku bisa percaya Elora, aku tak percaya kau telah menikah dengan Xander, dan merebutya dariku. Zein! Kau juga yang membuat Zein kecelakaan hingga koma sampai sekarang.
Danella berlari sekuat mungkin menjauh dari Elora dan juga Stella. Gadis cantik itu menahan rasa kecewa yang menyelimuti hatinya. Ia sakit hati karena mengetahui Xander menikah dengan Wanita lain. Namun kali ini Ia lebih sakit ketika mengetahui Elora lah yang menikah dengan Xander, dan membuat sahabatnya sendiri kecelakaan. Danella merasa dirinya dan Zein sama-sama dibuat hancur oleh orang yang sama.
“Aku sangat membencimu Elora”
Di satu sisi Elora masih menatap Danella yang berlari kencang tanpa meninggalkan jejak langkahnya. Mengapa dirinya dikatakan merebut Xander. Apa sebelumnya gadis itu punya hubungan dengan pria yang sekarang telah menjadi suaminya tanpa Ia ketahui?
“El, omongan Danella jangan dimasukin ke hati. Kau bukan merebut Xander darinya. Xander sendiri yang mengatakan bahwa Ia sama sekali tidak menyukai Danella” Ucap Stella yang sedikit menenangkan hati gadis itu.
Bagaimanapun Ia sangat mengenal Danella yang juga sangat berteman baik dengan Zein, gadis itu juga sangat baik dengan Elora, bahkan Danella juga orang yang paling semangat mendukung hubungannya dengan Zein.Tangan mungilnya mengusap air mata yang tiba-tiba jatuh membasahi pipinya. Ia merasa begitu tertekan ketika semua orang menyalahkannya atas kecelakaan yang menimpa Zein. Andaikan Ia tahu pernikahan yang Ia harapkan bisa mengeluarkannya dari penderitaan, malah menjadikan dirinya lebih rumit dari sebelumnya, mungkin gadis itu akan menolak tawaran pernikahan yang secara tiba-tiba mendatanginya jika Ia tau semua itu akan terjadi. Dirinya begitu merasa berdosa dengan pihak-pihak yang telah tersakiti.
“El, apa seseorang yang bernama Zein adalah orang yang kau jengguk tadi pagi. Mengapa Danella menuduh kau atas musibah yang menimpanya?”
“Entahlah bu, semua orang juga mengatakan hal yang sama. Dan elora juga merasa sangat bersalah dengan kecelakaan yang menimpa Zein”
Gadis itu menunduk lesu yang semakin membuat Stella penasaran. Tapi Ia enggan untuk menanyakan semua hal tentang itu.
“Lain kali Ibu akan menemanimu menjengguk temanmu itu El”
*****
“Darimana saja?” Tanya Xander yang telah berada di ranjang dan mengenakan piyama tidurnya. Jam di nakas sudah menunjukan pukul 10 malam.
Gadis itu sedikitpun tidak berniat untuk menjawab pertanyaan dari suaminya yang tidak pernah mengharapkannya. Ia memilih berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan keringat yang lengket menempel di tubuhnya.
“Dasar tuli” umpat Xander pada Elora yang sudah masuk ke dalam kamar mandi.
Gadis itu mengguyur dirinya dengan dinginnya air Shower yang bisa menyejukkan kepalanya yang panas.
Setelah merasa lebih segar Ia bergegas mengerigkan tubuhnya yang sangat harum beraroma Rose yang sangat memikat.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka menhadirkan Elora yang datang mengenakan pakaian tidur yang lebih menantang dari sebelumnya. Ia mengenakannya tidak lain karena paksaan dari Stella mertuanya.
Aroma bunga Rose yang sangat wangi menyeruak ke dalam rongga hidung Xander. Pria itu tidak menolak hidung mancungnya untuk mencium bau wangi itu hingga terbuai.
Semakin lama semakin mendekat jelas aroma yang memabukkan dirinya itu. Matanya menyorot tajam ke arah istrinya yang mengenakan pakaian tidur lebih seksi dari sebelumnya. Ia menatap Elora lekat dari ujung rambut sampai ujung kaki yang memiliki tubuh indah sangat sempurna. Ia tidak bisa menolak bahwa istrinya itu sangatlah menawan.
“Jangan terbuai jika tidak ingin jatuh cinta padaku Tuan Muda”
pak jahe pasti kasihan sama davira🤭🤭🤭