NovelToon NovelToon
Antara Benci Dan Cinta

Antara Benci Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Fantasi Wanita
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Cinta yang di awali kebencian Leon dengan seorang wanita yang bernama kirani, wanita yang berasal dari golongan orang yang tidak mampu. Sedangkan Leon yang berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, akan kah kisah cinta berakhir bahagia… Jika penasaran baca kisah lengkapnya di novel ini ya…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keisengan Leon.

Ruangan yang dulu di tempati alex kini berpindah tangan ke putra pertama alex yang bernama Thomas, di usianya kini alex akan mengembangkan usahanya di negara A.

“Pak Thomas…” kirani yang kini tengah dudu di sofa memberanikan diri memanggil Thomas yang terlihat sedang fokus dengan berkas yang di berikan alex sebelum dia pergi meninggalkan Thomas dan kirani.

“Hmm…” suara berat dan lembut dapat kirani dengar, rasanya jantung kirani merasa tidak aman mendengar suara Thomas.

“Anu… pak, apa bapak membutuhkan sesuatu. Saya bingung kalau tidak mengerjakan apapun di sini.”

“Mm… gini aja, tolong buatkan saya kopi americano. Maksud saya kopi tanpa gula, tapi jangan terlalu kental.”

“Baik pak… saya segera buatkan,” rani berlalu pergi tanpa menunggu Thomas menuyuruhnya.

“Unik benar benar unik wanita itu.” Thomas memutar mutarkan kursinya, sambil melihat ke arah rani yang berlalu pergi.

Rasanya Thomas memiliki mainan baru selama di perusahaan selama berada di dekat rani, dia kembali fokus memahami berkas yang ada di depannya.

Kreeek… terdengar suara pintu di buka, tampak kirani membawa penampan dengan segelas kopi hitam di atas penampan dan juga es batu di gelas lainnya.

Senyum mengembang Thomas berikan melihat kecerdasan kirani, dia belum sempat bilang jika Thomas tidak menyukai kopi panas.

“Ternyata kamu cerdas juga ya, aku belum sempat memberitahu kamu jika aku tidak suka dengan kopi panas.”

Rani meletakkan kopi tersebut di samping meja kerja Thomas, dia sedikit menjauhkan gelas tersebut tanpa mengganggu kerjaan Thomas.

“Saya sudah bisa menebak apa yang anda sukai pak.”

“Hmm… baiklah kamu boleh kembali duduk, sebentar lagi kita keluar untuk makan siang.”

Melihat berkas yang masih menumpuk rani memberanikan diri memberi usulan untuk Thomas, dia masih berdiri tanpa mau menjauh dari Thomas.

“Kenapa kiran, apa yang mau kamu bicarakan.”

Rani menautkan kedua alisnya mendengar Thomas yang memanggilnya agak lain, rani teringat jika panggilan itu biasa di gunakan almarhum ayahnya dulu.

“Kenapa bapak memanggil saya dengan panggilan itu, bapak tahu tidak hanya almarhum ayah yang biasa memanggil saya dengan panggilan kiran.”

Thomas meletakkan pulpen yang ada di tangannya, dia memutar kursinya dan melihat kirani yang terlihat sedih.

“Maaf aku telah mengingatkan kamu dengan almarhum ayah kamu, tapi aku lebih suka memanggilmu dengan nama kiran. Panggilan itu terdengar sangat cantik dari pada panggilan sebelumnya.”

“Tidak apa apa pak, saya suka bapak mau panggil saya dengan panggilan itu. Saya jadi teringat dengan almarhum ayah saya.”

“Baiklah, mulai sekarang kamu akan aku panggil dengan panggilan kiran.”

Rani tersenyum malu malu tidak berani menatap Thomas, dia yang berbalik dan akan pergi teringat akan makan siang dan berkas yang tampak menumpuk di atas meja Thomas.

“Pak anu, begini pak. Saya lihat bapak terlihat sibuk, bagaimana jika kita makan di sini aja. Saya akan belikan beberapa makanan kesukaan bapak, bagaimana…”

Thomas mempertimbangkan usulan dari rani, dia terdiam sesaat dan selanjutnya mengangukan kepalanya.

“Baiklah, sebentar..” Thomas menggambil beberapa uang merah di dompetnya, dia segera menyerahkan ke rani yang masih setia berdiri di sampingnya.

“Ini untuk kamu belikan makan siang kita, ingat kiran untuk kita bukan untuk saya aja.”

“Baik pak, saya akan membelikan makanan pesanan bapak. Eh iya hampir lupa, bapak mau makan apa…?”

“Apa saja, kamu belikan makanan kesukaan kamu aja. Biar aku bisa mencicipi masakan negara ini.”

“Baik pak, saya pergi sekarang kalau begitu.”

Melihat kepergian rani Thomas kembali membuka berkas yang terlihat menumpuk di samping kanannya.

“Semangat Thom, kamu pasti bisa melalui semua ini.” Monolong Thomas membuka satu berkas dan segera mempelajarinya.

Sedangkan kirani berjalan sambil bersenandung, seragam kantor yang tadi dia pakai berganti dengan kemeja putih lengan seperempat dan juga celana kantor berwarna coklat muda.

“Aku akan belikan pak bos nasi padang aja, untuk makan siang.”

Saat akan keluar dari perusahaan rani tanpa sengaja berjumpa dengan Leon yang baru saja akan masuk, dia melihat rani yang terlihat senang.

“Cewek udik.” Lirih Leon melihat rani berjalan ke arahnya.

“Hei cewek udik…” tegur Leon menyapa rani, dengan kesal rani tidak membalas sapaan Leon.

“Sial bener tuh cewek, lihat aja ya… sebentar lagi kamu akan tunduk sama aku.” Batin Leon melihat kepergian rani.

Leon dapat melihat kepergian rani yang masuk kedalaman warung makan padang di seberang jalan, dia segera menghampiri rani yang kelihatannya akan makan di tempat tersebut.

“Bang pesen nasi pandangnya dua ya, komplit…”

Tempat itu adalah tempat langganan rani saat makan sehabis gajian, walaupun makannya hanya satu kali dalam sebulan rani menjadi akrab karena dia wanita yang sangat humbel sama semua orang.

“Siap neng… bentar abang buatin.”

Menunggu pesanannya jadi, dia duduk di kursi yang terlihat kosong. Belum juga dia menikmati waktu santainya, Leon tiba tiba duduk di samping rani, dia melihat rani yang masih saja cuek dengannya.

“Eh cewek udik, Dien Dien bae. Sudah tidak ingat sama hutang lo ya…”

Leon meningkatkan hutang rani ke Leon, dengan kesal rani melihat ke arah Leon.

“Ingat lah, tapi tunggu aku gajian. Akan aku bayar lunas semua hutangku, dan aku bisa hidup bebas tanpa gangguan dari orang macam kamu.”

Rani kembali menatap abang yang mengambilkan pesanan rani di etalase besar, laki laki muda tersebut sangat lincah saat membungkus nasi padang yang tadi dia pesan.

Arah pandang Leon mengikuti pandangan mata rani, dia merasa tidak percaya dengan rani. Ternyata selama ini rani menyukai abang nasi padang, Leon tersenyum samar.

“Liatinya biasa aja kali jangan sampai ngiler gitu.” Goda Leon melihat rani yang takjub akan kecepatan tangan dan bungkusan yang terlihat rapi.

“Hei bang, jangan sekate kate ya, aku nggak pernah ngiler. Kamu tuh yang sukanya ngiler kalau tidur.” Rani sengaja mengarang walau kenyataannya dia tidak seperti itu.

“Ngarang aja kamu.”

Sungut Leon yang masih setia menatap ke arah rani yang akan menggambil dua botol air mineral.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!