"Menikahlah denganku, maka aku akan memberikan cek satu juta dolar ini padamu dan jadilah suamiku selama satu tahun," Marien Douglas.
"Jika begitu, aku tidak akan ragu asal kau mau menikahi pria cacat ini!" William Archiles.
Kedua insan yang ditemukan setelah mengalami sakit hati, memutuskan untuk menikah. William dicampakan oleh kekasihnya tepat saat dia ingin melamar kekasihnya karena kedua kakinya yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan, sedangkan Marien melarikan diri saat hendak dijual pada pria tua menggantikan kakaknya. Mereka berdua bertemu di tempat yang sama lalu memutuskan untuk menikah dengan tujuan masing-masing. Akankah semua berjalan sesuai dengan rencana mereka dan tanpa Marien sadari, pria yang dia nikahi bukanlah pria biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kejutan
Makan malam yang kacau semakin membuat Alexa dendam dan benci dengan Marien juga suami Marien. Tidak saja dendam, dia juga memiliki misi untuk memisahkan Marien dengan suaminya. Dia harus melakukannya jika dia menginginkan saham yang dia miliki kembali lagi bahkan ayahnya berjanji akan menambahkannya.
Karena itulah, Alexa begitu bersemangat. Dia mencari keberadaan Marien terlebih dahulu tentunya dengan bantuan Zack. Dia tahu Marien tidak akan pergi jauh, sasarannya adalah rumah yang ditinggalkan oleh ibu Marien karena dia tahu akan rumah itu, Tadinya dia tidak memikirkannya karena dia merasa tidak penting untuk tahu Marien tinggal di mana tapi sekarang, dia harus tahu.
Menghancurkan William adalah urusan Zack, dia yakin pecundang yang sedang mencari pekerjaan itu tidak akan medapatkan pekerjaan seperti yang Marien alami saat ini. Sebentar lagi, mereka pasti akan berpisah seperti yang ayahnya inginkan.
Alexa memerintahkan seseorang untuk mengintai rumah itu. Rumah yang tidak besar itu sangat sepi karena Marien dan William sedang pergi. Marien pergi mencari pekerjaan seperti biasanya sedangkan William berada di kantor. Tidak ada yang tahu siapa dirinya apalagi Alexa yang ingin menghancurkan dirinya William bahkan tidak sedang mencari pekerjaan seperti yang dia katakan. Biarkan saja mereka beranggapan demikian, dia tidak peduli.
Steve menghampiri William dengan beberapa berkas yang baru saja dia ambil. Berkas itu diletakkan ke atas meja, William melihatnya lalu melihat ke arah Steve.
"Wanita yang kau nikahi mengirimkan surat lamaran di perusahaanmu, Sir. Apakah kau ingin menerimanya atau tidak?" tannya Steve.
William masih melihat data Marien tanpa menjawab. Sepertinya Marien sedang berjuang keras untuk mendapatkan pekerjaan. Dia yakin Merien pun sedang mencari pekerjaan saat ini tapi dia tidak akan memberikan Marian pekerjaan. Selain identitas dirinya akan ketahuan tapi dia sudah memiliki rencana untuk Marien.
"Bagaimana dengan perusahaan itu? Apa pemiliknya belum mau melepaskannya?" tanya William sambil meletakkan data milik Marien. Steve memang sudah menemukan sebuah perusahaan yang sudah akan gulung tikar dan memberikan penawaran pada sang pemilik namun harga yang ditawarkan belum cocok sama sekali.
"Dia meminta tambahan dua ratus ribu dolar lagi, Sir. Apa kau mau?" tanya Steve pula.
"Seratus ribu, katakan padanya aku akan menambahkan seratus ribu dolar. Ini tawaran terakhir dan jika tidak mau maka lupakan. segera cari yang lain karena aku tidak mau menunggu lama!" perintahnya.
"Baik, Sir. Lalu bagaimana dengan wanita itu, apa kau akan memberikannya pekerjaan?"
"Tidak, segera perintahkan seseorang untuk menghubunginya dan katakan jika dia tidak diterima di perusahaan ini!"
"Baik, Sir!" Steve kembali mengambil data milik Marien. Dia kira bosnya akan menerima wanita itu bekerja tapi nyatanya tidak. Steve keluar dari ruangan, dia harus melakukan perintah dan meminta seseorang untuk menghubungi Marien serta melakukan negosiasi terakhir.
Marien baru saja keluar dari sebuah pusat perbelanjaan sambil membawa beberapa barang yang dia beli. Tentunya yang dia beli adalah bahan-bahan makanan. Ponsel yang berbunyi menghentikan langkahnya. Marien tidak tahu jika yang menghubunginya adalah karyawan suaminya sendiri. Tentunya kabar tidak menyenangkan yang dia dapatkan.
Sebuah perusahaan besar bahkan tidak menerima dirinya. Apakah dirinya yang kurang kompeten ataukah Zack Erson mengenal pemilik perusahaan itu dan meminta sang pemilik untuk menutup akses untuknya? Marien menghela napas, beberapa hari ini dia sudah mencari pekerjaan tapi tidak ada yang dia dapatkan.
Sebaiknya dia pulang, membersihkan rumah. Petualangan hari ini berakhir, sepertinya dia harus berhenti sebentar sampai situasi aman. Mungkin dengan demikian dia akan mendapatkan sebuah pekerjaan setelah beberapa saat berlalu.
Marien kembali tanpa tahu jika ada yang mengintai dirinya. Dia terlihat lesu dan tidak bersemangat. Ternyata hidup cukup sulit, semua tidak berjalan sesuai dengan rencana. Kabar keberadaan dirinya sudah Alexa dapatkan, sudah dia duga Marien pasti berada di sana. Saatnya menyapa sang adik untuk memberikan undangan pernikahannya.
Termenung, itu yang Marien lakukan setelah tiba. Dia malas melakukan apa pun oleh sebab itu Marien berbaring di sofa dengan tatapan menerawang. Marien semakin tidak bersemangat bahkan tampak enggan saat menjawab panggilan dari William.
"Ada apa denganmu?" tanya William karena istrinya tidak seperti biasanya.
"Tidak ada apa-apa. Kenapa kau mencari aku? Apa kau sudah akan pulang?"
"Aku ingin mengajakmu makan malam, Marien."
"Makan malam?" Dengan perlahan Marien duduk di atas sofa.
"Yes, apa kau mau hadiah?" tanya William.
"Wow, jadi kau mengajak aku makan malam untuk memberi aku hadiah?"
"Yes, Marien. Ada sebuah hadiah yang ingin aku berikan padamu oleh sebab itu makan malam denganku jika kau ingin mendapatkannya!"
"Tapi aku tidak sedang ingin merayakan apa pun, William. Aku sedang berduka akan hari burukku!"
"Jadi karena hal itu kau tidak bersemangat?"
"Yeah, aku rasa kau tahu. Aku sudah berusaha tapi selalu ditolak bahkan sebuah perusahaan besar saja tidak menerima aku!" ucap Marien.
William belum menjawab. Oke, Marien pasti baru mendapatkan telepon dari karyawannya. Mendadak dia jadi iba dengan istrinya itu tapi tidak jadi soal, setelah ini Marien tidak akan lagi bersusah payah mencari pekerjaan di luar. Meski dia tidak tega tapi harus dia lakukan demi kejutan yang akan dia berikan.
"Bagaimana denganmu, William. Apa kau sudah menemukan pekerjaan?"
"Tidak, tapi sahabatku mengajakku untuk berbisnis. Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku."
"Baiklah, setidaknya kau tidak menyedihkan seperti aku. Semoga saja Alexa tidak tahu apa yang sedang kau lakukan. Sekarang katakan padaku, di mana kita akan makan malam?"
"Aku sedang mencari tempat yang bagus jadi tunggulah. Berdandan yang cantik karena akan ada yang menjemputmu nanti."
"Benarkah?" Marien mengernyitkan dahi. Apa William memiliki uang untuk itu semua?
"Tentu saja, cukup tunggu di rumah dan jangan pergi ke mana pun sebelum jemputan datang!"
"Tapi, William. Kau akan menghabiskan banyak uang. Sebaiknya jangan menyia-nyiakan uang untuk sesuatu yang tidak penting!" ucap Marien.
"Tidak perlu khawatir, Marien. Uang satu juta dolar yang kau berikan aku gunakan dengan baik!"
Marien mengernyitkan dahi, apa maksud perkataan William tapi biarlah, dia sudah memberikan uang itu jadi terserah William mau menggunakan uang itu untuk apa. Lagi pula uang itu milik Zack yang dia curi jadi dia tidak kehilangan apa pun.
"Baiklah, aku akan menunggu!" ucap Marien.
"Bagus, jangan lupa untuk berdandan yang cantik."
"Tentu," entah hadiah apa yang akan diberikan yang pasti dia jadi sangat ingin tahu.
Marien kembali berbaring di sofa setelah berbicara dengan William. Waktu masih menunjukkan jam dua siang, sebaiknya dia tidur sebentar karena dia memiliki banyak waktu. Lagi pula William tidak mungkin marah hanya karena dia terlambat sedikit namun hari melelahkannya belum berakhir karena Alexa mendatangi rumahnya.
Suara ketukan pintu membangunkan Marien dari tidurnya. Marien terkejut karena dia menyangka jemputan yang dimaksud oleh William sudah datang. Marien panik sendiri, celaka. Dia belum mandi dan bersiap-siap. Semoga saja orang yang diutus oleh William mau menunggu namun ketika pintu sudah terbuka, Marien tampak tidak senang karena Alexa berdiri di luar.
"Well.. Wel, ternyata pecundang ini tinggal di sini!" ucap Alexa.
"Apa maumu? Untuk apa kau datang?"
"Tentu saja melihat keadaanmu!" Alexa menerobos masuk ke dalam. Marien menghela napas, sungguh menyebalkan. Harinya sudah berat tapi kedatangan Alexa justru membuat harinya semakin berat. Awas saja jika Alexa menghina dirinya atau William, akan dia usir dengan sapu sampai keluar.