Aileen adalah seorang pelajar SMU tomboy, pandai dan berprestasi. Tapi sayang, anggota keluarganya tidak memperdulikannya.
Suatu hari datang tawaran beasiswa dari seorang kakek kaya. Dengan syarat, Aileen harus menjadi sahabat cucu ke dua kakek dan membuatnya bertobat ke jalan yang benar. Pensiun menjadi ketua geng motor dan tidak lagi berkelahi.
Mampukah Aileen melakukan syarat-syarat yang diberikan kakek?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss DK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketos Bar-Bar
Mobil yang ditumpangi Russel mulai memasuki area sekolah Maria Regina Berhenti tepat di depan lobby gedung SMU. Supir segera turun dari mobil dan membuka pintu mobil.
"Silahkan turun, Tuan Muda Russel."
Russel pun segera mengambil tas ranselnya dan turun dari mobil.
"Terima kasih, Pak. Russel sekolah dulu ya! Jangan lupa nanti jemput Russel pukul tiga siang," ucap Russel.
"Kok jam tiga siang, Tuan? Kata tuan besar, Tuan Muda Russel hari ini tidak ada latihan basket, saya diminta menjemput Tuan Muda Russel jam setengah dua siang. Jadi nanti saya jemput jam setengah dua saja ya. Saya takut dimarahi tuan besar," balas Pak Agus, supir yang bekerja di kediaman Russel.
'Aduh, padahal aku mau mampir ke asrama dulu setelah pelajaran sekolah selesai. Ingin menjelaskan duduk permasalahan kenapa harus menghindari Aileen untuk sementara waktu. Tapi ternyata, kakek tidak ingin aku ngobrol-ngobrol dengan sahabat-sahabatku. Huh! Apa boleh buat? Terpaksa aku harus pulang tepat waktu. Baiklah, nanti aku akan menelepon Aileen saja,' batin Russel.
"Ya, Pak. Kalau begitu jemput saja sesuai waktu yang disuruh kakek. Russel pasti sudah ada di lobby saat Pak Agus menjemput," ucap Russel sambil menghembuskan nafas kecewa.
"Terima kasih atas pengertiannya, Tuan Muda. Kalau begitu saya permisi pulang," ujar Pak Agus senang karena tuan muda ini sudah sopan, sangat penurut pula, tidak pernah membantah dan tidak pernah membuat susah.
"Ya. Hati-hati di jalan, Pak." Russel melangkah menaiki tangga menuju lobby sekolahnya.
Supir segera masuk ke dalam mobil dan mengemudi dengan hati-hati pulang ke kediaman Hidayat.
***
Russel masuk ke dalam ruang kelasnya. Langsung meletakkan tasnya ke atas meja, menyandarkan punggungnya tegak di atas kursi. Ia memperhatikan sekelilingnya dan ia dapat merasakan bagaimana semua mata memandang kepadanya.
Sedang mulut mereka sibuk berbisik-bisik hingga terdengar seperti suara lebah yang mendengung. Pasti dan yakin karena berita di koran yang fenomenal itu. Berita hoax itu sudah membuat Russel digunjingkan habis-habisan pagi ini.
Tiba-tiba ketos yang super galak bersama para gadis-gadis belia yang menamakan dirinya fans berat Russel masuk ke dalam ruang kelas. Mereka berbondong-bondong menghampiri Russel yang baru saja menikmati kerasnya bangku kayu sekolah.
"Apakah benar kamu pacaran dengan Aileen, Russel?" tanya ketos dengan suara yang dingin sedingin es di kutub.
Russel hanya mendengus. Malah membuka resleting tasnya dan mengeluarkan beberapa buku dan kotak pensil dari dalam tas. Persiapan untuk pelajaran pertama. Russel nampak malas menanggapi pertanyaan dari ketos dan para penggemarnya.
"Russel, ayo dijawab dong. Jangan diam saja," rayu seorang gadis di samping ketos.
Russel menyungging senyum miring, masih malas membuka mulut.
Karena melihat Russel tidak kunjung memberi jawaban, ketos pun beralih menghampiri Aileen yang duduk tak jauh dari Russel. Jason yang melihat gelagat kurang baik dari ketos langsung pasang badan untuk melindungi Aileen. Ia tidak mau ketos melukai Aileen secara fisik maupun verbal. Sudah cukup sahabatnya yang cantik itu mendapat KDRT dari keluarganya sebelum datang ke asrama sekolah. Jangan sampai di sekolah juga dibully habis-habisan.
"Hallo, Ketos. Apa kabar?" tanya Andrew langsung menarik pergelangan tangan ketos. Senyum semanis gula-gula di toko permen segera dilempar Andrew.
"Baik." Ketos menatap Andrew dengan tajam lalu menatap pergelangan tangannya yang masih digenggam Andrew.
Andrew buru-buru melepas genggaman tangannya dan kembali melempar senyum tapi kali ini senyumnya canggung karena ketahuan tidak tulus memberi salam pada ketos.
"Kalian berdua mau melindungi Aileen sampai kapan sih? Sejak dia datang ke sekolah ini, semuanya jadi runyam. Russel tiba-tiba pensiun jadi ketua geng motor dan sekarang media sibuk memberitakan Russel pacaran di sekolah. Berciuman mesra dengan Aileen Beatrice. Menyebalkan!" bentak ketos emosi maju menerobos Jason, ingin memukul Aileen.
"Maaf, Ketos. Tolong masalah ini dibicarakan baik-baik agar tidak sampai terjadi tindak pidana penganiayaan yang diatur dalam Pasal 351 KUHP dan tindak pidana pengeroyokan yang diatur dalam Pasal 170 KUHP. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah," ucap Andrew kembali menarik pergelangan tangan ketos, berusaha menakut-nakuti ketos yang bertindak sangat bar-bar.
"Kalau begitu akan kubayar empat ribu lima ratus rupiah tunai agar aku bisa menampar wajah Aileen sekali saja," pekik ketos makin emosi berusaha melepaskan genggaman Andrew.
Brak! Russel menggebrak meja tulisnya, bangkit berdiri menjulang di antara para siswa lainnya.
"Memangnya kenapa kalau aku keluar dari geng motor dan punya pacar? Kan itu hakku! Hakku! Kalian tidak berhak mengatur-atur aku. Terserah aku lah mau keluar dari geng motor. Suka-suka aku lah mau pacaran dengan gadis mana pun. Dan tentang berita di surat kabar pagi ini, kalian tahu itu semua hoax. Itu foto editan. Aku tidak berciuman mesra dengan Aileen tapi aku memberinya CPR. CPR. Judulnya saja dibuat bombastis biar surat kabarnya laku keras. Tapi kenapa kalian malah mempercayainya? Konyol sekali," ucap Russel sembari tertawa mengejek pada ketos yang sok mengatur hidup orang lain.
"Ribut-ribut seperti ini sungguh tidak ada gunanya. Dan kau, ketos macam apa kau ini?" Russel menunjuk ibu jarinya ke arah ketos.
"Mengerahkan banyak orang untuk membully sahabatku. Seharusnya aku tidak memilihmu saat pemungutan suara tahun lalu. Memalukan! Ketos kok tidak punya sopan santun dan aturan. Terlalu bar-bar," ujar Russel lagi.
"Aku memalukan? Aku bar-bar? Aku tidak akan berbuat seperti ini jika aku tidak mencintai dan mengidolakanmu, Russel," ucap ketos membela dirinya sendiri. Play as a victim mulai digembar gemborkan ketos.
"Cinta yang benar tidak mungkin sepicik itu, Ketos. Sepertinya kamu ini suka mencari-cari kesalahan orang lain, mencari pembenaran atas perilakumu yang menyimpang. Apa kamu tidak merasa bahwa di sini yang menjadi korban itu Aileen, bukan kamu ketos," bantah Russel sebal.
"Tolonglah, hargai diri kalian sendiri. Pikirkan kembali semuanya dengan kepala dingin. Pakai logika kalian, jangan hanya mengutamakan rasa cemburu dan iri hati. Karena aku tegaskan sekali lagi semuanya bukan salah Aileen. Ingat itu! Dan sekarang kalian bubar semua. Kembali ke kelas, pelajaran akan dimulai. Sekolah yang benar bukan mikir cinta-cintaan," ucap Russel tegas.
Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruang kelas.
"Benar sekali apa yang dikatakan Russel. Sekolah yang pinter, jangan mikir pacaran dulu kalau nilai masih timbul tenggelam di garis KKM," ucap orang itu.
Semua menoleh ke arah sumber suara dan mendapati kepala sekolah sedang berdiri di dekat pintu kelas.
Tanpa diperintah lebih lanjut, gadis-gadis yang tidak berkepentingan di kelas 11A segera keluar dari sana. Hendak kembali ke kelas masing-masing dengan perasaan masih belum puas memaki-maki Aileen Beatrice. Sebelum kepala sekolah menghukum mereka semua.
Sayang, di depan kelas sudah ada guru BK dan sederet guru bidang kedisiplinan pelajar. Mereka siap mengarahkan gadis-gadis yang kemarin tertangkap kamera cctv melakukan aksi kejar-kejaran hingga menyebabkan Aileen tenggelam di kolam teratai, ke ruang BK.
Gadis-gadis itu akan dibrefing agar tidak membully atau bertindak anarkhis pada Aileen lagi. Jika sampai tertangkap melukai Aileen, mereka akan dikeluarkan dari sekolah.