warning : Jika tak suka dengan cerita saya, tinggalkan jangan memberi ulasan buruk Terima kasih salam sobat online.
Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Saat sampai di depan rumah sakit Arvin menyuruh Aurora untuk turun, karena dia akan pergi ke kantor.
"Sudah sampai turun lah." ucap Arvin dengan nada ketus.
"Aduh Vin perut saya sakit...! Bisa gak kamu antar saya masuk, saya gak kuat jalan." rintih Rara.
Mendengar ucapan Rara, Arvin tersenyum dan turun dari mobil, Aurora mengira Arvin bersedia mengantar nya masuk kedalam, dia tersenyum senang saat melihat Arvin memutari mobil menuju kearah pintu mobil nya. Arvin membuka pintu mobil dan langsung membentak Aurora untuk turun.
"Turun...!" bentak Arvin kearah Rara.
Aurora terkejut dengan apa yang dia dengar, Arvin membentak nya, Arvin nyangka melihat Aurora tak kunjung turun langsung menarik tangan Aurora agar keluar dari mobil nya.
"Awww...! Sakit Vin, kasar banget sih jadi cowok." ucap Rara.
"Diam..! Kamu pikir saya Daffa yang mudah untuk di goda, sekali lagi kamu dekati saya dengan cara murahan kayak gini bersiaplah perusahaan papa mu menanggung akibat nya." Ancam Arvin.
Setelah menarik Aurora keluar dari mobil Arvin menyemprot mobil nya dengan pengharum ruangan agar wangi bekas minyak wangi Aurora yang meninggalkan aroma hilang. Arvin melajukan mobil menuju kekantor.
Setelah turun dari mobil Arvin, Aurora menghentak kaki nya kesal dengan sikap Arvin. Dia langsung mencari taksi untuk kembali kekampus dengan hati yang kesal.
*******
Sedangkan di kampus di dalam kelas Vania duduk diam sebelum bel jam masuk di mulai. Claudia yang melihat Vania diam mendekat.
"Saya duduk di sini ya." pinta Claudia.
"Duduk saja gak ada orang pun." jawab Vania
"Kamu kenapa Van? Saya perhatiin diam saja?" tanya Claudia.
Claudia tak sengaja melihat cincin yang melingkar di jari manis Vania. Dia sangat yakin cincin itu sangat mahal. karena melihat bentuk nya.
"Wah Van, cincin kamu bagus banget...! Pasti mahal kan?" tanya Claudia.
Aurora yang baru sampai depan pintu kelas langsung mendekat kearah Vania saat dia mendengar ucapan Claudia. Dia sempat melirik kearah tangan Vania yang menggunakan cincin.
Sedangkan Vania hanya tersenyum canggung saat Claudia teman satu bangku nya melihat cincin itu. Dia bingung mau berkata apa.
"Kenapa diam Van..! Cieee...! yang baru dapat cincin dari pacar baru grogi yaaa!" ledek Claudia dengan cara menyenggol - nyenggol pundak Vania.
Wajah Vania memerah saat di goda oleh Claudia, tapi seketika berubah menjadi kesal saat teringat jika Arvin tadi pergi bersama Aurora.
Aurora yang penasaran mendekat kearah Vania dan melihat cincin itu. Dia tau harga nya Vania tak akan mampu membelinya.
"Cincin yang bagus dari siapa?" tanya Rara.
Melihat Aurora mendekat kearah diri nya membuat dia kesal, Bukan kesal karena dia pergi dengan Arvin saja tapi kesal karena Aurora dulu sempat menghina nya. Vania tersenyum dan membalas semua ucapan Aurora.
"Kamu mau tau saya dapat cincin ini dari mana?"
Aurora mengangguk ingin tau. Dia penasaran pria mana yang sudah memberikan Vania cincin semahal itu.
"Arvin Evano Pradipta." ucap Vania.
Mulut terkejut dengan mata membulat dan mulut yang terbuka sedikit lebar hinga Claudia menutup nya dengan menyentuh dagu Rara.
"Gak segitu juga kali Ra kaget nya. Nanti lalat masuk." ucap Claudia.
Vania tersenyum sinis saat melihat reaksi kaget Aurora.
"Gak mungkin Arvin yang sombong, angkuh, dingin dan cuek memberi kamu cincin semahal ini. Apa yang sudah kamu berikan sama dia, jangan - jangan kamu sudah merayu dia atas ranjang agar bisa dekat dengan Arvin." tuduh Rara.
Semua orang yang mendengar ucapan Rara yang sedikit kuat langsung menatap kearah Vania dengan tatapan merendahkan.
Vania yang mendengar ucapan merendahkan Aurora yang dulu sangat akrab dengan diri ya sebagai sahabat, langsung berdiri dan memberikan tamparan dengan keras karena tak terima dengan ucapan Aurora.
PLAK...!
Satu tamparan keras di terima oleh Rara dari Vania hingga sudut bibir nya sedikit mengeluarkan d4r4h.
"Jaga mulut mu yang busuk itu. Saya bukan kamu atau kakak kamu yang suka merebut milik orang, Saya masih punya harga diri. Sebaik nya kamu nasehati kakak kamu jaga calon suaminya agar tak menggatal dengan wanita lain." ucap Vania.
Rara yang tak terima mendapat tamparan dari Vania yang dia anggap miskin dan rendah ingin membalas apa yang di lakukan Vania, sayang dosen masuk kedalam kelas hingga mengurungkan niat Rara untuk membalas perbuatan Vania.
"Lihat saja Van. saya akan balas tamparan mu 10x lipat." batin Rara dengan menatap punggung Vania yang ada di depan nya.
Rara mengepal tangan kuat saat teringat Vania menampar dengan keras. Dia diam - diam dari dosen mengirim pesan kesang ibu jika dia di tampar oleh Vania dan menunjuk kan bukti bibir dan pipi nya yang merah dan sedikit berdarah di sudut bibir.
******
Yunita yang sedang bersama dengan suami dan juga Clarissa, melihat notif pesan di ponsel nya, mereka menunggu kabar dari Rara tentang Arvin. Dia terkejut saat melihat wajah Rara yang merah dan bibir yang berdarah dan membaca pesan dari Rara.
"Mah, Vania nampar Rara di hadapan semua orang." aduh Rara.
"Lihat mas apa yang di lakukan gadis miskin itu terhadap putri kita dia nampar Rara sampai Rara kayak gini." ucap Yunita dengan menunjukkan foto yang di kirim Rara.
Aksa yang melihat foto wajah putrinya yang terluka mengepal kan tangan dia menahan amarah nya saat melihat putrinya di sakiti.
"Papa kenapa diam? Suruh bodyguard papa buat balas Vania." ucap Yunita.
"Iya pah. Kasihan Rara pasti sakit dan malu banget di tampar di hadapan semua orang." timpal Clarissa.
Aksa yang mendengar ucapan bodoh istri dan anak nya merasa kesal, jika saja dia tak memiliki perjanjian dengan Arvin, sudah pasti dia akan memberi pelajaran buat Vania karena sudah menyakiti dan membuat malu putri kesayangan nya.
"Kalian itu lupa atau gak mau tau. Perusahaan saja ada dalam genggaman Arvin, jika papa bertindak macam - macam dengan gadis itu, Arvin akan membuat perusahaan kita bangkrut mah. Papa bukan takut sama bocah ingusan itu. Tapi takut dengan kendali dua perusahaan. Sudah nanti kita balas setelah Arvin yakin jika kita tak mengusik calon istrinya." ucap Aksa.
Kedua wanita beda generasi itu hanya memasang wajah masam dan menarik nafas, saat mereka tak bisa melakukan apapun untuk membalas perbuatan Vania terhadap Aurora.
Yunita benar - benar melupakan jika Vania adalah putri kandung nya juga, demi membela putri dari suami, dia juga tak ingin jatuh miskin hanya karena mengusik Vania jika buka taruhan nya perusahan mereka.
,
waduh ..panitianya gmn itu ko GK ada yang bantu ....ayoo Arvin susul ja k tempatnya Vania dr padasakitnya nt makin parah....
kl hp ketinggalan apa gk di cek waktu berangkat, kl hp hilang apa gk di tempatkan di tempat aman.
Aku sering hiking tp segala sesuatu selalu cek, krn kl Ada sesuatu kita bisa cpt minta bantuan.
kl sprti ini berarti Vania kurang cerdas,.atau terlalu nganggep remeh kegiatan dan medan.
sebenarnya itu karma buat kamu Clarissa
ya ampun Arvin Arvin baru sehari udh kusut aja mukanya, apalagi kalo udh seminggu kayaknya udh gak karu-karuan tuh muka hahah/Facepalm//Facepalm/ aduh gak kuat ngakak gara² kebucinan Arvin ke Vania asli bikin ngakak/Facepalm//Facepalm/
apalagi kalo......,......
hmmm Clarissa kalau cerita apa yang terja sama dirinya gmn ya... sikap klg juga sikap Daffa kepadanya..
lebih aman Clarissa nikah ja sama Revan