Takdirku Turun Ranjang Dengan Suami Kakak Ku

Sebelum menikah dengan Sigit, Iren ingin jiarah ke makam Alm kakak nya, Iren ingin meminta restu dari Alm kakak nya, akhirnya Iren pergi di temani Sigit calon suami nya.

Iren dan Sigit kini sudah tiba di TPU rumah terakhir kakak nya.

selesai mendoakan Alm kakak nya ,Iren langsung meminta restu kakak nya

" Kak, gimana kabar kakak disana, Iren yakin pasti kakak sudah bahagia, dan Iren yakin kakak bisa melihat Iren, papa mama, kak Sigit dan juga ke dua anak kakak dari sana, Kak besok Iren dan mas Sigit akan menikah tolong restui Iren ya kak, Iren yakin kakak juga menginginkan keputusan yang Iren buat. Iren akan bertanggung jawab, Iren akan menerima kak Sigit dan Anak anak kakak sepenuh hati Iren, terimakasih sudah menitipkan harta yang paling berharga buat Iren" ucap Iren di batu nisan Tasya

" Sekarang kakak harus istrahat dengan tenang, Iren akan selalu mendoakan kakak"sambung Iren kembali sambil menahan tangis nya, Iren kemudian pergi dan mencium batu nisan Alm. Tasya

Setelah itu kini giliran Sigit yang ingin meminta restu ke Alm Istri nya, tetapi Sigit tidak ingin Iren mendengar curhatan hati nya

" Iren kamu tunggu kakak di mobil ya" pinta Sigit ke Iren, dan Iren pun langsung menyetujui permintaan Sigit, Iren tentu bisa mengerti kondisi hati Sigit saat itu

" Hai sayang,,bagaimana kabar kamu," ucap Sigit belum sempat ia menyampaikan kerinduan nya, air mata nya sudah mengalir deras dari wajah tampan nya, tangis Sigit pun semakin jadi ketika ia harus memandang batu nisan yang bertulis nama Istri nya.

" Aku sangat merindukan kamu sayang, bagaimana bisa kamu bahagia meninggalkan aku disini, apa ini juga keinginan kamu, untuk membiarkan aku menikahi Iren, sungguh ini berat buat aku, tapi aku gak ada pilihan, aku kasihan kepada anak anak kita, mereka sudah harus kehilangan ibu kandung mereka " ucap Sigit meluahkan semua isi hati nya

" Kamu istrahat yang tenang ya sayang, aku akan menjamin masa depan anak anak kita, dan aku akan berusaha menerima Iren sebagai istri aku, karna sampai kapan pun kamu tidak akan pernah tergantikan oleh siapa pun.

Restui aku mengambil keputusan ini sayang, restui aku menikahi adk kamu Iren, aku tidak akan pernah melupakan kamu, kamu selalu hidup di hati dan di pikiran aku" sambung Sigit kembali meminta restu dari Tasya

Sigit pun mencium batu nisan Alm istrinya, dan pamit pulang, ia segera menyusul Iren yang sedang menunggu nya.

"Maff ya, menunggu lama" ucap Sigit yang baru bergabung dengan Iren

"gak pa pa kok kak,,lebih lama lagi juga tidak masalah " jawab Iren yang tidak mempermasalahkan nya sama sekali

"Ya udah kita gerak aja ya, masih banyak yang harus kita siap kan" ucap Sigit kembali dan Iren hanya bisa mengangguk menuruti Sigit calon suami nya itu

Iren dan Sigit pun segera pulang, di dalam mobil tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun, hingga keadaan hening, beku seperti es.

Iren yang penasaran dengan Sigit pun membuka suara dan berhasil memecahkan suasana yang beku.

"Kak," panggil Iren yang ingin menanyakan sesuatu untuk Sigit

"hm," jawab Sigit ketus

" Ya sudah lah gak jadi" jawab Iren kembali yang langsung merasa kessal dengan jawaban Sigit

" loh kenapa " tanya Sigit penasaran

" Gak pa pa" jawab Iren cuek membalas Sigit

" Kamu kenapa Iren, apa yang ingin kamu tanyakan" tanya Sigit kembali yang merasa penasaran, apa yang ingin Iren ketahui dari nya

" begini kak, tapi kakak janji jangan marah" sambung Iren kembali semakin membuat Sigit penasaran

" Kamu mau nanya apa sih, lama banget, tinggal nanya aja susah " jawab Sigit yang sudah merasa kessal dengan Iren yang selalu menunda pertanyaan nya

" Anu kak, maff Iren lancang, Iren masih kepikrin dengan kata kata kakak kemaren," jawab Iren

" Yang mana," tanya Sigit kembali yang tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan Iren

" Kakak pura pura lupa atau bagaimana" ucap Iren yang juga sudah mulai merasa kessal

" Kalau kamu ingin tau sesuatu, kamu harus bertanya yang jelas, jangan suka nge gantung, bagaimana orang bisa tau, kamu sendiri tidak tau apa yang ingin kamu tanyakan " jawab Sigit yang sudah sangat merasa kessal dengan Iren

" Ya sudah lah lupakan saja Iren sudah gak mood " jawab Iren mengakhiri rasa penasaran nya

" Ya sudah " Jawab Sigit singkat

Iren pun merasa sangat kessal melihat Sifat Sigit yang cuek kaku bagai es, Iren pun menunjukkan muka kessal nya dan memalingkan muka nya ke arah jendela.