NovelToon NovelToon
Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:101.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Malam bahagia bagi Dila dan Arga adalah malam penuh luka bagi Lara, perempuan yang harus menelan kenyataan bahwa suami yang dicintainya kini menjadi milik adiknya sendiri.
Dalam rumah yang dulu penuh doa, Lara kehilangan arah dan bertanya pada Tuhan, di mana letak kebahagiaan untuk orang yang selalu mengalah?

Pada akhirnya, Lara pergi, meninggalkan tanah kelahirannya, meninggalkan nama, kenangan, dan cinta yang telah mati.
Tiga tahun berlalu, di antara musim dingin Prancis yang sunyi, ia belajar berdamai dengan takdir.
Dan di sanalah, di kota yang asing namun lembut, Lara bertemu Liam, pria berdarah Indonesia-Prancis yang datang seperti cahaya senja, tenang, tidak terburu-buru, dan perlahan menuntunnya kembali mengenal arti mencintai tanpa luka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 12

Pagi itu, langit Annecy berwarna kelabu pucat, tapi halaman depan Cafe de Lune justru tampak lebih hangat dari biasanya. Salju tipis menutupi atap bangunan, dan jejak kaki di jalan setapak mulai menghilang tertutup lapisan baru.

Adrian datang lebih awal, mengenakan coat krem panjang dan syal warna mustard yang mencolok. Di belakangnya, seorang pria dengan jaket hitam dan ransel kulit terlihat menundukkan kepala saat memasuki kafe, langkahnya tenang dan mantap.

“Pagi, para gadis musim dingin!” seru Adrian sambil membuka pintu, mengguncang salju dari sepatunya.

“Aku bawa kejutan manis hari ini.”

Bella, yang sedang menuang kopi ke dalam termos kecil, langsung menoleh dengan semangat.

“Kejutan? Jangan bilang kamu membawa banyak buku puisi.”

“Lebih baik dari buku puisiku, tapi tidak juga,” potong Adrian sambil menepuk punggung pria di belakangnya. “Ini dia. Sahabat lama waktu aku kuliah di Berlin. Nama lengkapnya Liam Hartanto Klein. Tapi kalian boleh panggil dia Liam, atau hey handsome juga boleh.”

Liam tersenyum kecil. Sorot matanya lembut, tapi tajam. Wajahnya seperti lukisan yang keliru masuk ke dunia nyata, campuran halus antara garis Asia dan Eropa, dengan rahang kuat, kulit pucat keemasan, dan mata hazel yang terlihat hangat namun tak mudah ditebak.

Bella refleks mengangkat alis. “Oh wow. Kamu beneran tidak main-main ya, Adrian.”

Adrian tertawa puas. “Tentu saja. Sahabatku ini sekarang ilustrator buku anak-anak, tapi itu pekerjaan sampingannya, karena sebenarnya dia adalah seorang arsitek papan atas. Semua gambarnya bisa bikin kamu menangis seminggu penuh tanpa jeda sedetik pun.”

Bella yang terkagum-kagum mulai mengajaknya bicara,  sementara mata Liam bergerak perlahan ke arah Lara.

Dia belum bicara apa-apa.

Dan Lara, seperti biasa, hanya mengangguk kecil. Diam. Tapi untuk sesaat, tatapan mereka bertaut, dan waktu seolah kehilangan suaranya. Tak ada senyum. Tak ada sapaan manis. Hanya keheningan yang menggantung di antara keduanya.

Liam akhirnya berkata pelan, “Senang bertemu kalian.”

Nada suaranya tenang, berat, dan terdengar tulus. Tapi lirikan singkatnya pada Lara tak sepenuhnya tersembunyi.

Adrian, seolah menyadari getaran kecil itu, berseru cepat, “Oke, oke, cukup perkenalannya! Kita harus bergegas sebelum Brocante dibanjiri para kolektor licik berkedok nenek manis. Aku tidak mau pulang cuma bawa cermin retak yang katanya bisa memanggil masa lalu dan lukisan kucing tanpa mata!”

Lara menunduk sedikit, menyembunyikan rona samar yang muncul entah dari hawa dingin atau sesuatu yang lain.

“Baiklah,” kata Adrian sambil menepuk kedua tangannya, “pasar vintage menanti, dan aku sudah siap memborong piring tua yang entah kenapa selalu kupikir bisa membuatku terlihat dewasa dan bertanggung jawab.”

Bella tertawa, menyampirkan syalnya. “Piring tua? Kamu tidak mau koleksi sendok bengkok juga sekalian?”

Adrian menunjuk Bella dengan gaya detektif. “Itu ide yang sangat jahat. Tapi akan kupertimbangkan jika sendok itu bisa membengkokkan nasib cintaku.”

“Semoga nasibmu tidak bengkok seperti sendoknya,” gumam Lara pelan, tapi cukup terdengar.

Adrian langsung berputar ke arah Lara dengan ekspresi terkejut. “Astaga! Dia bercanda! Lara kita akhirnya melontarkan sarkasme halus! Ini, ini adalah kemenangan kecil dalam sejarah hubungan pertemanan kita!”

Bella tersenyum. “Kau harus tulis itu di buku harian.”

Adrian mendesah dramatis. “Sudah pasti. Aku akan beri judul Hari Lara Tersenyum dan Sedikit Mengejekku, Catatan Langka Musim Salju.”

Sambil bercanda begitu, mereka mulai berjalan menyusuri jalanan berbatu menuju Brocante yang berada di Talloires. Bella dengan langkah ringan di sebelah Liam, terus melontarkan pertanyaan, tentang Berlin, tentang ilustrasi, bahkan tentang makanan favorit.

“Oke, pertanyaan penting, risotto atau ramen?” tanya Bella cepat.

“Ramen,” jawab Liam tanpa ragu.

“YES! Aku tahu selera makanan yang enak.”

Adrian mengangkat tangan tinggi. “Tunggu. Apakah ini tes kecocokan kuliner atau pemilihan soulmate?”

Lara, yang berjalan agak di belakang bersama Adrian, hanya menatap ke depan. Tapi diam-diam, ia memperhatikan interaksi di depan. Cara Liam menjawab, cara Bella tertawa. Dan, sesekali menatap kosong ke depan.

Adrian membungkuk sedikit ke arah Lara. “Liam itu tipe pria yang bisa mengalahkan cuaca dingin hanya dengan tatapan. Tapi tetap, jangan khawatir, posisi penyair konyol favoritmu masih aman.”

Lara akhirnya menoleh sebentar. “Mungkin aman, karena belum ada kandidat lain.”

Adrian menepuk dadanya dengan tegas. “Aku terharu. Aku tahu kamu menyayangiku dengan cara yang sangat pasif-agresif.”

Mereka tertawa kecil, lalu terus melangkah menuju halte. Sepatu mereka meninggalkan jejak di salju, suara tawa menyatu dengan desir angin pagi.

Di bus menuju Talloires. Lara tidak banyak bicara, kepalanya sesekali menunduk, matanya mengamati ranting-ranting yang menggigil. Tapi sesekali, ia melirik Liam, yang kini sedang mendengarkan Bella dengan sabar dan senyum tenang. Memang Bella duduk bersama Liam. Sedang Lara duduk bersama Adrian, itu permintaan Bella, dia malas duduk di samping Adrian yang tak pernah bisa diam.

“Kalau pasar ini menjual waktu,” gumam Adrian, “aku akan beli ulang masa SMA-ku, hanya untuk menghindari rambut jabrik yang kuanggap keren saat itu.”

Lara menoleh dengan senyum kecil. “Kamu bisa beli sisir, jauh lebih murah.”

Ucapan itu hanya spontan, hanya untuk mengimbangi lelucon Adrian, yang, dia sendiri tidak tahu, apakah lelucon garing yang dia lontarkan akan bisa mengimbangi lelucon menarik Adrian.

Lara juga tidak ingin hanya diam saat Adrian mencoba membuat suasana di bus menjadi lebih bernafas.

“Eh, itu juga bisa jadi solusi. Tapi sisir tidak bisa menyisir masa lalu.”

“Ah, tapi rambut jabrik itu sudah jadi bagian sejarah. Kalau aku hilangkan, dunia kehilangan satu catatan penting tentang kegagalan estetika,” sahut Adrian dengan gaya dramatis.

Liam sempat menoleh lagi, hanya sekejap, tapi cukup lama untuk menandai bahwa, dari seluruh perjalanan ini, dialah satu-satunya yang tidak tertawa.

Dan entah kenapa, justru hal itu yang membuatnya ingin mengenal Lara lebih jauh.

🌨️🌨️🌨️

Langkahku terasa berat meski kaki terus melangkah di antara riuh rendah suasana pagi itu. Di balik dinginnya udara Annecy, ada kehangatan yang sulit kugapai, seolah hatiku masih terperangkap dalam lapisan kabut yang belum mampu kutembus.

Suara tawa dan percakapan di sekelilingku seperti gema yang jauh, mengalir tanpa benar-benar menyentuh ruang dalam diriku.

Mataku seringkali menatap kosong ke arah jalan berbatu, mencoba menangkap sesuatu yang tak terlihat, sesuatu yang terasa mengganjal di dalam dada.

Ada getaran halus di udara yang membuatku ragu, sebuah perasaan asing yang belum kutemui namanya, namun membuat seluruh dunia seolah berhenti sejenak, memberi ruang bagi harap yang tak berani kubisikkan.

❄️Catatan:

Brocante, istilah dalam bahasa Prancis yang merujuk pada pasar barang antik atau barang bekas bernilai seni, dekoratif, atau sejarah.

******

Untuk readers selamat datang di karya baru author, untuk yang sudah membaca. Terima kasih banyak, jangan lupa support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya biar author semangat up-nya. Terima kasih😘😘😘

1
Irma Luthfah
boleh gak aku senyum sinis pas tau keadaan si dilanda ini🤣🤣
Sazmah Maa
kenapa bertahan
tutiana
author ni berpihak pd dila kah,,, kok ada aja sih ulahnya nyakitin lara, ga hbs2 niat jahatnya ke lara
Ariany Sudjana
orang seperti Liam kok bodoh sekali? nanti si pelakor Dila tidur sama Liam, video direkam dan dikirim ke lara, pasti begitu. dan ujungnya lara marah dan pergi dari Liam, dan pelakor yang menang
M.S Inisial
Bqgus alur ceritanya thor. bikin deg-dengan
Isma Nayla
hampir semua novel kok ceritanya sama semua,klu sampai ceritanya sm off dulu deh bacanya.
jd malas bacanya
Maple latte: ceritanya sama bagaimana y kak? maaf kak, ini hasil pemikiran author sendiri. kuras isi kepala kak nulisnya, nulis novel itu bukan kayak nulis balas chat kak. belum lagi kalo stuck, kita benar-benar harus mikir.
total 1 replies
Siti M Akil
jangan2 itu ular ngaku hamil anak nya liam trs bilang sama lara lihat lelaki mu semuanya suka sama aku sampai aku hamil hmm of dulu ah bacanya
rian Away
padahal eksekusi DILA DIBUNUH, ARGA DIPOTONG KELAMIN NYA
sullycungliiie
kalau sampe rencana Dila berhasil aku GK mau baca lagi thor.....baru juga lara bahagia terus dilanjing itu mau rebut suaminya lagi... males Thor bacanya kalo sampe itu terjadi
Star Ir
tuh kan receh banget
Umi Kolifah
ya masak Dila menang dan Liam bisa terkena jeratnya , q gak rela Thor kalau hidup lara berantakan lagi, pokoknya q marah sama othor kalau itu terjadi/Sob//Sob//Sob/
Yuli Yulianti
semoga ad yg menolong liam ..Arga bodoh kamu akan menyesal klo kamu ngikuti kehendak Dila biar pun kamu nangis darah lara tidak akan kembali lg kepadamu jadi berpikir kah jgn sampai jadi penyesalan mu
gaby
Yah, makin panjang kali lebar critanya. Ya kali Liam sebodoh itu masuk jebakan. Ntar Dila ngaku2 hamil anak Liam, lalu Lara di madu lg. Ntar Lara nikah lagi sama cwok lain, trus Dila iri lagi, abis itu di ambil lg suami Lara. Kaya gitu aja terus muter2nya.
Ceu Markonah: hampir semua cerita novel begitu
total 1 replies
Ceu Markonah
terlallu muter muter
YuWie
kenapa kata2 nya semakin bertele2 ya
Ma Em
Kenapa Dila tdk mati saja sih karena pendarahan , jgn sampai Arga atau Lara masuk kedalam jebakan Dila , tolong selamatkan Lara Thor 🙏🙏 .
rian Away: TENANG NANTI DIA AKAN MATI SETELAH DI ....
total 1 replies
Ariany Sudjana
itu hukum tabur tuai Dila, terima saja, jangan selalu menyalahkan lara
Ceu Markonah
kpn berakhirnya niat jahat nyai kunti ini
Dewi Yanti
plis thor buat rencana dila gagal, kasihan lara klo sampai m3nderita lg
Tini Uje
dinegara sendiri pun lara tak ada aman2 nya..mnding keluar nagrek aja lagi thor 😅
Maple latte: Di Luar negeri drama hidupnya kurang seru kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!