Di khianati kekasihnya hingga dirinya di jebak oleh ibu tirinya di hari di mana pertunangan kekasihnya dengan adik tirinya untuk diberikan ke pria hidung belang.
Membuat dirinya melarikan diri hingga tangannya tiba-tiba di tarik ke dalam kamar oleh seorang pria.
Gadis itu pun melakukan cinta satu malam bersama pria asing tersebut. Di saat dirinya dihina oleh keluarganya pria tersebut menolongnya.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Ikuti yuk novelku yang ke 43.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
"Apakah Kamu tidak paham dengan apa yang barusan Aku katakan? Ya, Kamu di pecat dan pergi ke bagian HRD untuk mengambil gaji terakhirmu." Jawab Leo sambil menatap tajam ke arah sekretaris istrinya.
Sekretaris itupun pergi dengan wajah pucat karena wajah Leo sangat menakutkan.
"Maaf Sayang, aku ke meja sekretaris untuk melihat dokumennya terlebih dahulu karena aku ingin menyelesaikan dokumennya sekarang juga. Kalau suamiku terburu-buru pergi ke kantor, berangkat saja duluan." Ucap Jovanka sambil duduk di kursi sekretaris.
"Tidak apa-apa Sayang, Aku akan menunggumu." Ucap Leo.
Jovanka hanya menganggukkan kepalanya kemudian mulai mengotak atik laptopnya hingga lima belas menit kemudian Jovanka sudah menyelesaikan pekerjaannya.
"Dokumen untuk meeting dengan klien PT West Com Co-op di restoran Seroja sudah selesai sekarang kita pergi ke perusahaan Kak Leo." Ucap Jovanka.
"Ok." Jawab Leo singkat.
Mereka pun pergi meninggalkan perusahaan yang masih terbilang kecil dibandingkan perusahaan Leo yang sangat besar. Hingga dua puluh menit kemudian mereka sudah sampai di perusahaan milik Leo.
"Mau Aku bantu mengecek dokumen?" Tanya Jovanka.
"Boleh, silahkan saja." Jawab Leo yang percaya istrinya tidak akan membocorkan rahasia perusahaannya.
Jovanka hanya menganggukkan kepalanya hingga tidak terasa sudah jam dua belas waktunya makan siang.
"Sayang, lebih baik kita makan di restoran Seroja sekalian nanti kita meeting jam satu." Ucap Leo.
"Suamiku mau menemaniku meeting?" Tanya Jovanka dengan wajah terkejut.
"Tentu saja, memang kenapa?" Tanya Leo.
"Tidak apa-apa hanya saja Aku sangat senang bisa ditemani meeting bersama suami tampanku." Ucap Jovanka.
Leo hanya tersenyum sambil mengusap rambut istrinya. Hingga mereka berjalan ke arah lobby di mana semua karyawan dan karyawati menyapa Leo. Leo hanya diam saja sedangkan Jovanka membalas sapaan mereka dan terkadang tersenyum.
'Cih ... Aku sangat yakin kalau istrinya adalah wanita yang tidak punya malu menggoda pria kaya.' Ucap salah satu karyawati pertama dalam hati.
'Aku rasa sebelum menikah wanita yang tidak punya malu itu menjebak pangeran ku karena yang kami tahu pangeran ku adalah pria yang sangat dingin dan sulit tersentuh.' Ucap karyawati ke dua dalam hati.
'Aku akan lakukan apapun caranya agar mereka berpisah karena hanya Aku yang berhak menikah dengan sang pujaan hati.' Ucap karyawati ke tiga dalam hati.
Sebagian karyawati sangat iri dengan Jovanka karena dapat menikah dengan pria yang sangat kaya dan sangat tampan pujaan para karyawati di perusahaan tempat mereka bekerja.
Leo memeluk pinggang istrinya membuat Jovanka terkejut sekaligus sangat bahagia karena Leo mengakui dirinya sebagai istrinya di depan para karyawan dan karyawatinya.
Di tempat yang berbeda tepatnya di perusahaan milik Angel di mana Hero membantu Angel mengurus perusahaannya. Di mana saat ini mereka mengecek laporan keuangan tiga bulan satu persatu dan terkadang Angel menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Kakak iparku sangat tamat, perusahaan ini seperti sengaja di buat bangkrut dan setengah modal dan keuntungan masuk ke rekening Kakak ipar." Ucap Angel.
"Betul sekali dan bisa diperkirakan dua atau tiga bulan lagi perusahaan ini akan mengalami kebangkrutan." Ucap Hero.
"Betul kata Kak Hero dan jalan satu - satunya mencari investor untuk menanam saham. Tapi kalau perusahaan mau bangkrut seperti ini siapa yang mau?" Tanya Angel dengan mata berkaca-kaca.
"Perusahaan milikku dari hasil warisan orang tuaku haruskah hilang sekejap?" Tanya Angel sambil berusaha agar air matanya tidak keluar.