NovelToon NovelToon
Istriku Anak Jendral

Istriku Anak Jendral

Status: tamat
Genre:Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Risnawati

Seorang polisi harus menikahi putri dari jendral yang menjadikannya ajudan. Dengan kejadian tak terduga dan tanpa ia ketahui siapa orang yang telah menjebak dirinya.

"Ini semua pasti kerjaan kamu 'kan? Kamu sengaja melakukan hal ini padaku!" Sentak Khanza saat menyadari dirinya telah tidur dengan ajudan yang diberikan oleh Papanya.

"Mbak, saya benar-benar tidak tahu. Saya tidak ingat apapun," jelas Yusuf, polisi yang ditunjuk sebagai ajudan untuk putri jenderal bintang dua itu.

Jangan ditanya bagaimana takutnya Pria itu saat menyadari, bahwa ia telah menodai anak dari jenderal bintang dua itu.


Siapakah Jendral bintang dua itu? Kalau sudah pernah mampir di karya aku yang berjudul, (Dokter tampan itu ayah anakku) pasti tahu dong😉 Yuk kepoin kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melepaskan

Sesampainya dirumah, Arfan segera mengeluarkan koper bawaan istrinya, Elin tampak kaku. Perasaan wanita itu tidak menentu. Dia tidak bisa membiarkan Arfan memperlakukannya seperti yang biasanya.

Setelah meletakkan barang bawaan Elin, Arfan segera menghampiri istrinya yang masih diam mematung. Pria itu segera membungkam bibir Elin dengan perasaan penuh rindu.

Elin terkesiap mendapat serangan tiba-tiba dari Arfan. Wanita itu segera mendorong tubuh Arfan agar menjauh sehingga membuat Arfan menatap semakin curiga.

"Kenapa Dek? Apakah kamu tidak merindukan aku?" tanya Arfan dengan nafas memburu

"Mas, aku datang kesini untuk bicara padamu. Ini penting Mas."

Arfan mencoba untuk menguasai dirinya, dia juga penasaran dengan masalah yang ingin dibicarakan oleh Elin. Pria membawa Elin untuk duduk.

"Ayo kita bicarakan sekarang."

Elin duduk berhadapan dengan Pria yang sudah enam tahun ini membersamai dirinya, sungguh sangat berat untuk mengatakan yang sebenarnya. Tapi, ini harus ia sampaikan agar semuanya jelas.

"Mas, aku, aku minta cerai!"

Seketika Arfan tercengang, namun Pria itu merubah ekspresi wajahnya dengan tersenyum lucu. Dia mengira Elin sedang mengerjainya.

"Bercanda kamu tidak lucu, Dek. Jangan mudah bicara seperti itu. Tidak baik jika didengar oleh orang lain," tukas Arfan mengingatkan sang istri, tetapi dia tidak marah sedikitpun.

"Justru itu aku tidak main-main dengan ucapanku, Mas. Aku benar-benar ingin kita pisah! Mungkin kata-kataku ini sangat menyakitkan, tetapi mungkin ini jalan yang terbaik buat kita."

"Dek, kamu jangan bercanda!" Arfan sedikit menaikkan nada suaranya.

"Mas, sekali lagi aku katakan, bahwa aku tidak bercanda. Aku benar-benar ingin kita pisah."

"Apa penyebabnya Elin? Katakan?!"

"Aku sudah mencintai lelaki lain!"

"Hng! Jangan ngaco kamu! Apakah karena kamu tidak ingin dimadu? Apakah karena Rindi?"

"Tidak Mas! Ini tidak ada sangkut pautnya dengan Rindi. Tetapi ini tentang masalaluku, Mas Adri masih hidup. Dia adalah cinta pertamaku. Ternyata cintaku masih utuh untuknya. Tolong maafkan aku, saat ini perasaanku telah hilang untukmu."

Elin tak kuasa menahan air matanya. Begitu juga dengan Arfan, dada Pria itu bagaikan dipukul oleh Godam besar. Nafasnya terasa sesak. Dia menatap Elin yang tampak begitu ingin lepas darinya.

"Katakan dimana Pria itu sekarang?" tanya Arfan dengan suara parau.

Elin melihat wajah Arfan yang sudah meneteskan air mata. "Mas, maafkan aku..."

"Katakan Elin dimana Pria itu sekarang?"

"Di-dia ada di Medan Mas," lirih wanita itu dengan tangis pilu.

"Katakan sekali lagi Elin, apakah kamu memang sudah tak mencintai aku lagi?"

"Iya, Mas. Aku sudah tak mencintaimu lagi." Dengan yakin tanpa ragu Elin mengatakan sekali lagi bahwa perasaannya telah hilang untuk Arfan.

Arfan meraih tangan Elin dan kembali menyeret koper bawaannya tadi. "Ayo kita selesaikan sekarang."

"Apa maksud kamu Mas?" tanya Elin masih tidak mengerti saat Arfan memasukkan koper itu kedalam mobil.

Arfan berusaha untuk tetap tenang. Dia menghapus air matanya. Dan membukakan pintu untuk Elin. Meskipun ini adalah hal yang paling menyakitkan tetapi, dia tidak ingin egois.

"Masuklah! Aku akan menemui Pria itu."

Dengan derai air mata, Elin hanya mengikuti perintah Arfan untuk masuk kedalam mobil. Dia tidak tahu apa maksud Arfan ingin bertemu dengan Adri. Apakah dia akan menyakiti Pria itu.

Setibanya di bandara, Arfan segera memesan tiket pesawat untuk terbang hari itu juga ke kota Medan. Elin masih diam tak berani lagi untuk bertanya, raut wajah Arfan tampak tak bersahabat, dia tidak tahu entah kekacauan apa yang akan terjadi nanti.

***

Setibanya di kota Medan, Arfan menelpon kedua belah pihak keluarganya dan keluarga Elin. Arfan memesan sebuah ruangan private room di sebuah Cafe.

"Telepon Pria itu, dan suruh dia datang sekarang!" Titah Arfan dengan nada tegas.

"Mas, apa maksud kamu dengan semua ini?" tanya Elin masih belum mengerti.

"Kenapa kamu masih bertanya Elin, kamu benar-benar ingin lepas dariku 'kan?"

Sejenak suasana sunyi. Elin segera menelpon Adri, dia juga ingin memastikan keseriusan Pria yang dicintainya itu. Apakah dia berani menghadapi Pria yang masih berstatus sebagai suaminya.

Ternyata Adri menyanggupi. Pria itu tampak begitu serius dengan wanita yang dulu sebagai tunangannya. Apapun resikonya akan dia hadapi demi memperjuangkan cintanya.

Sekitar tiga puluh menit. Kedua belah pihak sudah berada di ruangan itu. Mama Zahra dan Daddy, sudah hadir disana. Bagian Elin, yaitu Abang dan Papanya.

Mereka terlihat heran dengan pertemuan mendadak ini. Mama Zahra semakin tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dia menatap wajah Arfan terlihat mata Putranya memerah. Begitu juga Elin.

"Arfan, ada apa ini? Ayo bicaralah!" Mama Zahra memecah keheningan diantara mereka.

"Nanti dulu Ma. Ada seseorang yang aku tunggu," ujar Arfan dengan nada dingin.

"Tak berselang lama yang ditunggu telah datang. Seorang Pria tampan, dengan mengenakan jas kantor. Arfan mengamati penampilan rivalnya itu. Sepertinya Pria itu seorang pimpinan di perusahaan, terlihat dari stelan yang dia kenakan.

"Adriansyah!" Ujar Papa dan Abangnya Elin bersamaan.

"Om, Bang." Adri segera menyalami kedua Pria yang tentunya sudah sangat dia kenali.

"Kamu!"

"Iya, Om, aku baru dua bulan ini berada di kota Medan. Sebelumnya aku mengalami cidera otak mengakibatkan aku lupa ingatan selama lima tahu belakangan ini. Setelah ingatanku pulih maka aku segera mencari keluargaku kembali."

Adri menjelaskan tentang hilangnya dirinya pasca kecelakaan itu. Beruntungnya ada orang yang merawatnya dengan sabar sehingga ingatannya pulih kembali.

"Langsung saja ke pokok pembahasannya. Apakah kamu Pria yang dicintai Elin?" tanya Arfan yang membuat semua orang terkejut.

Adri menghela nafas berat, sebenarnya dia tidak ingin semua ini terjadi, tetapi perasaannya tak bisa dibohongi walaupun dia akan disebut sebagai perebut istri orang.

"Ya, aku dan Elin masih saling mencintai. Maafkan aku karena sudah menjadi pengacau di rumah tanggamu."

"Apakah kamu berjanji tidak akan pernah menyakiti perasaan Elin?"

"Aku berjanji tidak akan pernah menyakiti perasaannya, aku akan selalu membahagiakannya."

"Kamu tahu, aku masih sangat mencintainya, tetapi aku juga tidak ingin egois, aku akan melakukan apapun demi kebahagiaan Elin, walaupun aku harus melepaskan demi kebahagiaannya bersama orang lain."

Arfan menahan sesak di dadanya. Dia menatap Papa mertuanya dan Abang iparnya, setelah itu dia menatap kedua orangtuanya.

"Sekarang katakan Elin, apa yang ada dalam hatimu saat ini."

Akhirnya Elin dan Adri menjelaskan semuanya, dan keluarga tak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa pasrah karena itu adalah keputusan Elin, untuk kebahagiaannya.

Arfan berdiri dari duduknya, dan menghampiri Elin. Pria itu meraih tangan Elin agar berdiri menghadap kepadanya. Air mata pasangan itu sama-sama menetes. Arfan berusaha untuk tetap tegar, dia mengatur nafas dan menormalkan perasaannya. Perlahan tangannya terangkat dan meletakkan diatas kepala Elin.

"Elin, hari ini aku menalak dirimu. Sekarang kamu bukan istriku lagi!"

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
Ellya Muchdiana
mending Arumi sama dr. Radit
Ellya Muchdiana
kalo punya istri 2 ,,,, yah kerjanya bohong sana sini,,,
Istifada
Luar biasa
Iis Kurniasih
Wahl Arum telat datang bulan nie....makanya pengen di manja sm suami tp sayang Khen tidak peka....
Iis Kurniasih
Luar biasa....smg karya² tambah oke..... semangat y author
Iis Kurniasih
Lumayan
Harti
Luar biasa
Deswita
🙏👍💪💪
Azlen Haslina
luar biasa
Anonymous
Ya saya jg
guntur 1609
hahahaj kena kau ken. menderitanya
guntur 1609
pa ia ada laki2 seperti tu ya?
guntur 1609
mudah2an kebaikan. kesabaran dan sifat penyanyang yusug tertular sama aku. tapi tdk dengan m3nduakan istri...amit2...dijauhkan lah ya Allah
guntur 1609
kok jauh x ceritany diulang thor
guntur 1609
kok jauh x ceritany diulang thor
guntur 1609
oh brti sma dong dengan om nya
guntur 1609
oh ya btw yandra jafi sm fatimahbgak ya?
guntur 1609
brti ni sambungan cerita arman ya. anaknya arman....
Qaisaa Nazarudin
Ckk adek mu cuman puasa seminggu,Lha kamu malah puasa sampai Setahun..Puasa setahun aja bangga .🤣🤣🤣😜😜
Qaisaa Nazarudin
1Tahun adalah waktu yg cukup lama untuk salahpaham..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!