"5 milliar untuk rahimmu! Lahirkan seorang pewaris untukku! Setelah dia lahir, kau boleh pergi!"
Nayla bingung untuk mengambil keputusan secepat itu. Tetapi dia sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi Ayahnya yang mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu.
"Jika sampai satu tahun, aku tidak kunjung melahirkan. Apa kompensasinya?"
"Kau harus tetap mengembalikan uangku dengan menjadi budak wanitaku!"
Bagaimana reaksi Nayla? Akan kah dia tetap melanjutkan syarat pernikahan kontrak dengan CEO di tempat dia bekerja? Bagaimana nasib Keluarga Nayla Suherman selanjutnya? Akan kah tumbuh benih-benih cinta di dalam nya. Yuk kepoin cerita Nayla dan Mahendra Wijaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebohongan
Selamat membaca...
🍒
🍒
🍒
Mahen berlutut dan menatap serius kali ini. Ia tak mau membuang waktunya sia-sia dan terlalu banyak berbasa-basi lagi. Ia hanya ingin menjelaskan duduk permasalahan yang dibuatnya dan segera menyelesaikan semuanya yang telah terjadi karena ulahnya.
"Apalagi yang hendak kamu jelaskan pada Mama, Mahen?" tanya Mama Siska dengan raut wajah sendu. Wajah seorang Mama yang kecewa dengan kelakuan putra satu-satunya.
"Mama mengetahui ini semua dari Giska, kan?" tanya Mahen fokus dengan pembicaraannya. Ia sangat ingin tahu apa yang telah diadukan Giska pada Mamanya, tentang gadis belia yang baru ia nikahi secara siri itu. Mahen meragukan berita yang dikabarkan pada Mamanya itu, tidak semuanya benar. Ia sudah faham betul betapa liciknya wanita yang bernama Giska.
"Mama bersyukur Giska telah memberitahukan kebohongan yang kamu sembunyikan dari Mama! Tapi, salah apa Mama sama kamu, Mahen? Hingga kamu tidak mau berkata jujur pada Mama! Apa kamu takut, Mama akan menggagalkan rencana pernikahan siri kamu dengan gadis itu? Separah itu kah kamu tidak mempercayai orang yang sudah melahirkan kamu? Atau jangan-jangan gadis itu telah memperdayai kamu, hingga meracuni otak kamu untuk membenci Mama?"
"Astaga, Mama!" Mahen terkejut mendengarnya. Ia hampir tidak percaya bahwa yang berbicara barusan adalah ibu kandungnya. Wanita yang telah membesarkannya, sekaligus wanita yang telah memahami karakter dan sifat Mahen. Semuanya terasa asing.
"Sadarkah yang barusan Mama katakan? Semuanya itu tidak ada satupun yang benar. Mama belum mengenal gadis itu. Dia tidak seperti Giska. Karakter dan sifatnya sangat jauh berbeda. Jika Mama telah mengenal gadis itu dan juga keluarganya, pasti Mama tidak akan pernah mau untuk berjauhan dengan gadis itu.
Nayla Suherman, gadis belia berusia sembilan belas tahun. Dia gadis yang periang, mandiri dan menyayangi kedua orang tuanya. Tidak matre dan juga hidup berfoya-foya yang setiap hari kerjaannya menghambur-hamburkan uang suaminya.
"Kalau dia gadis baik! Kenapa dia mau jadi yang kedua di usianya yang belia? Bahkan dia hanya menjadi istri siri. Ia rela menghabiskan masa mudanya hanya menjadi istri simpanan! Yang jadi pertanyaan Mama yang utama adalah kenapa dia nekat menyewakan rahimnya hanya demi uang!" simpul Mama Siska mengenai seorang Nayla.
"Mama ingin tahu jawabannya? Kenapa gadis itu mau menerima perjanjian yang Mahen buat? Dan jawabannya adalah demi untuk menyelamatkan nyawa laki-laki yang membuatnya jatuh cinta pertama kali ketika dia lahir di dunia ini. Laki-laki yang disebut dia pahlawan hidupnya tanpa tanda jasa. Laki-laki itu adalah Pak Hadi Suherman, ayah dari Nayla Suherman. Gadis belia yang kini menjadi istri siri Mahen. Ayah yang mengalami tabrak lari oleh seorang yang tidak bertanggung jawab atas perbuatan tidak terpuji itu adalah perempuan yang disebut menjadi menantu Keluarga Wijaya. Dia adalah Giska. Artis terkenal yang sedang naik daun dengan segala prestasinya dan sangat lembut tutur kata bahasanya, jika terlihat di layar televisi atau pun di sosmed yang lagi viral.
Jika Mama ingin marah? Marah saja pada Mahen. Karena dalam hal ini, Nayla tidak bersalah sedikit pun. Mahen lah yang telah melibatkan gadis belia itu dengan memasukkan dia dalam masalah besar yang telah terjadi dalam rumah tangga Mahen dan Giska. Dia bukan gadis yang memanfaatkan kekayaan Mahen. Dia juga bukan gadis matre yang disebutkan oleh Giska. Mahen akui, sejak awal mengambil keputusan ini. Mahen sempat ragu. Seolah-olah Mahen semakin memperkeruh keadaan yang sedang terjadi di dalam pernikahan Mahen. Selain tabrak lari, Giska juga telah menghianati kepercayaan Mahen padanya. Giska berselingkuh di belakang Mahen dengan produsernya. Laki-laki itu adalah Pramudya Adiswara."
Siska yang masih syok dengan semua penuturan Mahen hanya bisa terdiam tanpa bisa berkata-kata lagi. Dia hanya bisa merasakan cairan kristal yang telah terkumpul di sudut matanya, kini lolos begitu saja membasahi pipinya.
Siska memegang pundak Mahen menatapnya penuh haru. Sedetik kemudian Siska memeluk putranya dengan erat. Wanita itu memberikan pelukan hangat terbaiknya dengan berurai air mata. Menepuk punggung putranya berulang-ulang sambil mengucapkan syukur pada Alloh, setelah itu ia melonggarkan pelukannya.
"Mama mengucapkan syukur Alhamdulillah, Mahen. Semua telah terbuka. Kelicikan Giska yang selama ini ditutupi dengan topeng kelembutannya telah kamu ketahui juga."
Mahen yang sedikit bingung dengan penuturan Mamanya. "Apa Mama sudah mengetahuinya sejak lama? Kenapa Mama menyimpan semua itu dari Mahen?" ia memberondong pertanyaan pada Mama Siska.
Mama Siska menganggukkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan yang diberondongkan oleh Mahen pada nya. "Mama sudah mengetahui perselingkuhan Giska, sejak lama. Tapi Mama diam bukan tidak mencari bukit-bukit. Mama terus berdoa dan meminta petunjuk pada Alloh, agar membukakan jalan yang terbaik untuk pernikahan kamu, Mahen. Maafkan Mama yang selalu memaksakan kehendak pada kamu. Mulai dari permintaan Mama pada kamu untuk segera menikah. Karena Mama nggak ingin apa yang santer diberikan tentang kamu itu, benar adanya."
"Maksud Mama, berita yang mana?" desak tanya Mahen pada Mama Siska.
"Yang katanya kamu itu, hingga kamu belum juga mau menikah. Dan Mama nggak mau kamu seperti it--"
Mahen menyela ucapan Mamanya. "Dan Mama kira Mahen nggak normal? Mahen nggak doyan wanita? Jangan salah, Ma. Sedingin dan secuek Mahen. Putra Mama ini masih tahu jalan lubang yang benar! Enak aja ngatain Mahen lengkong! Berita hoax dari mana itu! Mahen tuntut baru nyahok!" amuknya dengan darah yang mendidih.
"Bukan gitu, maksud Mama! Dengerin dulu, biar Mama selesaikan kata-kata Mama, sebelum kamu berasumsi sendiri!" bantah Mama Siska sembari menegaskan kata-katanya.
Mahen memejamkan indera penglihatannya selama beberapa detik, lalu menatap Mama Siska. Menghirup oksigen sebanyak mungkin untuk mengisi rongga-rongga yang kosong di dadanya. Juga menelan salivanya untuk mengaliri tenggorokannya yang kering.
"Tapi saat ini, Mama ingin mencabut permintaan Mama pada kamu. Yang menyuruhmu untuk menikah kembali agar segera memiliki keturunan. Mama tidak ingin melihat putra Mama disakiti, di kecewa, dimanfaatkan bahkan dipermainkan hatinya oleh seorang wanita. Semua keputusan Mama serahkan kepadamu, Mahen. Jangan sampai gegabah untuk mencari sebuah keputusan."
"Dan keputusan Mahen saat ini adalah yang pertama menceraikan Giska. Yang kedua menikahi Nayla secara resmi tercatat dalam buku Negara."
"Mahen! Jangan gegabah mengambil keputusan yang berujung penyesalan," ujar Mama Siska.
"Penyesalan Mahen yang amat sangat adalah kenapa Mahen menikahi wanita iblis itu, Ma. Iblis yang berkedok manusia yang berhati lembut. Dan Mahen tidak akan ragu untuk melangkah bersama gadis ingusan dalam pernikahan yang bahagia," Mahen berusaha menyakinkan hati sang Mama. Jika dia tidak salah memilih gadis belia itu. "Mahen bisa tertawa lepas bersamanya. Mahen mulai jatuh cinta pada gadis ingusan yang telah mematahkan keraguan Mahen. Bahwa tidak ada cinta yang tulus di muka bumi ini dan itu salah. Mahen merasakan sesuatu yang berbeda pada diri Nayla. Tidak dengan Giska. Rasa yang hanya bisa dirasakan ketulusannya dengan ini," kata Mahen sembari tersenyum dan meraih tangan sang Mama tercinta, lalu meletakkan tangan lembut itu di dada bidangnya. "Mahen jatuh cinta pada pandangan pertama dan menemukan kedamaian kebahagiaan dan juga surgaku bersama gadis yang ceroboh namun bisa membuat aku tertawa lepas terbang bersama ke awan. Gadis yang ingin dihalalkan terlebih dulu sebelum aku menyentuhnya. Walaupun berawal dari kata kesepakatan yang aku buat hanya untuk menutupi rasa yang ada di sini. Bukan karena sesuatu hal simbolisme mutualisme! Melainkan karena Mahen benar-benar mencintai Nayla. Nayla Suherman, wanita yang pantas menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Itu keyakinanku, Mama!"
🍒🍒🍒🍒🍒