Istri Dalam Bait Do'Aku

.

.

.

" Zahraaa.. Sorry ya aku kesiangannn,, " sapa  Mecca buru-buru sambil berlarian kecil memasukki ruangannya. Zahra melihat boss'nya datang dengan gugup hanya tersenyum geli sambil terus cekikikan, Mecca sendiiri tidak paham maksud senyumannya.

"Iyaa kak Mecca, tadi ustaz Arsalan sudah kesini memberitahu. Beliau juga menitipkan susu kotak itu di meja kak, katanya kak Mecca pasti lupa tidak membawanya lagi. " Mecca hanya mengangguk lantas segera membuka laptop setelah menerima panggilan dari Chacha, assistennya.

"Mm,, kak Mecca aku baru tahu ternyata kalau kalian sudah menikah, hihi. " celetuk Zahra, sontak Mecca tersentak dari duduknya.

"Ehh,, kamuu tahu darimana Zaa? Ken cerita sama kamu? " Bukankah seharusnya Ken merahasiakan ini dan Mecca juga sudah meminta dia untuk merahasiakan pernikahan mereka, sampai mecca sendiri siap untukl go publik.

" Tadi ustaz Arsalan sendiri yang mengatakannya, kan aku tanya kenapa kak Mecca belum datang? Katanya semalam kak Mecca nggak bisa tidur jadi kesiangan tadi bangunnya, dari situ aku beranikan diri untuk bertanya kok bisa kak Mecca tidur di rumah ustaz Arsalan gitu, kan aku penasaraan memangnya kak Mecca tinggal di rumah ustaz arsalan? Beliau yang selalu jaga jarak maksimal pada perempuan ya kalii tiba-tiba sedeket itu sama kak Mecca. Ehh beliau jawab gini, dia istri saya Zahraaa, jadi jangan su'udhzon dulu, hahaha...  " jelasnya dengan wajah berseri-seri, Mecca hanya bisa melongo, padahal ia sudah berniat untuk merahasiakannya. Gadis itu langsung mendekat pada Zahra, agar ia tidak bicara terlalu keras.

" Ohh,, eum,, yaa karena kamu udah tahu tolong rahasiakan yaa Za? Aku belum pengin banyak orang tahu hal ini, aku saja baru tahu semalam kalau ternyata dia itu suami aku, hufhh. " Zahra pun tak kalah kagetnya, sambil melongo dia berjalan mendekat ke arah Mecca yang sudah menghempaskan tubuhnya dengan kasar di sofa.

" Wahhh,, bener-bener surprise yang sangat amazing yaa kak pasti? Senangnyaaaa, bisa menikmati ketampanan makhluk paling seksi di pesantren al Qalam itu, huhhu.. " gadis itu sangat memuja Kenindra, dan bukan hanya dia pasti masih banyak gadis-gadis lain yang sangat memuja wajah juga perangainya. Andai makhluk itu bukan Kenindra yang datang dari masa lalu Mecca, pasti dia pun bisa kepincut. Sayangnya, Mecca saat ini belum bisa memahami bagaimana perasaannya pada Ken.

Kalau saat ini Mecca harus bersaing dengan mereka semua para fans garis kerasnya di pesantren jelas dia akan kalah, lalu kenapa Kenindra memilih Mecca jadi istrinya??

"Amazing apanyaa!? Aku syock akut Zaa. Beberapa hari lalu aku tuh baru putus dari pacarku eh tiba-tiba semalam mendadak tahu kalau aku udah jadi istri orang,, gilaa kann? Ehh kok kamu nggak merasa aneh dengan ceritaku? Apa memang biasa di dunia pesantren kalau menikah mendadak seperti ini yaa? " Mecca beralih menatap heran pada assisten barunya.

"Yaa,, memang di sini kita tidak di ajarkan untuk pacaran kak, jadi yaa kebanyakan kita menikah lewat jalur ta'aruf. "

"Ta'aruff ??? Itu berarti menikah tanpa saling mengenal lebih dulu, kan? "

" Yaa mengenal kak, kita di perbolehkan saling kenal lebih dulu tapi tanpa kontak fisik dan tanpa bertemu secara berduaan. Tapi ada juga yang benar-benar baru di pertemukan dan langsung menikah,"

Istilahnya memang tidak terlalu asing untuk Mecca, meski dia bukan yang paham banget tapi cukup tahu sedikit. Namun tetap saja, diera jaman sekarang memang nya masih ada yang mau menikah jalur ta'aruf? Sedangkan sudah pacaran bertahun-tahun saja begitu menikah bisa tiba-tiba cerai dengan alasan perselingkuhan lah, beda pemikiran lah, atau apapun itu. Gimana kalau yang menikah hanya cuma modal ta'aruf? Kenal sebentar atau bahkan nggak kenal sama sekali langsung nikah?

Mecca makin sangsi dengan pernikahannya. Kenindra memang mengenalnya cukup lama dulu, namun selama bertahun-tahun ini ia tidak tahu apa yang terjadi pada Mecca kan? Kenapa main ijab qabul aja?

Lanjut dengan Zahra, selagi dapat teman cerita, Mecca bisa tanya banyak hal padanya.

"Wow! Nikah ta'aruf itu tanpa cinta dongg? Kan kita juga belum saling kenal latar belakangnya gimana, sifatnya seperti apa, gitu kan Za. Jaman sekarang kan banyak tuh penampilan malaikat hatinya penuh maksiat,"

" Wkwkwk.. Cinta bisa muncul setelah menikah kak, memangnya kak Mecca sebelumnya nggak tahu kalau sudah di nikahkan sama ustaz Arsalan ?? "  Mecca menggeleng lesu,

"Kita memang sudah saling kenal sejak SMA dulu, tapi berpisah karena dia kuliah di Kairo dan setelah bertahun-tahun tiba-tiba di pertemukan lagi aku sudah berstatus sebagai istrinyaa, tanpa persetujuan apapun, konyol kannn? Hufh. " berkali-kali Mecca menghembuskan nafasnya dengan kasar,

"Nggak apa-apa kak, berarti memang ustaz Arsalan ditakdirkan untuk kak Mecca. Ustaz Arsalan itu most wanted di sini. Selain tampan beliau juga sangat menjaga pandangan dari wanita, jaga jarak banget lah kalau bukan sama mahram, dan beliau pintar dalam menyampaikan ilmu-ilmunya, pokoknya high quality man kak." Zahra menjeda sejenak, dia melanjutkannya dengan antusias.

"Banyak yang bersaing untuk merebut perhatian beliau kak. Aku berani jamin bakalan ada patah masal kak di pesantren ini, haha. Meski banyak yang bilang sikap beliau itu dingin, sedingin salju abadi di antartika, tapi justru itu saya tarik kuatnya. Tapi berapa beruntungnya kak Mecca tidak butuh effort tiba-tiba saja sudah menjadi istrinya.  Aku liat sendiri kemarin bagaimana perlakuannya sama kak Mecca.. lembut bangett bicaranyaaa, huhuhu. Astaghfirullah bikin meltinggg,, maafkan Zahra ya Allah yang sudah memuja suami orang. " gadis itu masih saja selalu terpekik kala mendeskripsikan Ken. Mecca sampai menimpukkan bantal sofa ke wajahnya.

Harusnya vibes pembicaraan mereka itu miris, atau nyesek untuk Mecca. Tapi dengan review dari Zahra vibesnya berubah jadi kocak.

Mecca menghela napas panjangnya, "Aku belum semudah itu menerima Zaa, kan aku udah bilang beberapa hari lalu aku baru aja putus dari pacar aku ya massa sekarang tiba-tiba udah jadi istri orang ajaa. Kan nggak lucu,, semuanya terjadi terlalu cepat gitu lohh. Kek tahu bulat aja dadakan, bahkan aku ngga sempat mewujudkan dream weddingku. " Mecca menatap langit-langit ruangannya dengan tatapan nanar, bagaimana bisa hidupnya berubah drastis dalam waktu sesingkat itu.

Hari iyang panjang untuk Mecca ditemani gerimis dari siang sampai sore, semakin sore justru makin turun deras, membuat Mecca dan Zahra terjebak di ruangan desain sampai menjelang maghrib. Meccaa masih sibuk  menekuri semua pekerjaannya dari mulai merevisi desain baru sampai menentukan jenis kain yang akan di pakai, sedangkan Zahra ia tugaskan untuk memikirkan pemasarannya karena dia cukup mengenal berbagai kalangan melalui sosial medianya yang bisa menjadi target utama pasar Mereka.

" Zaa,, kamu nggak apa-apa nii udah malem masih di sini? " tanya Mecca, sejak mulai datang anak itu tidak banyak mengeluh mengikuti jam kerjanya yang sedikit di atas normal.

"Nggak kak, aku free hari ini kok besok baru ada kelas pagi. Yang aku khawatirin kak Mecca malahan itu ponselnya udah berkedip-kedip dari tadi siapa tahu ada telphon yang penting, " balasnya seraya menunjuk ponsel Mecca yang ia abaikan, berada di atas sofa.

"Ohh iyaa aku silent soalnya,, hihihi." sudah ada beberapa notifikasi panggilan dan chat dari Ken. Mungkin hal penting, Mecca merasa harus menelphonnya balik, selain dia tidak berani pulang sendiri karena gelap dan hujan, juga karena sekarang dia bisa melihat pria itu dari jendela di ruangannya. Pria alim itu tengah berdiri di samping masjid dan di seberangnya ada wanita yang bernama ustazah Aisyah sedang terus menatapnya di bawah payung sejak tadi.

Wahhh! Sepertinya akan ada yang dengan senang hati menggantikan posisi Mecca nih?