Peraturan yang sulit dijalankan Rizki begitu sulit bagi Rizki untuk tidak menyatakan perasaannya pada sahabatnya, mampukah Rizki untuk menjalankan peraturan orang tuanya untuk tidak pacaran sampai lulus sekolahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Rizki, Sisca, dan Sisil mampir ke pasar tradisional buat beli bahan untuk lomba di sekolah nya. Rasanya heran harus beli kelereng, kerupuk, karung, dan tali sendiri membuat Rizki harus beli langsung ke pasar setelah pulang sekolah bareng Sisca dan Sisil.
"Sekolah yang tidak mau siapin buat lomba siswa bikin ribet begini heran." protes Rizki sambil ikutin bodyguard yang beliin kebutuhan lomba nya.
"Iya bener kalah sama di TK kita nih menyebalkan sekali bikin repot, capek, terus panas juga huh." protes Sisca kesal pertama kalinya ke pasar tradisional seperti ini.
"Tadi kan saya sudah minta kalian tunggu di mobil selama beli ini semua atau kalian pulang sama Om Ucok, karena saya tahu bakal lama beli kebutuhan yang bakal kalian bawa besok." ucap Bodyguard sedikit kesal dengerin protes anak bosnya, padahal tadi sudah diminta pilih mau pulang duluan atau tunggu didalam mobil.
"Hehehehe maaf Om, namanya juga anak-anak protes pas sudah rasain pegelnya jalan kaki buat beli ini semua, habis ini beli eskrim iya Om supaya seger habis capek terus duduk santai sambil makan eskrim kalian berdua juga boleh deh makan eskrim juga." lanjut Rizki langsung kasih jari telunjuk dan jari tengah bentuk V.
Melihat Bodyguard nya emosi membuat Rizki langsung tawarin makan eskrim bareng supaya tidak kesal lagi bodyguard nya, mendengar protes dirinya dan kedua kakak nya yang memilih ikut belanja yang ternyata melelahkan sekali.
Ucok dan Kiki geleng-geleng kepala denger ucapan Rizki yang nawarin eskrim, karena protes denger ucapan Rizki, Sisca, dan Sisil yang ikut beli kebutuhan buat lomba di sekolah.
**
Lulu kaget melihat Bela lempar piring yang dibawanya untuk dikasih ke Meta, Lulu ingin sekali membagi cemilan yang dipesankan Bagas buat ibu mertua justru ditolak sama Bela dengan teganya dibuang begitu saja.
"Sudah berapa kali Mami bilang jangan peduli sama plakor itu Lu, Mami tidak suka melihatnya mengerti kan kalo Bagas yang minta iya abaikan saja toh yang mertua kamu kan Mami bukan plakor itu ngapain harus dibagi segala sih cih tidak sudi makanan ini dibagi sama dia lebih baik dikasih binatang yang kelaparan saja!" protes Bela emosi karena Bagas selalu saja membagi makanan untuk Meta.
"Maafkan Lulu Mi, Lulu cuman menghargai permintaan suami saja kok dan baik lah Lulu buang makanan ini dan kasih ke ayam saja untuk dihabiskan sama peliharaan kita." ucap Lulu takut melihat mertuanya marah, tapi tidak enak juga karena tidak bisa ikutin apa yang Bagas minta.
Menjadi orang baik begitu sulit Lulu jalankan karena ada tantangan yang harus dihadapi, rasanya Lulu ingin sekali protes sama mertuanya untuk tidak egois dan seenaknya tapi takut dianggap menantu yang tidak nurut apa kata mertua, mau bagaimana pun Bela ibu kandungnya Bagas yang harus diikuti keinginannya walaupun itu salah dan menyakiti perasaan orang lain.
Senyum puas mendengar ucapan Lulu, membuat Bela mau memaafkan menantunya toh Lulu tidak sepenuhnya salah karena diam-diam beli makanan untuk dikasih ke Meta.
**
Setibanya didalam kamar Prapti langsung lihat lagi gelang yang dipakainya pemberian Rizki di sekolah.
"Baik sekali Rizki hem baik lah gelang ini sering dipakai semoga tidak rusak supaya bisa awet dipakainya." ucap Prapti senyum-senyum melihat gelang yang dipakainya.