Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.
Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.
Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.
Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Bab 21~Perjalanan menuju Lembah Petir(bagian 2)
Zhang Yuze melangkah kakinya kembali setelah melawan monster martial landak tadi. Langkahnya terasa ringan setelah berhasil mendapatkan sumber daya untuk meningkatkan kultivasinya lagi.
Beruntung dirinya menemui Shizen di Kuil Naga terlebih dahulu. Jika tidak, maka Zhang Yuze akan mati konyol karena harus melawan monster kuat seperti landak tadi.
Setelah jalan menanjak dan berbelok habis, Zhang Yuze mendadak diam di tempat. Indra pendengarannya menangkap sebuah suara asing di sekitaran, bergerak senyap namun secepat angin.
Wuuuuuuuuuussssshhhh
Hampir saja tubuh Zhang Yuze tertangkap oleh sesuatu jika dirinya tak segera menghindar.
Mirip seperti sulur akar panjang dengan ujung runcing, berwarna merah muda, berbau busuk yang menyengat disertai tetesan cairan berwarna hitam pekat.
"Whoooaaaaaa!"
Zhang Yuze melompat dan berguling karena sulit itu terus mengejar ingin menangkapnya.
"Sial. Sebenarnya itu apa?!" Zhang Yuze penasaran melihat benda asing itu.
Tapi, dia tidak boleh lengah sedikitpun sebab benda tersebut terus mengejar dan tak membiarkannya beristirahat barang sejenak.
Sambil bergerak menghindar, ia menggerakkan tangan membentuk bola-bola air cukup besar yang kemudian dilemparkan ke arah sulur tadi berasal.
Swooooosssshh
Byuuurr...
Groooooookkkkk
Berhasil.
Sulur itu melambat, tak seagresif sebelumnya. Namun, detik berikutnya Zhang Yuze justru dibuat terkejut karena kemunculan yang dikira sulur itu bersamaan dengan sosok besar menjijikan.
Monster martial berwujud katak raksasa itu melompat sembari mengulurkan lidahnya hendak menangkap Zhang Yuze.
"Whooooooaaaaa!" Pemuda itu memutar tubuh sembari melayang di udara lalu melompat ke atas pohon yang lebih tinggi. "Sial, rupanya itu monster martial katak yang telah banyak memakan manusia. Sangat besar dan ... Ah, aku tidak tahan baunya," erangnya.
Zhang Yuze bahkan memuntahkan isi perut karena mencium cairan berbau busuk dari lidah katak raksasa yang terus menetes. "Huweeeeekkk!"
Monster martial katak itu kembali mengulurkan lidahnya yang panjang ke arah Zhang Yuze ketika melihat mangsanya tersebut lengah. Tapi ia tidak tahu jika Zhang Yuze bukan orang lemah seperti yang dipikirkannya.
Syuuuuuutttt
Ketika lidah itu terulur hendak menangkap tubuh Zhang Yuze, di saat bersamaan pemuda itu mengeluarkan pedangnya lalu menebas lidah berbau busuk tersebut hingga putus kemudian jatuh menggelepar di tanah.
ZRAAAAAATTTTTT
DAAAAAMM
GROOOOOOOOAAARRRRR
Monster martial katak itu meraung kesakitan setelah lidahnya terpotong oleh pedang Zhang Yuze. Matanya berubah menjadi merah darah disertai dengusan keras sebelum melompat sambil memuntahkan cairan berwarna hitam pekat ke arah Zhang Yuze.
Cuuuuhhh ... Cuuuuuhhhh
Zhang Yuze melompat ke atas sambil memutar tubuh menghindari serangan monster martial katak tersebut.
Swooooosssshh
Cairan hitam pekat itu bukan cairan biasa, melainkan racun mematikan dan ia jadi teringat bahwa racun yang melukai ibunya adalah racun hitam yang diyakini milik katak raksasa.
Tapi, siapa yang berani mendekati bahkan mengambil racun katak raksasa yang agresif seperti ini. Monster martial seperti katak raksasa ini tak mudah disentuh bahkan didekati dengan mudah. Kecuali ....
Cari mati, dia.
Slash ...
Pyaaaaarrr
Zhang Yuze berhasil menangkis racun itu dengan kibasan air yang dikeluarkan dari tangannya. Beruntung dirinya memiliki elemen air sebagai kekuatannya. Dengan begitu ia bisa menangkis cairan beracun itu dan menetralisir dengan elemen yang dimiliki.
Walaupun ia juga memiliki elemen api dan petir yang baru dipelajarinya dari kitab kuno peninggalan suku Feima, namun saat ini ia lebih memilih elemen air untuk melawan monster martial katak.
Tak tinggal diam, monster martial tersebut kembali memuntahkan cairan beracun ke arah Zhang Yuze untuk melumpuhkannya.
"Whooooooaaaaa!" Lagi-lagi ia harus melompat kemudian memutar tubuh untuk menghindari serangan monster martial yang menjijikan itu. "Monster sialan, kau membuatku jengkel!" geramnya.
Zhang Yuze menggenggam erat pedangnya lalu melesat ke arah monster martial katak tersebut, tepatnya ke arah mulutnya.
Melihat mangsanya menyerahkan diri, monster martial itu membuka mulutnya lebar-lebar.
Haaaaapp ...
Tubuh Zhang Yuze ditelan bulat-bulat oleh monster katak itu.
"TERNYATA DAGING KULTIVATOR JIWA PEMIMPIN SANGAT LEZAT," kelakar monster itu kegirangan.
Tapi, beberapa saat kemudian monster itu membulatkan mata merasakan sakit yang teramat sangat di perutnya. Mulutnya sampai mengembung dengan tubuh membesar seperti balon dan semakin besar dan terus membesar sebelum akhirmya meledak.
DUUUAAAAAAAAARRRRRRRRR
Tubuh monster martial itu hancur berkeping dengan seluruh isi perut yang berhamburan.
Crat ... Crat ... Crat
Zhang Yuze keluar dari dalam perut monster martial katak itu dilapisi bola air dan mantra pelindung. Pedangnya berlumuran darah segar dari monster katak.
Seperti terbakar menjadi debu, potongan tubuh monster martial itu lenyap bersamaan asap yang sempat mengepul tadi.
Sebuah inti monster melayang ke arah Zhang Yuze setelah monster itu lenyap sepenuhnya.
"Lumayan, kualitas tinggi!" seru Zhang Yuze sambil tersenyum karena mendapat sumber daya untuk meningkatkan kultivasinya lagi. "Perjalanan menuju Lembah Petir memang sangat sulit. Belum apa-apa saja sudah hampir celaka," cicitnya lagi.
Untuk sampai ke Lembah Petir, Zhang Yuze harus melewati dataran tinggi Lushan sebelum menuruni bukit Gongda.
Sesekali ia berhenti sejenak untuk beristirahat dan sekedar mencari makan atau minum.
Ketika sedang duduk di bawah pohon sambil menikmati buah persik, samar-samar Zhang Yuze mendengar suara tangisan seseorang.
Semakin lama suara tangisan itu terdengar jelas hingga ia pun beranjak dari duduknya dan mencari sumber suara.
Kepalanya menoleh ke kiri dan kanan, namun tak ada siapapun yang dilihatnya.
"Aneh, suaranya makin jelas tapi orangnya tidak ada." desisnya keheranan. Detik berikutnya ia mengedikkan kedua bahu tak peduli karena suara tangisan itu tak terdengar lagi.
Namun ketika Zhang Yuze duduk kembali untuk menikmati buah persik yang dipetiknya tadi, tangisan itu terdengar lagi bahkan semakin keras.
"Siapa sih yang sedang mempermainkan aku?!" erangnya kesal. Zhang Yuze sampai melempar bush yang sedang dimakannya ke tanah.
Tiba-tiba saja dari belakangnya muncul seseorang sambil menangis dan mendorong tubuh Zhang Yuze hingga terhuyung ke tanah.
"Hiks, kau tak punya perasaan!"
Bruk
"Aduh," keluh Zhang Yuze karena dahinya membentur tanah. Ia refleks menoleh dengan mata menyalang marah. "Siapa yang berani mendorongku?!" hardiknya geram.
"Aku. Kenapa? Salah sendiri kau menduduki tubuhku," debat orang tersebut.
Mata Zhang Yuze membulat sempurna. "Aku menduduki tubuhmu? Kapan? Aku tidak__" Ia ingin membantah namun orang tersebut langsung memangkas ucapannya.
"Dari tadi aku berada di sini dan kau tiba-tiba datang lalu duduk tanpa melihat-lihat," cecarnya.
"Tapi, ketika aku datang tadi memang tak ada siapapun di tempat ini. Kau jangan mengada-ada, bocah nakal!" sanggahnya lagi.
Bocah berusia kira-kira sebelas tahun itu keukeuh pada ucapannya. Ia pun memperlihatkan wujud aslinya pada Zhang Yuze membuat pemuda itu terkejut akhirnya.
"Kau .... siluman ulat sutra?!"
...Bersambung ......